02. Hari Pertama

6 0 0
                                    

Universitas Weishen V

Sebuah universitas bergengsi yang berasa di pusat kota, ibukota Neo. Diisi oleh berbagai mahasiswa dan mahasiswi terbaik dari berbagai belahan penjuru provinsi, bahkan dari luar negeri juga banyak. Seorang diantara mereka ada seorang gadis yang berasal dari kota kecil, yang baru saja bergabung setelah belajar dengan tekun selama setahun. Ia tampak sangat antusias, impiannya untuk belajar di Universitas Weishen V akhirnya terwujud.

Renata Claudia Evanora, seorang gadis berusia 22 tahun itu berjalan menuju sebuah gedung yang akan ia sebut sebagai dorm, gedung yang letaknya tidak jauh dari kampusnya. Ia hanya perlu berjalan sekitar 15 menit. Setiba di gedung berlantai 12 itu, ia mencari-cari seseorang. Ia tampak agak bingung, dan ekspresi wajahnya berubah sumringah setelah mendapati seseorang baru datang.

Ia menghampiri orang itu. "Permisi..."

Seorang perempuan muda, bertubuh mungil, dengan kaca mata bulat membingkai matanya dan rambut coklat tua yang di cepol.

Dari mana gadis ini berasal?. - pikir seorang pemuda yang baru turun dari motor besar.

"Kau dari sekolah mana?" tanya pemuda itu pada Eva.

"Oh... aku baru disini, apa disini benar gedung Dream?" tanya Jihye lagi.

"Hmm... kau mahasiswi baru?"

"Benar..." ujar gadis itu. "Aku baru bergabung..."

"Gedung Dream sebelah sana." kata pemuda itu serius, tangannya menunjuk ke arah sebrang jalan.

"Oh... disana?" tanya Eva ragu.

Pemuda itu mengangguk tanpa ragu.

"Terimakasih..."

Eva menyeret kembali tasnya lalu menyebrang jalan, sesuai dengan petunjuk dari seorang yang baru saja ia kenal, tanpa tahu kalau ia baru saja di prank dan pemuda itu sudah menghilang dari sana.

"Gedung Perpustakaan."

Eva membaca papan identitas yang terpajang dengan jelas, ia lalu bertemu dengan dua orang gadis yang baru keluar dari sana dengan membawa beberapa buku di tangan.

"Permisi..."

"OMG... EVA!!''

Salah seorang diantara mereka mengenali Eva, ia bahkan memeluknya dengan erat.

"OMG... it's really you?" tanyanya lagi.

Eva yang terkejut, ikut memeluk sang teman lama. Gadis itu bernama Ayana.

"Aku merindukanmu, sudah sangat lama ya.."

Eva mengangguk.

"Oh iya, dia juga dari SMA yang sama dengan kita. Namanya Irina..." Aya memperkenalkan temannya.

"Salam kenal..."

"Aku dulu tinggal di Seoul tidak lama setelah masuk SMA, ayahku pindah tugas. Akhirnya kami juga ikut pindah." jelas Irina pada Ayana.

"Iya... kami tinggal di lingkungan yang sama, dan sekolah juga di sekolah yang sama. Satu kelas dan berteman..." saut Eva.

"Wah..." Ayana kagum. "Jadi, Eva adalah teman yang selalu sering kau ceritakan selama ini?"

Eva menoleh pada Irina.

"Bukan cerita jelek, kok... percayalah..."ujar Irina cepat setelah mendapatkan lirikan Eva.

Mereka mengobrol dan sampai pada gedung Neo, lantai 12 unit 7. Sebenarnya Eva tadi sudah sampai gedung yang ia cari, tapi bertemu dengan pemuda asing. Ia dikerjai, tapi ia tidak jadi marah. Karena ulah pemuda itu juga, Eva malah bertemu dengan Irina. Kamar yang akan Eva tempati adalah unit yang sama dengan Irina dan Ayana.

