True Beauty 02 : Case

3 2 0
                                    

Jakarta [15.05 WIB] •Book's store

Tap !

Tap !

Tap !

Suara langkah kaki seseorang terdengar, persis jejak langkah yang membuntuti.

Devan menghentikan langkahnya sebentar untuk memastikan pendengarannya. Dan setelah ia yakin bahwa seseorang benar-benar mengikutinya diam-diam, ia tetap melanjutkan perjalanannya menuju toko Prince's Heart- tempat di mana dia sering menghabiskan waktu untuk membaca jutaan series komik horor.

Jangan tanya kenapa Devan begitu santai dan tak takut di buntuti !

Karena pemuda tampan itu sadar bahwa dia bukan seorang anak gadis yang berpotensi di buntuti pria-pria mesum. Poin + nya, dia juga seorang atlet Jujitsu.

"Aish! Dia tahu seseorang membuntutinya, tapi dia bersikap seolah tak takut ?" Sosok yang berdiri beberapa meter dari gang perumahan mendesah dan terkekeh sinis.

Pemuda bertubuh jangkung itu lantas berjalan mengikuti Devan dengan santai sampai akhirnya Devan terlihat memasuki Book's Store itu.

"Devanka...repot-repot mendatangi toko lusuh ?".

Pemuda jakung itu berdecak heran dan menyipitkan matanya curiga. Dia menatap bangunan kayu cokelat yang di masuki Devan dan mengintip dari celah jendela.

Ia cukup terkejut, kenapa Serena juga ada disana?

••••

-Kantin Pelita SHS [12.30 WIB].

Seluruh siswa saat ini sedang berada di kantin. Makan siang untuk mengisi perut mereka dan menghabiskan waktu untuk bercanda bersama. Begitu juga dengan Serena yang kini sedang duduk di samping Nala dan sibuk dengan makanannya.

"Bisa aku duduk disini ?".

Serena yang sedang memotong steak udang gorengnya langsung tertegun.

Seseorang menarik bangku di sebelahnya dan duduk di sana. Ia menatap heran pada sosok brandal itu yang kini tengah menatapnya sembari bertompang dagu-Genta Dirgantara.

Diam-diam Serena mendesah; o-em-ji kenapa dia lagi sih!

"Apa ini karena helm ? Besok pasti aku kembalikan !" ujarnya tanpa basa-basi.

Tak ada yang tahu jika sebenarnya Serena risih di gosip'kan menjadi rebutan dua murid laki-laki tertampan SMA Pelita.

Realita sungguh tak seindah ekspentasi teman-temannya! Kedekatannya dengan Devanka murni hanya karena pemuda itu
tahu rahasianya, tak lebih.

Begitu juga dengan Genta, mereka tidak pernah dekat. Pemuda yang telinganya di penuhi tindik itu hanya suka menagih helm-nya dan mengancam Serena untuk menjauhi Devan.

"Sore ini kau pulang dengan Bus, Serena? Bagaimana jika ku antar saja hari ini hm? Hitung-hitung supaya kita semakin dekat ?" ujar Genta tiba-tiba.

"Hah?" Serena mengerutkan alisnya bingung sesaat.

Genta menyebut namanya seolah sedang berbicara dengannya, namun mata tajam pemuda tampan itu justru terus menerus melirik ke arah lain.

Lebih tepatnya ke arah meja kantin yang di duduki-Devan. Apa maksudnya itu ?

Serena kemudian mengangkat bahunya masa bodoh dan bergumam setuju saja, "Ok..!".

TING ! TING ! TING !

Suara bel berbunyi. Menandakan jika jam makan siang hari ini sudah selesai dan seluruh murid yang berada di kantin harus segera kembali kedalam kelas mereka masing-masing.

High School StoryWhere stories live. Discover now