Chapter 2 × Go Home

194 20 0
                                    

"Kebiasaan banget lo ninggalin gue," gerutu Haruto memasukkan kotak bekalnya ke laci mejanya.

"Lama sih," Jeongwoo sudah duduk tenang bermain dengan ponselnya disana.

'brak'

"JIANC— ga boleh ga boleh," sebenarnya itu adalah gebrakan meja dari Jeongwoo yang kesal karena teman se teamnya tidak menyerang turret pada saat lawannya lengah, dan alhasil lawannya menghancurkan turret dari teamnya terlebih dahulu.

Ehem, yang mengumpat tadi adalah Yedam yang sedang asik bermain Toca Boca malah kaget karena gebrakan meja dari Jeongwoo, "cok," lanjut Asahi dengan wajah tak berdosa.

"Malah dilanjutin maksud lo apaan ya sep," Yedam tersenyum tipis karena kelakuan Asahi.

"Lo nyebut gue apa tadi?" tanya Asahi.

"Sep, Asep."

"Lo manggil gue pake nama bapak gue?" tanya Asahi.

"YE TE TE A! Mending main toca boca," kata Yedam kemudian bermain lagi dengan ponselnya.

"Yeu, bujank, main kok toca boca!" kata Doyoung yang sudah bersiap untuk melontarkan kalimat mematikannya.

"Main apaan dong?" tanya Yedam.

"KAMU NANYEAKKK? KAMU BERTANYEA TANYEAK? SINI AKU KASIH TAU YEAKK, jangan main mending nonton, Upin Ipin Apin," kata Doyoung dengan wajah bahagianya.

"Udah berapa kali gue bilang, gue muak, gue udah muak, lo bilang kamu nanyeak kamu nanyeak, lama lama gue robek juga itu mulut lo," kata Haruto kemudian menunjukkan sebuah mainan di tangannya.

"ANJIR LO DAPET DARIMANA ITU LATTO LATTO!" dramatis Asahi kemudian meminjam latto latto milik Haruto.

"Gue jual, satu buah dua ringgit," kata Haruto santai.

"Gue beli dua sur!" kata Junghwan sudah siap dengan selembar uang di tangannya.

"Sorry ga menerima uang Zimbabwe, menerima rupiah, ringgit, yen, won, dan dolar amerika saja," nyeleneh Haruto mengambil dua buah latto latto.

"Anjir seratus triliun dolar coy!" celetuk Yedam.

"Mau? Buat lo nih," kata Junghwan dengan sangat enteng.

"Gila, beneran!"

"Iya, nanti jangan lupa cek uang ini berapa kalau di rupiahin," Junghwan tertawa karena sepertinya Yedam benar benar percaya dengannya.

"Itu dolar Zimbabwe bocah, uang itu malah ga berharga," celetuk Jaehyuk di ambang pintu.

"Yeu, Hwan lo malah kibulin gue," Yedam langsung pergi ke bangkunya lagi dan menyerahkan uang itu kepada sang pemilik.

"Lo mau ngapain ke sini?" tanya Jeongwoo.

"Lo bawa baju olahraga ga? Gue kelupaan anjir, mana nanti waktunya pak Jefri," kata Jaehyuk berjalan menuju bangku Jeongwoo.

"Ada, nih, lo bawa aja," kata Jeongwoo menyerahkan kaos olahraga miliknya.

"Thanks, gue balik duluan ya sur!"

"Yoi," kata Jeongwoo dengan santainya.



'tak tak tak'

'tak tak tak tak tak tak tak tak'






"Bang udah bang, udah udah cukup latto lattonya," kata Haruto saat melihat Asahi dengan sangat bersemangat bermain latto latto itu.

"Nih, thanks ya!" dan dengan ajaibnya wajah Asahi menjadi sangat berseri seri dan bersemangat, padahal biasanya ia tidak seperti itu.

World Of WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang