11

10.8K 925 37
                                    

Sejak hari itu, Jason terlihat berusaha mendekati Juli tapi berkali-kali Juli menjaga jarak antara mereka.

Saat tidur pun Jason mencoba menyentuh Juli tapi tak ada respon dari Juli yang akhirnya membuat Jason mengurungkan niatnya.

"Juli" panggil Jason saat Juli dan Casandra tengah mempersiapkan makan malam.

"Iya, ada apa ?" Tanya Juli.

Jason mengusap pelan lehernya.
"Um.. aku minta maaf"

Juli terlihat bingung.
"Untuk apa ?" Tanya Juli.

"Untuk apapun, aku juga tidak tau.. tapi aku minta maaf"

Juli tersenyum.
"Kamu tidak salah apapun, jadi tidak perlu minta maaf.. tunggu sebentar lagi, makan malam akan segera siap"

Tangan Jason tiba-tiba terangkat mengusap pelan pucuk kepala Juli.
"Terima kasih sudah bekerja keras" setelahnya Jason beranjak pergi.

Juli menyentuh kepalanya dengan rona merah muda tipis di kedua pipi Juli.

Casandra mengepalkan kedua tangannya saat melihat tingkah malu-malu Juli. Casandra berusaha agar Jason memperhatikannya juga tapi Jason mengabaikan Casandra, tak hanya sekali Jason mengabaikan Casandra seolah wanita ini tidak ada di antara mereka berdua.

Hingga suatu hari Casandra marah pada Juli karena Jason lebih memperdulikan Juli dari pada dirinya, bahkan saat dia jatuh di dalam kamar mandi karena Juli lupa menyiram bekas sabun cucian Jason lebih membela Juli saat melihat kedua saudara ini berkelahi.

"Aku memberi mu ruang di apartemen ini karena kamu adik dari Juli juga saat itu kamu tengah mengalami kesulitan tapi kenapa kamu malah bersikap kasar pada kakak mu.. kalau ini yang Juli dapatkan setelah menurunkan egonya, lebih baik kamu pergi dari tempat tinggal ku" Jason menunjuk pintu apartemennya.

"Kakak mengusir ku ?!"

Jason melipat kedua tangannya di depan dada.
"Apa aku perlu mengulang kata-kata ku ?"

"Ugh!" Raut wajah Casandra terlihat kesal, dia pergi mengambil kopernya lalu berjalan keluar dari apartemen Jason.

"Hah.. remaja jaman sekarang benar-benar tidak tau diri" ujar Jason.

"Hah.. !"

Deg.
Jason langsung melihat Juli yang saat ini terduduk di lantai.

"Juli ! Hei, kamu tidak apa-apa .. ?!" Jason menyentuh kedua pundak Juli.

"Dada ku.. hah, dada ku terasa sangat sesak" Juli meremas baju di bagian dadanya.

Jason mengerti kalau saat ini Juli tengah mengalami kecemasan, perlahan Jason menarik Juli ke dalam dekapannya.
"Maaf.. aku yang sudah membuat mu jadi seperti ini"

Juli meremas pelan lengan Jason.
"Terima kasih, tapi aku sudah tidak apa-apa.. "

Juli mendorong pelan dada Jason.
" ..sepertinya,. " Juli tersenyum paksa.
" .. lebih baik, aku juga tidak tinggal disini"

"Apa ?"

Juli melihat wajah Jason lalu tersenyum.
"Aku sudah melanggar perjanjian nomor 6.. aku tidak bisa tinggal disini lagi"

Jason diam mendengar apa yang Juli katakan. Juli menghela nafasnya berat, dia beranjak dari hadapan Jason.

"Aku akan mulia berkemas" ujar Juli, dia berjalan kearah kamar lalu menarik kopernya dari atas lemari.

Saat Juli tengah memasukkan pakaiannya, Jason berjalan masuk ke dalam kamar lalu membuka lemari.

Dia mengambil sesuatu kemudian duduk di dekat Juli, Juli bisa melihat selembar kertas perjanjian mereka juga sebuah kotak ukuran sedang.

"Buka lah kotak ini" ujar Jason.

Perlahan Juli menyentuh kotak ini lalu membukanya.

Deg!
Juli membulatkan matanya saat melihat beberapa foto juga gambar USG di dalam kotak tersebut.

"Apa ini isteri mu ?" Tanya Juli saat melihat wajah ceria Jason bersama seorang wanita cantik dengan perut besarnya di salah satu foto di dalam kotak tersebut.

"Dandelion Surga.. "raut wajah Jason terlihat sedih, " ..adalah cerita nyata antara aku dan isteri ku"

"Mm!" Juli menutup mulutnya tidak percaya, pria kesepian yang sudah 3x mencoba membunuh dirinya tapi gagal di dalam novel itu ternyata Jason.

Jason menatap Juli, perlahan dia mengangkat perjanjian antara mereka lalu merobeknya jadi dua bagian.

"Aku tidak melarang mu pergi tapi akhir dari novel ku tetap akan ku persembahkan untuk mu walau pun aku akan kembali kesep-Ugh!" Juli tiba-tiba memeluk Jason.

"Apa judul novel mu kali ini ?" Tanya Juli.

Jason balik memeluk Juli.
"Satu Kali Lagi" ujar Jason.

Juli semakin erat memeluk Jason.
"Aku juga.. mari mencobanya satu kali lagi, tolong Jason.. hangatkan aku"

Jason menghirup aroma tubuh Juli.
"Ya, satu kali lagi.. dua kali bahkan berkali-kali hingga tubuh mu tak lagi kedinginan dan kasur ku terasa hangat"

.
.

Bersambung ...

One More Time (Tamat 21+)Where stories live. Discover now