Prolog dan Bab 1 "Ti amo"

20 6 0
                                        

Clara merupakan seorang mahasiswi yang kuliah disebuah universitas ternama di salah satu kota New York. Clara mengambil jurusan bisnis karena ia sangat menyukai berbisnis apalagi sudah menyangkut uang. Bilang saja jika dia tidak bisa hidup tanpa uang. Dan sepertinya semua orang juga begitu kan?

Saat ini Clara duduk disebuah cafe yang berada didekat kampusnya. Jika sedang waktu istirahat ataupun tidak ada kelas Clara hanya akan pergi mencari tempat bersantai dan mengerjakan tugas ataupun hanya untuk membaca buku. Ia memang terkenal sebagai Mahasiswi yang cerdas dan rajin.

Saat tengah asyik membaca buku, Ola yang tidak lain adalah sahabat Clara itu datang dan tanpa permisi langsung mendudukkan dirinya  tepat di kursi disamping Clara.

"Clara kau sudah berjanji agar ikut dengan kami nanti. Kau tidak boleh kabur lagi. Apa kau mengerti?" Ola yang melihat minuman menganggur di atas meja itu pun segera mengambil minuman itu dan langsung meminumnya. Ia harus setelah lelah mencari keberadaan sahabatnya ini.

Clara yang melihat minumannya dihabiskan pun hanya diam. Sahabatnya itu selalu seperti ini jadi tidak ada yang bisa dia lakukan. Toh Ola hanya akan mengiyakan tegurannya dan akan kembali mengulangi kesalahannya.

"Aku sangat sibuk, Ola. Kau kan tau bagaimana keseharian diriku." Clara menatap sahabatnya dengan tatapan memohon. Namun itu tak membuat Ola merasa iba sedikit pun.

"Hei, apa kau baru saja membohongiku? Ayolah, kau mengatakan sibuk, tapi kau akan pergi dengan kekasih mu itu Clara. Aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana diriku harus 24 jam berada disisi kekasihku." ucap Ola dengan nada ejekan.

"Kau kan tau, aku tidak bisa jauh darinya. Bahkan jika dia mau aku ingin menikah dengannya sekarang juga. Dan juga tidak mengapa jika harus berada didekatnya selama 24 jam. Aku rasa itu ide yang baik." Dan Clara tidak main-main dengan yang dia ucapkan.

"Kau benar-benar sudah hilang akal setelah bersama dengannya. Apa kau pikir menikah semudah itu ha. Kau juga akan mengurus anakmu, bukan cuma suamimu saja." ucap Ola menasehati sahabat keras kepala didepannya.

"Aku tau. Tidak mungkin aku menelantarkan anakku begitu saja. Ayolah, cari kekasih agar kau tau bagaimana jadi aku. Kau hanya menghabiskan waktu sendiri. Tidak baik jika terus menjomblo." ejek Clara.

"Aku masih menyayangi diriku, jadi tidak terima kasih. Aku masih ingin menikmati waktu pribadiku dengan baik, tanpa harus memikirkan pasanganku." balas Ola. Ia tidak mungkin hanya terpaku pada satu orang saja, dan Ola bukan orang yang mau terikat dengan sesuatu. Ola hanya ingin kebebasan dan dengan menikah, ia tidak akan mendapatkan apa yang dia mau.

Saat tengah asyik berbincang ponsel keluaran terbaru yang terletak di atas meja itu menyala, Clara mengambilnya dan melihat siapa yang menghubunginya. Dan benar tebakan Clara kekasihnya yang menghubunginya.

Clara lalu menjawab panggilan telepon itu. Terdengar suara diujung sana.

"Ada apa sayang?" tanya Clara pada orang diseberang sana.

"Kau dimana? Aku sudah didepan menunggumu. Apa kelas mu sudah selesai?"

"Kelasku sudah selesai. Aku berada di cafe dekat kampus dengan Ola. Baiklah tunggu di sana aku akan datang" Clara memutuskan panggilan itu, menyimpan ponselnya didalam tasnya.

Clara menatap sahabatnya dengan takut. Ola pasti akan mengamuk jika ia pergi dan meninggalkannya begitu saja disini.

"Ola aku benar-benar minta maaf. Tapi aku berjanji, Lain kali aku akan ikut dengan kalian. Aku menyayangimu." Tanpa menunggu jawaban Ola, Clara berdiri dan berlari dengan cepat meninggalkan Ola yang membulatkan matanya tidak percaya.

Saat kesadarannya telah kembali.
"Hei apa kau akan lari lagi dariku!! Kembali kesini Clara....." Teriak Ola.

Clara mendengar teriakan sahabatnya itu hanya terkekeh. Ia pun tetap melanjutkan langkahnya menuju parkiran dimana kekasihnya berada.

*****

Clara sampai dan melihat sebuah mobil yang sangat dikenalinya, ia kemudian masuk dan menatap pemuda tampan yang duduk di kursi kemudi itu "sayang, apa kau sudah lama menunggu?" tanya Clara bergelayut manja di lengan kekasihnya itu.

"Tidak, aku baru sampai sepuluh menit yang lalu, apa kau lapar sayang? Kau pasti lelah dengan kelas tadi, ayo pergi, aku akan membawamu ke suatu tempat." ucap Xavier dengan mengecup kening kekasihnya lalu menggenggam erat tangan Clara.

"Tapi bukannya ini sudah lewat jam makan siang? Bagaimana jika kau terlambat nanti. Aku tidak ingin membuat kau lalai dengan pekerjaan mu." Clara hanya tak ingin merepotkan Xavier. Ia tidak mau membuat Xavier melalaikan pekerjaannya hanya karena makan siang dengan dirinya.

"Tidak papa, aku hanya ingin makan berdua dengan kekasih ku, apa itu salah? Sudahlah ayo kita berangkat" Ucap Xavier tidak ingin dibantah.

Xavier melajukan mobilnya membelah jalanan padat kota New York itu. Xavier melihat kesamping nya, Ia tersenyum tipis. Pemuda itu melihat Clara yang asyik menatap kearah jendela mobil. Ia kemudian memusatkan fokusnya kembali ke jalanan.

Clara hanya menatap jalanan, tidak ingin berkomentar lebih jauh karena ia takut membuat Xavier marah dengannya. Clara tak mau menjadi kekasih yang egois juga menuntut. Clara ingin Xavier nyaman juga merasa bebas ketika bersamanya. Clara harus menjadi kekasih yang penurut agar Xavier selalu mencintainya.

Clara hanya berharap Xavier tidak akan pernah meninggalkannya. Clara hanya menginginkan hal itu..

Insieme Ma Non Uguali Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon