Selesai mengobati Jennie, Lisa mengemasinya kembali dan meletakkan kotak obat tersebut ke dalam laci nakasnya.  Lisa duduk di sisi ranjang, menatap Jennie dengan curiga.

"Jujur padaku, apa ini tentang masa lalu itu lagi? Pengobatan yang di berikan dokter Han, apa belum berhasil padamu? Ini sudah bertahun-tahun berlalu" Cecarnya.

"Jennie, kau dan dokter Han, tidak sedang membohongiku kan?" Lisa mengangkat alisnya. "Dokter Han tak lagi memberikan laporan kesehatanmu padaku, dan kau pun selalu mengatakan baik-baik saja. Tapi akhir-akhir ini aku seringkali mendapatimu tengah melamun" ujarnya lagi.

Tak ada tanggapan.

Jennie berjalan mendekat, ia duduk di sisi Lisa dengan tenang.

"Aku baik dan semuanya baik-baik saja. Dan dokter Han, ia hanya memantauku sesekali saja untuk memastikan. Selebihnya, aku sudah sembuh, jangan khawatir" jawab Jennie.

Namun jawaban tersebut tak lantas membuat Lisa dapat bernapas lega. Sorot matanya masih tajam dan menelisik pada Jennie.

"Aku,,, ya, kau benar. Ada sesuatu yang sedang ku pikirkan" ujarnya.

Sebelum Lisa berhasil menyela, Jennie lebih dulu angkat bicara.

"Bukan seperti yang kau tuduhkan barusan. Aku sedang memikirkan sesuatu yang jauh lebih penting dari sekedar masa lalu" tambahnya.

"Apa?" Tanya Lisa penasaran.

Jennie sedikit menggeser duduknya, lebih mendekat pada Lisa.

"Sayang, tidakkah kau berpikir, sudah saatnya Jiwoo memiliki adik?" Tuturnya.

"Jiwoo yang sudah semakin besar dan akan memasuki masa remaja, terkadang membuatku merasa sedikit kesepian karena ia lebih sering berada diluar rumah" jelas Jennie.

Kali ini Lisa berhasil mengeluarkan napas leganya. Ia pun tampak memikirkan ucapan Jennie.

"Kau yakin? J, proses ini tak bisa dikatakan mudah. Ingat dulu saat kita selalu gagal dan hampir menyerah" tanya Lisa lagi.

"Aku tau. Tapi lihatlah, kita berhasil memiliki Jiwoo setelahnya" balas Jennie.

"Baiklah jika kau ingin begitu. Kita coba lagi" ucap Lisa akhirnya.

Jennie memajukan tubuhnya, memberi kecupan di pipi Lisa sebagai ucapan terimakasihnya. Namun hal itu tak terjadi lama, karena tiba-tiba saja pintu kamar terbuka dan memperlihatkan Jiwoo yang sudah memakai piyama tidurnya berdiri di ambang pintu sembari membawa boneka teddy bear  yang hampir sama besar dengannya.

"Mommy aku ingin tidur disini" ujarnya dengan rengekan khas anak kecil.

Lirikan mata Jennie langsung mengarah pada Lisa, lalu ia tertawa kecil setelah melihat wajah pias Lisa.

"Sebaiknya kau mencari alasan lain agar Jiwoo tidur di kamarnya sendiri" gumam Lisa pelan agar tak terdengar oleh anaknya.

Tawa Jennie semakin pecah. Ia beranjak ke sisi ranjang lainnya.

"Masuklah" ujar Jennie.

Jiwoo dengan senyuman lebar memasuki kamar kedua orangtuanya, lalu mengambil tempat tepat ditengah-tengah ranjang. Setelah dirasa posisi Jiwoo telah nyaman, Jennie menyusul dengan berbaring di sisi anaknya.

"Tidurlah, kau masih harus bekerja esok hari" ujar Jennie pada Lisa yang hanya diam memperhatikan ibu dan anak tersebut dengan wajah kecewa.

Hembusan napas kasar yang terdengar dari Lisa, jelas menggambarkan betapa kesalnya ia dengan situasi ini. Terlebih saat ia akan berbaring, tiba-tiba saja Jiwoo meletakkan Woowoo - boneka Teddy bear  miliknya itu di antara keduanya.

"Aku akan tidur dengan memeluk mommy, jadi aku memberikan Woowoo agar Dadda juga bisa memeluknya" ujar Jiwoo sebelum akhirnya ia mengambil alih Jennie.

Lisa mendengus kesal, turut berbaring disisi ranjang yang kosong dan mengabaikan Woowoo yang ada di sebelahnya.

Ia tak dapat memejamkan matanya, tiap kali matanya terpejam rasanya bayang-bayang saat Jennie hamil terlintas di kepalanya dan itu cukup mengganggu.

Bagaimana Jennie yang tak ingin berada di dekatnya. Bagaimana Jennie yang setiap hari terus saja memintanya bercerai dengan alasan yang tak masuk akal. Kilasan-kilasan itu entah mengapa membuatnya gelisah.

Cukup lama Lisa menunggu hingga dengkuran halus terdengar. Ia beranjak dan duduk, lalu menggoyangkan tubuh Jennie pelan untuk membangunkannya.

"Ada apa? Kau tidak bisa tidur?" Tanyanya.

"Sayang, sepertinya memiliki Jiwoo saja sudah cukup. Kita batalkan saja rencana yang tadi" ujarnya lalu kembali berbaring dan membelakangi anak dan istrinya.

Jennie hanya menatap Lisa bingung.

🐼🐼🐼

Heyheyheeyy,
Kembali lagi bersama panda disini heheh

Ga kerasa udah 3 bulan 😂 udah banyak juga momen yang terlewat 🙈

Yang paling utama,, belum ngucapin selamat ulang tahun buat ayang.
HAPPY BIRTHDAY AYANGGG,, SEMOGA SEMAKIN SAYANG SAMA PANDA 😉

Udah itu aja dulu.
Btw masih ada chapter special Chaesoo yaa, tapi belum tau kapan updatenya, soon!!

Byee!!

Spesial Jiwoo

Spesial Jiwoo

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Entangled with The SupermodelDonde viven las historias. Descúbrelo ahora