2.

171 11 2
                                    

"Eh...Ga..Ra..,"

"Iya, Sayang.. hemmm..,"

"Ooohhhhhh.."

"Kau nikmat."

Mereka melanjutkan keintiman mereka di hari-hari berikutnya. Sudah seperti suami-istri saja padahal mereka bahkan belum menikah. Gara bahkan menyewakan apartemen untuk Ino. Tempat yang lebih luas dan lebih mewah dari pada apartemen lamanya.

Tak ayal pria itu juga mempunyai kode password pintu apartemen itu. Sarang cinta mereka. Tempat mereka berbuat mesum di antara hingar bingar ketenaran mereka.

Kenapa seks dilarang sebelum menikah? Karena seks seperti narkoba. Ada sifat mencandu di dalam seks. Seperti yang dirasakan oleh Ino. Wanita itu memang penuh kontroversi pada mulanya namun wanita itu tidak pernah disentuh lelaki mana pun. Gara lah yang memperkenalkan itu semua padanya. Dia menangis pada mulanya. Menyesali keputusan mengakhiri keperawanan di depan Gara. Namun pada akhirnya dia ketagihan juga. Mereka sama-sama membutuhkan.

"Hoooohhh... Ino,"

"Eeeennnggghhh...,"

Gara ambruk di dada Ino dan Ino juga merilis kepuasannya, bersatu dengan rilisan nafsu Gara. Hingga Gara mengkerut di dalamnya dan akhirnya kedua tubuh mereka terlepas. Jika sudah begitu, kelelahan akan membuat mereka tertidur. Begitu juga malam ini, pria itu membekapnya erat lalu mulai mengantuk dan akhirnya tidur.

Ino mengelus lengan Gara yang melingkari dadanya. Dia sudah menyerahkan lahir-batinnya pada pria itu. Dia berharap banyak pada hubungan mereka. Dia tidak akan melepaskan pria itu walaupun orang tua pria itu mulai memisahkan mereka.

Apalagi, dia telah membawakan keuntungan bagi perusahaan entertainment milik keluarga bangsawan Suna itu. Film yang dibintanginya sukses besar. Film pertama dia sebagai peran utama dan film yang didonaturi oleh Gara.

Ino tidak akan melepaskan Gara. Dia terlalu mencintai pria itu bahkan sangat ingin menjeratnya. Dia sangat ingin menjadi Nyonya Sabaku. Menjadi putri mahkota Suna. Dan dia akan melakukan apa saja untuk itu.

Hingga kantuk membuat matanya semakin redup. Ino tertidur. Dan Gara masih memeluknya, membuat tubuh keduanya semakin hangat.

---*---

"Kau datang juga, Nona Telat."

Hinata, sahabat baik Ino sudah mulai aktif mengatur usaha milik keluarganya setelah Hinata melahirkan anak hasil perkosaannya itu.

Ino tersenyum kepadanya,"Setidaknya aku datang ke rapat ini, Hinata-chan."

"Oke, Kyoko... serahkan berkasnya. Biarkan Ino tanda tangan."

Kyoko, sekretaris Hinata menyodorkan berkas. Ino membacanya sekilas dan kemudian menandatangani berkas itu.

"Kau menjadi model eksklusif dari produk kami untuk setahun ke depan. Aku harap sifat tidak seriusmu ini bisa dihilangkan. Ayahku tidak mentolelir ketidakdisiplinan." Hinata mewanti-wanti.

"Kau tahu kalau aku tidak disiplin. Tapi kenapa kau tetap memilihku."

"Kau tahu sendiri produk ini adalah proyek bersama Hyuga dan Sabaku, bukan?"

Ino tersenyum malu-malu. Hinata mendesah."kau ini seperti Geisha dan Gara adalah Dana untukmu. Apakah memang seperti itu?"

Ino mengangkat dagunya. Bangga dengan pencapaiannya. "Gara adalah calon suamiku."

"Calon suami?"

Ino mengangguk..

"Apakah dia sudah mengajakmu untuk bertemu orang tuanya? Atau, dia menemui orang tuamu untuk membahas pernikahan?"

True HappinessOù les histoires vivent. Découvrez maintenant