EPS 18

6.4K 432 22
                                    

"Kalau begitu kita makan dulu yuk" ajak Hyunjin.

"Ayo Hyunie" ucap Jaemin semangat langsung menutup laptop Hyunjin dan memeluknya bahkan memegang tangan Hyunjin agar segera berdiri.

Jeno yang langkahnya sedari tadi berhenti melihat Jaemin dan Hyunjin pun melanjutkan perjalanannya menuju ruang meeting bersama Mark dan beberapa stafnya......

Jeno berjalan dengan perasaan yang remuk redam entahlah hatinya bimbang saja setelah melihat lelaki nakalnya bersama pria lain.....

Hari ini Jeno datang ke kampus untuk meeting tentang kontrak kerja sama perusahaannya dengan pihak kampus dalam investasi saham untuk itu hari ini Jeno datang untuk kunjungan lokasi dan rupanya Jaemin kuliah di kampus ini.....

Jeno tidak hanya melihat tapi mendengar ucapan Jaemin dan Hyunjin kenapa rasanya begitu aneh bahkan hati Jeno serasa remuk melihat Jaemin dipeluk Hyunjin.

"Mungkin Jaemin tidak punya perasaan untuk Hyunjin tapi aku yakin jika aku menikah dengan Jaemin,,,,,, Hyunjin adalah satu topik yang akan selalu mengundang perdebatan dalam rumah tangga mereka begitupun sebaliknya sekalipun Hyunjin sudah menikah dengan orang lain" batin Jeno menjadi ragu akan niatnya untuk segera menikahi Jaemin.

Tapi ternyata melihat kejadian tadi membuat hati Jeno yang sedikit sudah mencair kembali membeku.

___________________

"Hyunie kok hari ini kampus ramai banget ya?" Tanya Jaemin sambil meminum susu pisangnya.

"Sejak kapan kampus sepi Jaemin?" Tanya Hyunjin gemas sambil mengacak rambut Jaemin.

"Haaa,,,,, maksud Nana kenapa banyak orang yang kayak pebisnis gitu yang masuk ke kampus" jelas Jaemin cemberut karena ditertawakan Hyunjin.

"Ohhh,,,,,, denger denger sih katanya hari ini kampus kita mengadakan pertemuan dengan para investor saham" jelas Hyunjin.

"Emm,,,, ada Daddy Nana nggak ya" ucap Jaemin sangat pelan di akhir kalimatnya sambil menatap di sekitar kantin.

"Apa Na?" Tanya Hyunjin yang kurang jelas mendengar.

"Nggak ada kok" elak Jaemin.

Drettt.....

"Bentar ya Na aku angkat telfon dari papa dulu" kata Hyunjin lalu pergi sedikit menjauh dari Jaemin.

"Maaf ya Na,,,,,aku harus pulang secepatnya, kamu nggak papa kan aku tinggal?" Tanya Hyunjin sungkan dengan terburu-buru setelah menelfon.

"Kenapa Hyunie?" Tanya Jaemin.

"Papa mau bicara penting sama aku" ucap Hyunjin dengan berat hati meninggalkan Jaemin.

"Aku pergi ya Na" pamit Hyunjin.

__________________

Setelah makan Jaemin berjalan jalan keliling kampusnya dengan cemberut selain kesal karena dosennya yang tiba-tiba ada urusan mendadak dan tidak bisa menghadiri kelas juga malas karena sendirian.

"Mau pulang pun sepi,,,,,, Papa sama Buna udah pergi ke kantor" lemas Jaemin dengan nasibnya sekarang.

Bagi Jaemin tidak lah mudah untuk dekat dengan seseorang bahkan di katakan sangat sulit dan kalaupun mudah itu hanya orang orang tertentu saja.

"Daddy" panggil Jaemin saat melihat Jeno lewat tak jauh dari dirinya di tempat yang tidak terlalu dekat lift kampus di lantai 4.

Jeno menoleh sebentar lalu melanjutkan langkahnya diikuti beberapa staf termasuk Mark yang terheran heran.....

Jaemin berlari dan berhenti tepat didepan Jeno membuat langkah pria dominan itu mau tak mau terhenti.

"Daddy Nana panggil kok terus jalan aja sih kayak orang tuli" sebal Jaemin sambil mendongak menatap Jeno.

Jeno menatap Jaemin sejenak dengan wajah datarnya lalu kembali berjalan melewati Jaemin tanpa bicara sepatah kata pun.

"Daddy" lelaki manis itu kembali mengejar dan merentangkan kedua tangannya didepan Jeno pertanda Jeno tidak boleh melewatinya.

"Apa?" Tanya Jeno dengan datar.

