Matthew Tanudjaja (Xu Minghao) harus kembali ke Indonesia untuk menjalankan restoran milik keluarganya setelah berkuliah di Australia. Tidak sengaja ia bertemu kembali dengan mantan pacarnya saat SMA, Dinda Clarissa yang memutuskannya karena uang. K...
Di samping Jay ada Manendra yang mendesah gusar. Pria itu mengacak rambutnya frustasi dan membuang muka saat melihat Matthew mengusap wajahnya yang basah menggunakan telapak tangan. Ia tidak pernah melihat sisi sensitif Matthew sebelumnya. Selama ini, Matthew yang ia kenal adalah Matthew yang dingin, kaku, dan tidak pernah ingin memperlihatkan emosinya kepada orang lain. Tapi hari ini, Manendra melihat sosok rapuh Matthew untuk kali pertama.
"Lu udah nahan perasaan lu sejak lama, Thew. Dan baru kali ini kalian ketemu lagi, ngobrol bener-bener soal putusnya kalian." Kata Jay diamini Matthew yang menarik napas, berusaha membuat hatinya lebih tenang.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Gue salah, sih." Kata Matthew lalu berdehem agar suaranya tidak begitu serak. "Gue kelepasan nanya dia soal alasan kita putus."
"Tapi nggak salah juga." Timpal Jay, "itu hak lu buat nanya. Apalagi Dinda tiba-tiba minta putus waktu lu lagi nggak di Bandung."
"Move on." Manendra mendesis.
"Nen," Jay menyikut Manendra, tapi pria itu tidak memperdulikannya.
"Lu dengar sendiri, kan? Dinda pengen lu move on, Thew." Kata Manendra lebih jelas lagi, kedua matanya nyalang menatap Matthew yang masih menundukkan kepala.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Lagian lu juga udah punya Yona. Nggak mungkin juga lu bisa balikan sama Dinda kecuali lu mau Mami Papi lu murka!" Seru Manendra emosi dengan cepat seperti kereta ngebut.
"Nen... Nen... udahh..." Buru-buru Jay menenangkan Manendra yang hampir berdiri dari bangku agar bisa lebih mudah memarahi Matthew.
Untung saja mereka berada di back office Cafè sehingga keributan itu tidak mengganggu pengunjung Cafè Jay yang makin ramai di hari Sabtu. Jay paham mengapa Manendra marah, tapi ia pun paham kondisi Matthew yang selama bertahun-tahun dihantui rasa penasaran akan sikap Dinda yang meminta putus karena alasan yang tidak masuk akal.
"Dari awal juga udah dibilangin, ngapain ketemu sama Dinda lagi, jadi stalker, gila kan, lu sekarang!?"
"Nen!" Jay menepuk pundak Manendra dengan cukup kuat agar pria di sampingnya itu bisa diam.
"Gue mending gila sekalian daripada terus bertanya-tanya, Nen. Lu nggak tahu selama ini gue kesiksa sama pikiran gue sendiri, kan?" Tanya Matthew retoris, memandang Manendra dengan dua mata menyipit tajam.
"Karena lu nggak move on, bego!"
"Lu pikir move on gampang!?"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Lu udah tunangan anjir! Yona kurang apaan, coba!?"
"Yona bukan Dinda!"
"Woi!!!!"
Matthew dan Manendra terengah-engah, saling menghunuskan tatapan tajam karena perseteruan mereka. Sedangkan Jay yang barusan berseru, berdiri menengahi kedua sahabatnya.
"Terserah lu dah, Thew! Gue udah nggak mau bantu lagi, ya. Mending gue balik ke Jakarta daripada ngurusin orang gila kayak lu!" Manendra berseru kesal, mengempaskan tangan Jay yang ingin menahannya dan pergi dari ruangan itu dengan langkah besar.
Tatapan Matthew nanar mengantar kepergian Manendra, sakit hati karena sikap Manendra yang sama sekali tidak bisa memahaminya. Dan ia tetap di sana, enggan menahan sahabatnya, malah mengacak rambutnya kesal karena tidak tahu harus berbuat apa.
Thank you for reading! If you like it don't forget to like and comment ^^