Sahabat Rasulullah yang bernama Julaibib

11 3 0
                                    

Dikisahkan seorang sahabat nabi yang memiliki wajah buruk rupa.

Dia bernama Julaibib. Seorang lelaki dengan penampilan lusuh, berkulit hitam, dan bertubuh pendek. Keadaannya ini membuat Julaibib kerap mendapatkan hinaan.

Suatu hari,Nabi Muhammad bertanya, apakah Julaibib ingin menikah?

Pertanyaan itu dijawapnya dengan santun dan bijak.

"Siapakah orangnya yang mau menikahkan puterinya dengan diri ku ini,ya Rasulullah?" Ujarnya sambil tersenyum.

Nabi yang melihat tidak ada rasa sedih di wajah Julaibib yang tersenyum dengan lembut.

Di hari berikutnya, Nabi menanyakan hal yang sama. Namun di hari ketiga, Nabi tidak sekadar bertanya. Baginda menarik tangan Julaibib dan membawanya ke sebuah rumah pimpinan Anshar.

Disana, nabi meminang puterinya untuk Julaibib.

"Tentu ya Rasulullah dengan senang hati." Jawap pemimpin Anshar tersebut.

"Tapi aku melamar puteri mu bukan untuk ku," tegas Rasulullah.

"Lalu untuk siapa,ya Rasulullah?"

"Untuk sahabat ku, Julaibib." Kata Rasulullah.

Pemimpin Anshar itu hanya mendiam, kerana ia sangat mengenal betul siapa Julaibib, lelaki buruk rupa dan miskin.

Dalam fikirannya, puterinya sudah tentu tidak mahu menikah dengan lelaki seperti itu.

Tetapi sungguh di luar dugaan. Dari belakang terdengar suara wanita ikut masuk di percakapan.

"Ayah,ibu, apakah kalian akan menolak pinangan Rasulullah? Aku sekali-kali tidak akan menolaknya. Aku yakin, Rasulullah tidak akan membuat kita sengsara." Ujar sang puteri.

Seketika luluh hati pemimpin Anshar tersebut.

Julaibib pun mendapatkan seorang bidadari yang cantik dan baik hati. Pernikahan dilangsungkan.

Tak berapa lama, Julaibib harus pergi berperang.

Usai perang, Rasulullah bertanya kepada para sahabat, apakah mereka kehilangan seseorang? Para sahabat dengan tegas menjawab tidak.

Namun Rasulullah terus bertanya dan akhirnya menyebut nama Julaibib. Bergegas para sahabat dan Rasulullah mencari Julaibib.

Sayangnya, Julaibib sudah syahid. Rasulullah sendiri yang mengendong jenazahnya dan memasukkannya ke liang lahad.

"Julaibib adalah bagian dari ku dan aku adalah bagian dari Julaibib," Rasulullah mengulangi kalimat itu dua kali. Ternyata kedudukan Julaibib sangat istimewa di mata Rasulullah.

Ia mendapatkan bidadari dunia, namun bidadari syurga lebih merindukannya.

Wallahu a'lam

Nu'aiman Bin Amr Where stories live. Discover now