Prolog

36 4 1
                                    

◆◇◆◇◆◇◆◇

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

◆◇◆◇◆◇◆◇

Sorak sorai para murid kelas sepuluh memenuhi atmosfer lapangan sekolah. Lari estafet tengah berlangsung di bawah sinar matahari pagi dalam rangka praktek olahraga.

Di putaran terakhir, setiap anggota terakhir dari tiga regu saling berpacu, berusaha keras untuk menjadi orang paling awal yang menginjak garis finish.

Heuningkai menguap di tepi lapangan, langsung dihadiahi senggolan oleh Taehyun.

"Kau ngantuk di saat-saat seperti ini? Yang benar saja."

Tidak punya alibi untuk berargumen, Heuningkai hanya cengengesan dan kembali menatap perlombaan. Berharap bel istirahat lekas berbunyi sebelum gilirannya tiba. Aduh, dia mengantuk sekali karena semalaman bermain game online dengan Soobin, mengejar rank, walaupun akhirnya menang sepuluh kali, kalah sebelas kali; yang berarti bukannya naik, rank-nya malah turun. Baginya sekarang tidak ada yang lebih menarik selain terlelap.

Betul saja bel ististirahat berbunyi, kelompok yang belum praktik akan mendapat giliran minggu depan.

Para murid yang kepanasan itu berbondong-bondong ke kantin, Taehyun dan Heuningkai tentu tak mau ketinggalan, mereka berenang dalam kerumunan antrean yang semrawut walaupun akhirnya hanya kebagian air mineral biasa, bibi kantin bilang mereka kehabisan stok dan penyuplai akan datang sedikit terlambat hari ini.

Heuningkai tampak kecewa.

"Tidak apa," celetuk Taehyun sembari terkekeh. "Air mineral bagus untuk kesehatan." Meski terdengar bijak sebenarnya dia sedang menggoda temannya.

Yang digoda tersenyum miris.

Dahaga tetaplah dahaga, meski bukan minuman cola atau minuman brperisa jeruk, air mineral tetap terasa nikmat di tenggorokan yang kerontang.

"Hi, Guys!" Datanglah seorang Choi Beomgyu, anak kelas sebelas alias kakak kelas mereka. Dengan senyum cerah dan tatapan jahilnya yang sangat khas, mendudukkan diri di meja yang sama.

"Hai," sahut Taehyun dan Heuningkai.

"Kalian mau makan apa? Biar kutraktir!" Begitulah tabiat Beomgyu; sembarang menghamburkan uang. Padahal semalam dia sudah mengeluarkan uang banyak untuk membeli beberapa macam pizza saat mereka nongkrong bersama. Tidak heran jika sekarang Taehyun dan Heuningkai diam saja, mereka tidak mau merasa telah memoroti uang teman mereka sendiri.

Beberapa detik berlalu dan ekspresi semringah Beomgyu luntur. "Ayolah, aku tidak keberatan kok. Jangan merasa tidak enak, aku ikhlas, serius."

"Maaf, Kak Beomgyu, aku dan Heuningkai ingin ganti seragam, kalau ditunda-tunda takut tidak sempat. Iya, 'kan, Kai?"

Heuningkai mengangguk setuju, padahal hanya refleks. Seingatnya, dirinya dan Taehyun berencana makan dahulu sebelum ganti pakaian, tetapi dia tetap mengerti mengapa ada perubahan rencana sekarang. Heuningkai juga muak dengan keborosan Beomgyu yang melibatkan tiap momen kebersamaan mereka; traktir, traktir, traktir. Lama-lama Heuningkai merasa ketulusannya dibeli.

𝚉𝚎𝚛𝚘 𝙱𝚢 𝙾𝚗𝚎 = 𝓛𝓸𝓿𝓮 𝓢𝓸𝓷𝓰 ♡ Where stories live. Discover now