Dipikirannya, tidak mungkin wanita ini melukis. Puluhan tahun ia mengenalnya, tak sekalipun Rose mendengar jika kakak dari sahabatnya ini menggemari dunia tersebut.
Jisoo tertawa pelan. "Ya aku, Kim Jisoo, beberapa bulan ini aku menyelami dunia yang tak pernah tersentuh olehku. Dan terjadilah pameran ini" Jisoo kembali tertawa setelah berhasil menjelaskannya pada Rose.
"Hebat, kau hebat, unnie" puji Rose dengan suara tepukan tangannya yang meriah.
"Terima kasih" balasnya hangat.
Jisoo membawa Rose berkeliling gallery, menunjukkan satu persatu lukisannya dan juga menjelaskan setiap makna dari gambar yang ia torehkan. Rose cukup terkesan dengan semua cerita di balik lukisan-lukisan ini.
"Dan aku pun tidak menyangka jika kau akan meluangkan waktumu untuk pergi melihat pameran lukisan seperti ini. Walaupun aku tau kau memiliki bakat melukis" tutur Jisoo.
Rose tersenyum kecil, menyingkirkan helaian rambutnya yang menutupi mata. "Lisa yang memberikan undangan ini padaku karena ia tidak bisa hadir" jelas Rose.
"Oh ya benar". Jisoo menepukkan kedua tangannya sembari tertawa kecil. "Ya, Lisa pergi untuk mengunjungi Jennie" ucapnya.
Keduanya tampak saling melempar senyum. Setelah semua lukisan telah diperlihatkannya pada Rose, Jisoo mengajak sahabat adiknya itu untuk duduk di salah satu kursi yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Duduklah, sepertinya kau cukup lelah setelah kita mengelilingi gallery ini" ujarnya dengan tawanya untuk mengoda Rose.
Rose pun mengikuti langkah Jisoo, karena apa yang dikatakan Jisoo pun benar jika ia sedikit kelelahan. Keduanya duduk berdampingan.
"Lalu, setelah adanya semua lukisan ini, bagaimana perasaanmu?" tanya Rose, tatapan matanya berubah dalam pada Jisoo.
Hembusan napas yang Jisoo keluarkan sedikit membuatnya khawatir. "Jauh lebih baik dari sebelumnya. Aku seakan menemukan hidupku kembali dan membuang semua rasa sakit yang kualami sebelumnya. Jadi, bisa dikatakan jika sekarang aku telah menemukan obatku" jawab Jisoo. Ia menoleh pada Rose dengan rambutnya yang tergerai indah.
Tidak, Rose tidak salah lihat. Jisoo sangat cantik dan begitu bersinar, seolah cahaya terang tengah menyoroti dirinya yang menawan. Rose bahkan termangu untuk beberapa saat hingga suara Jisoo kembali menyadarkannya.
"Aku bertemu seseorang yang mampu mengubah kehidupanku. Ia yang mengenalkanku dengan dunia baru ini. Dan aku sangat berterima kasih padanya" ucapnya lagi.
"Senang mendengarnya. Ku harap, kau akan terus bahagia seperti ini, unnie" balas Rose.
***
"Jisoo-ssi".
Tangan yang sedang menggoreskan cat diatas kanvas itu terhenti, perhatiannya mengarah pada wanita muda yang datang menghampirinya.
"Seseorang datang dan mengatakan jika ia memiliki kelas melukis denganmu" terang wanita muda itu.
Jisoo terlihat bingung.
"Bona-ssi, kau jelas tau jika aku hanya pelukis disini. Kelas melukis sama sekali bukan tugasku" bantah Jisoo.
"Aku tau, tapi wanita itu mengatakan jika janji itu dibuat saat pameran lukisanmu minggu lalu" ujar Bona.
YOU ARE READING
Entangled with The Supermodel
RandomManusia mana yang mampu menolak datangnya cinta? Tidak siapapun termasuk diriku yang kini di pertemukan dengan sang supermodel. Kurasa... Aku telah terjerat akan dirinya. Walau hanya wajah datar serta sikap dingin yang ia tampilkan. Tapi ia mampu me...
Epilog 2
Start from the beginning