Unit itu ada 2 tempat tidur bertingkat, dan Eva tidur ditingkat atas. Kata Irina, ranjang bawah di tempati oleh seseorang yang sekarang jarang masuk kampus. Bagi Eva tidak masalah, ia merasa baik-baik saja setelah bertemu seseorang yang ia kenal.

"Sekarang istirahat dulu..." usul Irina. "Nanti sore aku akan mengajakmu keliling supaya tidak kesasar. Bagaimana?"

"Okay..."

"Ya sudah... kami tinggal dulu, ya..."

Irina meninggalkan unit mereka, meninggalkan Eva sendirian. Ia lantas mengamati ruangan itu seksama. Pandangannya menangkap sebuah foto yang terbingkai dengan rapi diatas nakas.

Apakah gadis ini pemilik ranjang bawah?. - pikirnya

Seorang gadis yang berfoto di tengah beberapa orang, dengan senyuman indah. Disebelahnya ada seorang pemuda yang rasanya tak asing.

"Oh... " Eva ingat. "Pemuda itu... "

Sepertinya mereka dekat, dilihat dari foto itu saja.

"Cocok sekali, tampan dan cantik..." komentarnya.

***

Siang itu, beberapa pemuda duduk di kantin untuk makan siang bersama. Mereka dijuluki Weishen-V. Maksudnya V bukan merujuk pada angka 5, tetapi V disini maksudnya adalah Visual. Ada 7 pemuda yang dipilih sebagai visual terbaik di universitas Weishen. Mereka adalah Winwin, Juan, Tendra, Arjuna, Yasha dan Hengky.

"Aduh... capeknya..."

Seorang pemuda berambut blondie yang ditutup hoodie, melipat tangannya di atas meja lalu menggunakan tangannya untuk menopang kepalanya, Yasha. Si paling bungsu diantara mereka.

"Kau tidak tidur lagi?"

Seorang berambut agak kecoklatan mengomentari temannya. Hengky mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja.

"Mau bagaimana, tugas kali ini menguras  seluruh tenaga dan otakku."

"Tumben kau merasa terbeban, bukannya biasanya kau paling cepat mengerjakan tugas begini."

"Ah... mungkin otakku sedang hang..." ujarnya lagi.

"Sedang hang atau memikirkan hal lain?"

"Huh?..."

"Apa kau punya masalah?"

"Tidak ada..."

Pemuda ber-hoodie itu menggeleng cepat. Memikirkan hal lain selain tugas, ada benarnya juga. Belakangan memang ada seseorang yang membuatnya gelisah, seorang gadis tapi...

"Eh, kalian tahu Meili?"

"Meili siapa?"

"Aduh... bagaimana kau ini, masa primadona kampus kau tidak tau."

"Arjuna terlalu cinta pada mantan pacar, makanya dia tidak tahu soal Meili..."

"Sialan, kau..." umpat Arjuna.

"Eh... aku tadi bertemu dengan seseorang, dia imut sekali. Awalnya ku pikir anak sekolah yang tersesat.." ujar seseorang mengalihkan pembicaraan.

Pemuda jangkung itu baru saja datang bergabung, ia membawa sebuah helm hitam di tangan lalu menaruh di atas meja sebelum duduk.

"Wah... Winwin, kau tumben sekali..."

"Apa?..."

"Baru pertama kali membicarakan perempuan."

"Memangnya aku membicarakan perempuan?" tanya Winwin lagi.

"Eh?.."

"Jadi, apa kau membicarakan laki-laki?"

"Tidak..." jawab Winwin.

"Oh ya... bagaimana menurut kalian tentang Meili?.."

Hengky kembali ke topik pembicaraan.

"Meili?" tanya Winwin...

"Itu lho... gadis cantik, tinggi, model... yang posternya dipajang untuk menyambut mahasiswa baru." jelas seseorang lain, bernama Juan.

"Ahhh... gadis itu...."

"Iya.."

"Itu bukan Meili namanya... Yasha, kau membicarakan gadis yang mana?" tanya Tendra. Pemuda yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya, tiba-tiba bersemangat.

"Meili..." jawab Yasha.

"

To be continued 💚

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 06, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WEISHEN UNIVERSITY Where stories live. Discover now