Prologue

2 0 0
                                    

Dunia yang begitu kejam, memaksa seorang gadis SMA bernama Shin Chanmi hidup menderita setiap harinya karena percaya jika dirinya memiliki 'kutukan kesialan', bukan hanya sekali namun hampir setiap hari Chanmi selalu memiliki kesialan yang tidak hanya untuk dirinya namun untuk orang disekitarnya.

Malam ini malam natal, Chanmi berjalan di tengah kota sambil terus menundukan kepala karena ia tak mau iri melihat orang lain yang asik berjalan-jalan dengan keluarga atau kekasihnya. Tidak hanya tahun ini tapi setiap tahunnya Chanmi selalu menghabiskan malam natalnya sendirian. Keluarga? Sebenarnya Chanmi memiliki paman dan bibi yang tinggal bersamanya tidak hanya itu dia masih memiliki sepupu yang seumuran dengannya, kini bahkan mereka sekolah di tempat yang sama tapi Chanmi tidak mau menghabiskan malamnya di rumah yang dia anggap seperti neraka itu.

"Kue.. aku ingin memakannya"
Ucap Chami dalam hati sambil memperhatikan sebuah kue natal yang terpajang di depan toko kue di pinggir jalan.

Chami yang terdiam sebentar kembali berjalan tanpa arah dan tujuan. Karena bingung mau kemana Chanmi memutuskan untuk duduk sebentar di sebuah bangku di pinggir jalan dekat sungai Han.

"Hiks... Hiks.. kenapa selalu seperti ini"
Raut wajah Chanmi yang datar berubah, ia tak bisa menahan lagi rasa sedihnya karena penderitaannya selama ini.

Shin Chanmi memiliki kepercayaan bahwa dirinya punya 'kutukan kesialan' bukan hanya untuk dirinya tapi untuk orang disekitarnya juga. Orang tuanya meninggal saat dia berumur 6 tahun dan sejak saat itu dia tinggal bersama dengan paman dan bibinya. Awalnya dia mengira paman dan bibinya seperti orang tua keduanya namun sejak perusahaan pamannya bangkrut kedua orang tua angkatnya itu mulai menunjukan sifat aslinya. Chanmi dipaksa mengerjakan seluruh pekerjaan rumah meski dia masih sangat kecil, saat SMP Chanmi sudah dipaksa bekerja paruh waktu diberbagai tempat seperti kafe, kedai makanan, pasar, bahkan minimarket dan uangnya harus diberikan pada bibinya. Chanmi hanya diperlakukan layaknya pembantu dan mesin penghasil uang bahkan hingga sekarang dirinya sudah SMA. Selain itu sepupunya alias anak dari paman dan bibinya yaitu Ahn Yeri memperlakukannya dengan sama bahkan mereka sekolah disekolah yang sama tapi Yeri selalu membully Chanmi dan menyebarkan rumor buruk tentang Chanmi, mengatakan jika Chanmi pernah berkencan dengan om-om, menjadi seorang pelakor, dan berkata jika Chanmi hanya ingin menguasai warisan kakeknya. Selain itu kutukan Chanmi juga membuatnya sangat tersiksa, setiap kali ia berpacaran selalu saja hanya bertahan 2 bulan jika tidak karena pacar Chanmi berselingkuh atau mereka menjauhi Chanmi karena hoax yang disebarkan oleh Yeri. Chanmi yang tidak tahan dengan semua itu memutuskan akan hidup sendiri saat sudah lulus nanti, Chanmi juga sudah mengkontrak sebuah apartemen kecil jauh dari tempat tinggalnya sekarang dan yang ingin Chanmi hanya hidup dengan damai dan bahagia.

"Hah bersabarlah sebentar lagi... Aku bisa hidup dengan damai"
Chanmi mendongakan kepalanya menatap langit malam sambil menghapus air matanya.

Setelah berdiam diri sejenak Chanmi pun memutuskan kembali pulang ke rumah. Baru saja dia masuk ke dalam rumah tiba-tiba rambutnya sudah ditarik oleh bibinya dengan sangat kejam.

"Kemana saja kau? Lihat rumah ini kotor dan berantakan, cepat bersihkan baru boleh tidur! Dasar tidak tahu diri!"
Ucao bibinya sambil berteriak. Setelah puas menarik rambut Chanmi dan berteriak bibinya pun naik ke lantai atas dan pergi ke kamarnya.

Chanmi tidak bisa berbuat banyak, mungkin karena sudah terbiasa dan lelah dia tidak mau memperbesar masalah tadi. Chanmi bergegas membersihkan rumah tersebut yang terlihat sangat kacau karena pesta natal yang diadakan oleh keluarga itu. Tanpa sepatah kata pun Chanmi langsung masuk ke dalam kamar dan tertidur dengan lelap sambil berdoa, berharap semua ini cepat berlalu.

BEBERAPA BULAN KEMUDIAN

Hari yang dinanti pun tiba, hari ini adalah hari kelulusan Chanmi. Setelah selesai upacara kelulusan Chanmi langsung bergegas pulang ke rumah bahkan mengabaikan perkataan orang-orang disekitarnya termasuk bibi dan pamannya disana. Sesampai di rumah Chanmi langsung memanggil taksi dan segera mengemasi semua barangnya lalu pergi menggunakan taksi tersebut. Alasannya sederhana, jika Chanmi pergi menunggu paman dan bibinya ada di rumah yang ada dia akan kembali dikurung di kamarnya dan tidak diizinkan keluar dari rumah itu, namun Chanmi sudah menantikan hari ini dan dia hanya meninggalkan surat ucapan selamat tinggal di kasurnya.

"Akhirnya hari ini aku bebas, aku bisa hidup layaknya orang biasa tanpa harus menanggung beban itu"
Ucap Chanmi yang terlihat sangat bahagia sambil memandangi pemandangan kota Seoul.

Chanmi pun tiba di apartemen barunya yang sangat kecil dan sedikit kumuh, tapi dia tak peduli karena kebebasan yang dia nanti selama ini sudah terbayarkan meski harus kembali dari 0 pun Chanmi akan tetap pada prinsipnya yaitu berjuang sampai akhir.

"Kehidupan baruku akan dimulai dan juga di kehidupan ini aku ingin menemukan jimat keberuntunganku"
Ucap Chanmi sambil tersenyum menggenggam sebuah gantungan kunci boneka kecil berbentuk bebek. Disinilah kehidupan Chanmi yang sebenarnya akan dimulai.

My Lucky CharmOnde histórias criam vida. Descubra agora