OS 03 : "Tolong aku,, Omh."

Start from the beginning
                                    

Ranjang yang dihiasi kelambu merah muda itu  begitu romantis dan siap untuk,, ekhem

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ranjang yang dihiasi kelambu merah muda itu  begitu romantis dan siap untuk,, ekhem. Pertempuran. Andau saja aku menikah dengan pria yang kucintai, pasti malam ini adalah malam yang aku tunggu-tunggu.

"Gimana? Kamu suka? Aku yang menghiasnya." girang kak Ria, lebih bahagia dan excited dari aku, si pengantin.

Kenapa dia girang sekali? Sebenarnya dia atau aku yang menikah?

"Gak usah repot-repot padahal kam." ucapku sedikit di malu-malu in.

"Akh kamu jangan merasa gak enak gitu atuh sama Teteh. Panggil aja teteh ya, teteh." Teteh Ria itu menabok bahuku agak kencang sampai-sampai terhuyung. Untung saja tidak jatuh.

"I-iya iya,,, tet-eh." dengan senyum terpaksa.

"Oh iya ini minuman. Kamu pasti haus kan, teteh ambilin jus jeruk dan jus jambu di kotak es ini untuk kalian.. Supaya tetap dingin." ia pun menaruh kotak es itu di meja.

"Iya terima kasih." kami saling diam dan menatap sekeliling.

"Ow,, kalau begitu Teteh pergi dulu ya Adik ipar. Gut lak yaw." aku tersenyum dengan terpaksa lagi dan ia pun akhirnya pergi.

Hufftt!! Beginilah dunia pernikahan. Memiliki ipar yang cerewet.. Untung saja si om itu sudah tidak memiliki ibu, atau kalau tidak mertuaku itu pasti akan lebih cerewet sampai membuat telingaku tuli.

Tapi, aku juga sedikit penasaran. Bagaimana rasanya memiliki mertua? Tapi yang baik, aku ingin memiliki mertua yang baik.

Ah sudahlah. Lebih baik sekarang aku pergi saja ganti baju, sebelum Om Ryan datang dan masuk duluan ke kamar mandi.

Melelahkan sekali ternyata, menjadi ratu sehari. Apalagi dengan gaun mewah yang beratnya 10kg ini. Rasanya tulang-tulang ditubuhku remuk.

Selesai mandi dan ganti baju dengan piyama. Tenggorokanku kering, akupun mengambil jus jeruk yang di bawakan Teh Ria tadi. Karena jujur, aku tidak suka jus jambu.

Glek! Glek!

Satu, dua teguk aku minum.

Tiriring!!

Suara pintu hotel terbuka.. Dia datang.

"Maaf tadi ada teman saya datang." maaf? pada siapa??

Aku melihat sekeliling dan tidak ada siapa-siapa. Oh, dia berbicara padaku.

Aku masih tak bersuara dan hanya melihatnya yang membuka yamet kudasi kupu-kupu, jas, lalu jam tangannya.

Terlihat,, menggiurkan!

Sadar kau Rinrina, kau tidak mencintainya!!

Aku mengepret pipiku sendiri untuk menyadarkan diri.. Ia melihatku yang seperti orang gila ini.

"Kamu kenapa? Setelah saya persunting, kamu jadi gila hm?" tanya nya lalu membawa handuk. "Kamu sudah selesai bersih-bersihkan?" tanya-nya lagi dan aku mengangguk kecil. "Selain gila kamu gagu rupanya." setelah tersenyum sinis ia berjalan ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

"Ada apa denganmu Rinrina? Kenapa jadi gagu di hadapannya barusan hah??" kembali menampar pipiku pelan. "Tapi ku akui kalau,, dia sedikit yah tam-pan.. Sedikit ya, sedikit." jariku memperagaan kata sedikit.

Kakikku aku ucang-ucang,, entah kenapa rasanya diriku panas. Tengkukku terasa gatal panas tapi tidak gatal.

Ada apa denganku?

Kenapa rasanya begitu panas ruangan ini?

Aku mengambil remot AC dan mengaturnya jadi paling cold. Berharap tidak kepanasan lagi.

Tapi tidak berpengaruh!!

Kenapa rasanya makin panas? Bagaimana ini??

Sekarang menjalar ke seluruh tubuh dan yang paling parah adalah paha atas bagian dalam.

Aku ini kenapa???

Jus jeruk yang kuminum sedikit tadi sudah ku habiskan sekarang, dan masih tetap sama. Aku harus bagaimana sekarang??

Ceklek!!

Om Ryan keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan boxer dan ia sedang mengeringkan rambut dengan handuk kecil.

Kenapa makin panas saat melihatnya? Diriku ini seperti ingin di garuk, oleh Om Ryan.

"Kamu kenapa?" tanyanya saat melihatku berdiri memandangnya.

"To- tolong aku, Omh."

~~~~

Om, Eh SuamiWhere stories live. Discover now