"HEBAT SEKALI KALIAN!"

"Makasih, Pak. Hehehehe..." sahut cucu Mr. Lin membuat Wakil Kepala Sekolah tambah murka.

Jay, Minu, Dom, Mia, dan Yuna yang juga ada dalam ruangan, memberikan tatapan berbeda. Ada kaget, kagum, bangga, dan marah.

Jari telunjuk Wakil Kepsek menunjuk Zophy di awal kalimatnya. Semakin ke sana, jarinya mulai bergerak menunjuk yang lain juga. "APALAGI KAU! KENAPA KAU BERULAH LAGI? APA MEMBUAT ONAR SAJA NGGAK CUKUP? SEKARANG KAU MAU MEMBUAT MUSUH? MERUSAK CITRA SEKOLAH! SUDAH MAU KELAS 3 JUGA! KASIHAN SISWA LAINNYA YANG CUMA MAU BELAJAR!"

Yuna yang mengetahui semua cerita aslinya dan berperan sebagai saksi mata di kantor kepsek, tentu tidak terima. Dia merasa mereka terdzalimi.

"Pak, anak-anak itu yang cari ribut duluan! Itu bukan mau kami!" Begitu kata Yuna membela teman-teman dan saudaranya.

Meski yang Yuna katakan adalah fakta. Namun dalam video, Zophy dan Dom lah yang mulai menyerang duluan. Pertolongan Yuna menjadi sia-sia karena itu.

Principal Nick yang sedaritadi hanya mendengarkan ocehan wakilnya, merasa muak. Ia lalu berdiri dan berteriak, "SUDAH!"

"Pokoknya aku nggak akan membiarkan masalah ini!" lanjut Principal Nick.

"P╴Pak, saya akan menegur mereka. Jadi, tolong... Orang tua mereka semua konglomerat, Pak..." bisik Wakepsek. Dia takut kalau ada apa-apa nanti dia yang kena.

Tapi berbeda dengan wakilnya, Principal Nick ini tidak takut dengan siapapun. Keadilan harus ditegakkan. Salah ya salah, benar ya benar.

"Kekerasan di sekolah nggak bisa ditolerir. Kalian diskors." Principal Nick mendeklarasikan hukuman. Keputusannya tidak bisa diganggugugat.

Zophy yang sudah malas belajar, butuh liburan merasa senang dengan keputusan Principal Nick ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zophy yang sudah malas belajar, butuh liburan merasa senang dengan keputusan Principal Nick ini. Samar-samar senyum terukir di wajah babak belurnya.

Diskors buruk sih, tapi dia juga mulai muak menelan materi yang tiada habisnya.

"Zophy Jo. Aku akan mengabari masalah ini kepada kakekmu." Senyum samar Zophy luntur seketika mendengar penuturan Principal Nick.

Kakeknya? Oh, NOOO!

Lebih baik dimarahi bibinya daripada kakeknya tahu.

"PAK NICK, SAYA MOHON JANGAN! BERITAHU BUNDA SAYA SAJA! KAKEK SAYA NGGAK DI SINI, BELIAU SUDAH TUA RENTA. KALAU KENA SERANGAN JANTUNG GIMANA?"

"Wakilmu itu adalah kakekmu. Bagaimana pun juga dia harus tau kelakuan cucunya yang antimainstream ini."

Menurut kertas pendaftaran dulu, wakil Zophy adalah Mr. Lin dan bukan ibunya Jay. Principal Nick hanya mengikuti prosedur saja.

"Pak╴"

"Aku sangat kecewa denganmu, Ketua Osis. Kau panutan tapi malah ikut tawuran. Ternyata aku salah menilai orang."

Let's Break The Wind Where stories live. Discover now