"Ihhh,,,,, Daddy kok gitu sih" kata Jaemin dengan nada sedihnya lalu menunduk setelah menatap Jeno seolah dia yang bersalah.

"Minggir lah Daddy buru buru" ucap Jeno tidak ingin melihat wajah Jaemin yang tiba-tiba sedih.

"Nana mau ikut" ucapnya lagi tanpa menatap Jeno.

"Daddy mau balik ke kantor urusan Daddy disini udah selesai" jawab Jeno dengan nada datar tak seperti biasanya pada Jaemin.

"Nana boleh ikut Daddy ke kantor?" Pinta Jaemin saat menatap Jeno dengan berbinar.

"Ikutlah" jawab Jeno tanpa banyak bertanya hal lalu kembali berjalan melewati Jaemin.

"Mmm,,,,, katanya boleh ikut tapi Daddy udah jalan duluan aja" rengek Jaemin sambil menggembungkan pipinya dan juga menghentakkan kakinya masih berdiri di tempat yang sama.

Jeno kembali berhenti.....

"Cepatlah" kata Jeno tak sampai hati meninggalkan lelaki manisnya yang tumben saja ingin ikut dengannya.

"Haa,,,, iya" lelaki manis itu berlari lalu memeluk lengan Jeno dan berjalan santai diikuti staf Jeno dibelakang bahkan Jaemin tidak peduli akan tatapan orang orang di kampusnya.

Jeno masuk ke mobilnya saat sopirnya membukakan pintu dan Jaemin pun ikut masuk duduk di sebelah Jeno.

"Daddy" panggil Jaemin sambil menusuk pipi dengan tangannya agar Jeno meresponnya.

"Isssshh,,,,, Daddy kenapa sih,,,,, kalau memang Nana ngga boleh ikut ya udah nggak usah kayak gini juga" sedih Jaemin merasa tidak dianggap.

"Pak Nana mau turun aja" kata Jaemin meminta sopir Jeno memberhentikan mobilnya agar Jaemin bisa turun.

Mark yang duduk di sebelah sopir pun menjadi bimbang sendiri tapi akhirnya memberi kode pada sopir untuk berhenti.....

Jaemin langsung akan turun begitu mobil berhenti.

"Nggak,,,,,, jangan berhenti" ucap Jeno dan sopirnya pun kembali menjalankan mobilnya.

Jeno meraih Jaemin ke pelukannya mencoba untuk mengendalikan diri sepenuhnya Jeno sadar sikapnya membuat lelaki manisnya itu tidak nyaman.

"Nana maafin Daddy,,,,, bukanya gitu Daddy cuma lagi capek jadi sedikit mempengaruhi mood Daddy" alasan Jeno sambil mengelus kepala Jaemin.

"Tapi Daddy kok nggak suka Nana gitu?" tanya Jaemin yang membuat Jeno bingung sendiri harus menjawab apa.

"Bukannya nggak suka Na,,,,, tapi Jeno kalau lagi capek bawaannya nggak mood Nana tau kan gimana kalau orang nggak mood pasti nggak suka semua" kata Mark mencoba menjelaskan.

"Daddy gitu ya kalau udah capek?" tanya Jaemin yang diangguki Jeno langsung.

"Sini baring di paha Nana biar Nana manjain" kata lelaki manis itu duduk menjauh dari Jeno bahkan sampai ke dekat pintu tak lagi menempel Jeno.

Mark dan sopir saling tatap lalu meneguk salivanya dengan susah.

"Jaemin mau manjain Jeno gimana jomblo kayak gue nggak bakalan sanggup liatin mana sampe dikantor masih lama" batin Mark memelas.

"Ayo baring Daddy" kata Jaemin lagi dan tanpa ragu Jeno berbaring menjadikan kedua paha Jaemin bantalnya.

"Empuk juga ya Na" ucap Jeno menggoda Jaemin saat lelaki manis itu memijat kepalanya.

Prang.....

"Ehh,,,,kok ponselnya dibanting?" Tanya Jaemin dengan polos saat Mark melempar tanpa alasan ponselnya keatas dashboard mobil.

"Gerah" jawab Mark cuek.

"Emang banting ponsel bisa hilangin gerah kak?" Tanya Jaemin dengan polos membuat Jeno yang memejamkan mata menikmati enaknya pijatan Jaemin di kepalanya tertawa.

"Udah nggak usah dengerin dia" ucap Jeno yang semula menatap Jaemin langsung memalingkan pandangannya karena tak sanggup menatap mata bulat itu.

"Daddy"

Jangan lupa vote and komen guys 😉

Kesayangan CEO (Nomin)✓Where stories live. Discover now