01. My Cats [BoElxReaders]

Começar do início
                                    

"Ihh lucu ... pengen bawa pulang. Mumpung gak ada yang punya." (Name) tak henti mengembangkan senyuman melihat kucing-kucing tersebut.

"Miaw!"

"Tapi... gimana cara bawanya?" (Name) pun mulai berpikir.

(Name) menggendong salah satunya yang bermata merah. Lalu mencoba menggendong yang bermata abu-abu sehingga ia jadi menggendong dua kucing. Begitu seterusnya. Tapi yang mampu digendongnya hanya empat ekor.

"Emm, gimana ya? Banyak ini," Lalu, (Name) kembali menurunkan mereka.

Tiba-tiba, si mata coklat berlari menghampiri ujung gang yang membawa mereka ke jalan raya. (Name) memperhatikannya, lalu mengikutinya. Kucing yang lainnya pun juga mengikuti.

Lalu, kucing bermata coklat itu menghampiri tempat sampah dan menemukan sebuah kotak kardus besar. Ia tampak mencoba menariknya keluar di antara tumpukan sampah tersebut. (Name) yang mengerti itu, kemudian menghampirinya lalu mengambil kotak kardus tersebut.

"Ooo ... jadi kamu mau agar kalian diwadahin di sini?" tanya (Name)

"Miaw." jawabnya seakan mengerti dengan perkataan (Name).

'AAAAAAAA LUCU!!!' batin (Name)

Kemudian, (Name) mulai memasukkan kucing-kucingnya ke dalam kotak kardus yang besar itu dan kembali melanjutkan perjalanan pulangnya sebelum hari semakin gelap.

Setibanya di rumah, (Name) meletakkan kardus tersebut di lantai.

Tampak salah satu dari kucing itu yang bermata biru safir memunculkan kepalanya, seolah sedang mengintip ada apa di luar sana. Kucing yang lainnya pun melakukan hal yang sama sehingga kotak itu jatuh ke samping.

"Eh, eh!" (Name) yang baru selesai melepas sepatu kembali menghampiri mereka yang berhamburan.

"Woy, balik! Jangan berhamburan begini!" (Name) sibuk mengejar ketujuh kucing yang berlari-lari di sekitar rumah (Name).

Ada yang ke dapur, bawah meja, ngumpet di balik gorden, nyari tempat sempit, dan sebagainya. Untung rumahnya tidak luas, jadi tidak begitu menyulitkan untuk mengejar mereka.

"Hei, mata biru, keluar dong." (Name) berjongkok untuk mengintip di antara kulkas dan meja yang memiliki celah sempit namun masih saja bisa dimasuki oleh hewan cair ini.

(Name) mencoba mengambilnya, tapi tangannya tak muat untuk dimasukkan ke dalam celah sempit itu.

"Akh! Aduh, aduh!" (Name) menarik paksa tangannya yang sepertinya tersangkut di celah itu.

"Dih, gak bisa dibilangin ya, lo. Keluar ngapa!" oceh (Name)

"Miaw..." Kucing bermata biru langit itu masih di sana, dengan mata yang tampak sayup-sayup.

"Cing ... entar lo mati gepeng di sana."

Kucing itu tidak mengeong lagi dan sepertinya sudah tidur di celah sempit itu.

"Bisa-bisanya ini kucing ye ... kucing benda cair kali?" gumam (Name)

Tiba-tiba saja (Name) merasa ada sesuatu yang membuat rok sekolah yang masih dipakainya tersingkap, juga merasa ada yang lembut dan menggelikan di paha hingga bokongnya.

BoBoiBoy and ReadersOnde histórias criam vida. Descubra agora