Walau ragu dan tak mengingat jelas kapan ia mengatakan janji itu, Jisoo meletakkan palet cat beserta kuas yang sedari tadi dipegangnya.

"Ayo lihat, pada siapa janji itu kubuat" ujarnya sembari berjalan keluar untuk menemui tamunya. Bona mengekorinya dari belakang.

Dari kejauhan, Jisoo dapat melihat jika tamunya adalah seorang wanita dengan rambut yang dikuncir kuda. Semakin dekat langkahnya, semakin mudah baginya untuk menebak siapa tamu yang datang menemuinya di studio lukis ini.

"Rose" sapanya dengan yakin.

Perempuan itu menoleh cepat, tersenyum lebar begitu melihat seseorang yang ingin di temuinya.

"Hai, unnie" balasnya dengan senyum yang mengembang lebar.

Jisoo melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Rose dengan mata yang memicing. "Kelas melukis? Aku sama sekali tidak ingat jika membuat janji seperti itu denganmu" ucapnya.

"Ahhh, benarkah?" Rose mengusap leher bagian belakangnya. "Kurasa kau hanya lupa karena sudah lewat minggu lalu" jawabnya beralasan.

Tak ada jawaban dari Jisoo, wanita itu hanya menatap Rose dengan mimik wajah curiga.

"Kajja, kita mulai kelas melukis di hari pertama ini" ujar Rose berlalu meninggalkan Jisoo masuk kedalam studio lukis dengan terburu demi menghindari tatapan Jisoo yang entah mengapa membuatnya gugup.

Walau pun tak dapat mengingat janji yang dikatakan oleh Rose barusan, Jisoo tetap mengikuti langkah sahabat adiknya itu.

Begitu tiba didalam studio yang biasa digunakan oleh Jisoo, Rose melihat sekelilingnya, banyak sekali peralatan lukis dalam kondisi baru di sudut ruangan. "Darimana kita harus memulai?" Tanya Rose meletakkan kedua tangannya di pinggang.

"Kau lebih tau apa yang kau butuhkan" jawab Jisoo.

Rose kembali menampilkan cengiran khasnya walau Jisoo tak melihat padanya. Kemudian ia menyusul Jisoo, duduk disamping wanita yang lebih tua darinya itu, wanita yang sudah kembali fokus pada karya seni yang sedang ia ciptakan.

"Apa yang harus ku lakukan untuk hari ini, unnie?" Tanyanya memastikan.

"Kau bisa melakukan apapun yang kau mau, kau jauh lebih berbakat dalam bidang ini" jawab Jisoo.

Tanpa membalas perkataan Jisoo, Rose beranjak dari duduknya menuju sudut ruangan. Ia mengambil beberapa perlatan melukis yang dibutuhkannya.

Keheningan mulai terasa sejak kedua wanita itu sibuk dengan lukisannya masing-masing. Tak ada suara yang menggema, keduanya fokus untuk menyelesaikan karyanya. Dan Jisoo menjadi orang pertama yang berhasil menyelesaikan lukisannya.

"Selesai" ujar si wanita yang lebih tua. Kemudian ia menolehkan kepalanya menghadap Rose. "Apa yang kau lukis?". Jisoo hampir saja berdiri dari duduknya sebelum akhirnya Rose menghentikannya.

"Tetap disana, unnie. Kau akan tau setelah aku menyelesaikannya" ucap Rose dan Jisoo patuh.

Sekitar tiga puluh menit lamanya Jisoo menunggu Rose menyelesaikan lukisannya. Cukup bosan, namun ia tak berani menginterupsinya karena Rose terlihat begitu serius dan sulit untuk di ganggu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 03, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Entangled with The SupermodelWhere stories live. Discover now