19. bonus part : kak? aku titip ke kakak.

Start from the beginning
                                        

Jaehyun masih mendengarkan, bisa melihatnya wajah Jeno berubah jadi merah padam. Tidak ada niatan untuk memotong ucapannya, Jaehyun ingin mendengarkan kelanjutan, kenapa Jeno bisa berkata demikian?

"Setidaknya jangan membuat luka jika tidak bisa mengobati. Aku masih bisa menghidupi Jaemin, Jisung dan kak Taeyong. Walaupun aku tau kak Jaehyun nggak bakal menyakiti istri kakak sendiri, aku hanya waspada." di akhir kalimat, kepala Jeno langsung tertunduk. Ia menumpahkan air mata, menahan isakan.

Suasana hatinya hari ini benar-benar kacau.

-

Taeyong mengusap perutnya, ia tersenyum manis saat Jisung juga turut andil. Dengan cerewet, bocah itu menanyakan berbagai macam hal ke si jabang bayi. Dan tentunya Taeyong menanggapi dengan sabar. Ia rindu Jisung.

"Bubu, kapan dedeknya muncul?" tanya Jisung mendongak, kedua mata kecilnya menatap Taeyong, seolah ingin tau. Tangannya memegang mainan iron man, satunya lagi ia gunakan untuk ikut mengelus perut Taeyong, menurutnya itu lucu, menggelembung seperti balon. "Ihhh dedeknya nendang tangan abang!! Bundaaaa!" teriak Jisung menghampiri Jaemin di ambang pintu.

"Bundaa, tangan abang udah pegel ngelus dedek, kenapa dedek ga mau keluar yahh? Padahal abang lihat di tivi itu bisa kok, bun. Yang keluar gede warna biru." Jisung cemberut, mengekori Jaemin ke arah ayahnya lalu kembali lagi ke tempat Taeyong. "Abang harus elus lebih lama ya? Abang ga sabar, mau ajak main adek, nanti adek abang pinjemin elsa sama mobil mobilan. Kita main bareng dekk, ya yayayaya?"

Jaemin menghela nafas. Tidak berniat menjelaskan apapun kepada Jisung. Biar lah dia mengajak calon buah hati Taeyong berbicara sendiri dan dijawab sendiri.

Ngomong ngomong, Jisung lebih suka dipanggil abang ketika mereka sedang kumpul, karena menurut anak itu, ia akan menjadi seorang kakak bila Taeyong melahirkan nanti. "Adekk, ini namanya Anna, cantik kan? Ini pacarnya Jisung."

Lelaki yang tengah mengandung itu terkekeh ringan sebelum atensinya beralih ke Jaemin. Wajah manis dengan gigi kelincinya itu tidak pernah berubah, selalu manis untuk dilihat. "Berapa lama kalian pindah?"

"Entahlah kak, Mas Jeno tidak memberitahuku. Mungkin dalam waktu lama, dia sebelumnya tidak pernah mengajak aku dan Jisung untuk ikut. Bisa jadi kami menetap disana." balas Jaemin, air mukanya tenang namun Taeyong tau, Jaemin sedang dilanda kesedihan.

Taeyong mengangguk mengerti. Ia merentangkan kedua tangan meminta Jaemin datang, ingin memeluk adiknya. Taeyong akan merindukan mereka bertiga, terlebih jadwal Jaehyun sangat padat, mengunjungi Lee family tentu sedikit susah. Belum lagi ia mau melahirkan, Jaehyun pasti menolak mentah mentah untuk berkunjung.

"Sering-seringlah menghubungi ku." pinta Taeyong, ia merengkuh tubuh kecil Jaemin ke dalam pelukan hangat, menepuk nepuk punggung istri Lee Jeno itu.

Rasanya, ia sedang melepaskan seorang anak untuk bepergian jauh.

"Datanglah ketika aku melahirkan, pinta Jeno untuk temani Jaehyun, suamiku tidak bisa menangani dirinya sendiri. Jaehyun pasti shock berat menunggu hari besok."

Jaemin mengangguk di pelukan Taeyong. Ia memandang kedua sosok dominan di depan sana. Perasaan tidak menyangka bahwa Jeno memilih dirinya menjadi pendamping hidup, Jaemin kira Jeno tidak bisa terbuka padanya. Nyatanya perkiraan itu salah, setelah sekian lama menunggu si Lee akhirnya membuka diri, perlahan-lahan.

"Pasti, kami pasti datang kak." mereka bertiga berpelukan, Jaemin - Jisung - Taeyong. Lee kecil berada di pangkuan Jaemin, anak itu tertidur setelah mengoceh panjang bersama bayi Jaeyong.

-

Hari sudah malam, matahari berganti bulan menyisakan lampu temaram di jalanan. Taeyong semakin mundur, mencari kehangatan dari belakang. Mereka tengah menikmati waktu bersantai, menyaksikan siaran televisi kesukaan kesayangannya, dan Jaehyun hanya bertugas menemani juga memberikan pijatan. Sesekali pria itu mengecup serta menyesap tengkuk Taeyong yang menggoda.

"Makan di luar mau?"

Mata Taeyong berbinar bahagia, kepalanya dalam sekejap menoleh ke sang suami. Menghasilkan dengusan tak suka. "Sekalian jalan-jalan cari perlengkapan baby ya?"

Bagaimana? Bagaimana Jaehyun bisa menolak permintaan ini, bahkan Taeyong telah menantikan keluar dari rumah setelah sekian lama. Mau tak mau Jaehyun mengiyakan, wajahnya maju untuk mengecup bibir tipis sang pujaan. Matanya menyorot kekhawatiran. "Nurut sama Mas?"

"Iyaa Mas, adek janji nurut sama Mas. Adek nggak bakal jauh-jauh dari Mas dan nggak minta yang aneh aneh." Taeyong dengan bahagia mengalungkan tangannya, ia tersenyum sangking senangnya. "Adekk sayang banget banget bangett tiga juta sama Mas, i love u suamiku!!!"

"I love u cintaku. Siap siap gih, kita berangkat sekarang, keburu malam, kasihan markieee kedinginan. Pakai pakaian tebal, Mas mau manasin mobil dulu." Jaehyun kembali melumat bibir tipis tersebut, memakannya sedikit rakus karena gemash berlebihan.

Taeyong dengan segala tingkahnya selalu membuat Jaehyun terperangkap dalam kata cinta. "Ngewe aja yukk? Mobilnya mogok, ga bisa di pake."

-----
t b c.
don't forget support me^ tq.
follow, vote and comment.

.

(nb) : hi maaf, chapture sebelumnya ada kesalahan teknis tentang tokoh, aku kira jisung belum ada di chapture sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(nb) : hi maaf, chapture sebelumnya ada kesalahan teknis tentang tokoh, aku kira jisung belum ada di chapture sebelumnya. eh ternyata udah, maaf ya, maklum lama ga megang wattpad jadi lupa 🙏🙏 lain kali aku akan lebih hati-hati dan cari tahu dulu sebelum up!!

( ✅ ) under the good, jaeyongWhere stories live. Discover now