Dessert

122 13 2
                                    

#2 Sebelum Hallowen, pesanan kudapan penyemarak peringatan acara tersebut banyak dipesan. Kamu yang tidak sempat membuat sendiri memilih untuk memesan dari toko kue yang baru dibuka di ujung kota tempat tinggalmu. Namun bagaimana kalau ternyata yang membuat kue pesananmu bukanlah seorang manusia?

***

Bagaimana menurutmu? Bukankah ini cantik?

Jinan membuka ponselnya, membaca pesan yang baru dikirim Dam Hee─teman sekantornya. Tidak lama kemudian sebuah foto dikirim dari kontak yang sama masuk ke daftar pesannya.

Jinan tidak bodoh untuk tahu bahwa apa yang ingin Dam Hee dapatkan adalah pujian

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Jinan tidak bodoh untuk tahu bahwa apa yang ingin Dam Hee dapatkan adalah pujian. Namun otak usilnya lebih dominan untuk membuat sahabatnya itu dongkol.

Maksudmu Black? Bukankah dia jantan?

Tentu Jinan tidak berhenti sampai di situ.

Aku pikir kau datang ke vet bulan lalu untuk melakukan kebiri padanya, bukan operasi pergantian kelamin.

Seperti yang ia duga beberapa sekon setelahnya, ponsel Jinan bergetar. Ia tertawa ringan menatap nama yang ditunjukkan layar ponsel pintarnya. Tahu persis Dam Hee adalah seorang impulsif sekaligus golongan manusia sumbu pendek. Mudah sekali untuk mengonfrontasinya.

"Kenapa kau senang sekali membuatku kesal?"

Vokal Dam Hee kini memenuhi gendang telinganya. Tanpa perlu berhadapan, Jinan bisa membayangkan dengan jelas air muka Dam Hee tengah memerah sekarang.

"Aku bertanya tentang kukuku, bukan kucingku!" semburnya kesal.

"Pergilah berkencan dengan seseorang jika kau haus akan pujian," kelit Jinan. Sama sekali tidak merasa berdosa. "Jangan terus meminta pendapatku tentang penampilanmu. Sungguh, itu menggelikan!"

"Itu tidak menjawab pertanyaanku, Jinan," tekannya. Menagih apa yang ingin ia dengar dari Jinan.

"Tapi kau terdengar seperti sedang menggodaku. Orang lain mungkin bisa salah paham mengira kau menyukaiku."

Jinan bisa mendengar Dam Hee sedang berlagak memuntahkan sesuatu di seberang sana. Ia tahu Dam Hee memiliki orientasi seksual yang lurus. Namun sebagai seorang sahabat ia memiliki kewajiban untuk menyadarkannya. "Dengarkan saranku, kau perlu seseorang untuk memenuhi hatimu."

"Aku hanya bertanya soal kuku, Jinan. Tidak ada hubungannya dengan kebutuhanku untuk berkencan. Kau terlalu jauh mengambil kesimpulan dari premis yang berseberangan," tampiknya merasa tidak terima.

"Baiklah. Kukumu cantik, Dam Hee. Bukankah sayang sekali jika hanya aku yang melihatnya?"

"Maksudmu?"

"Mungkin akan menjadi kisah yang menarik jika seorang lelaki mencium punggung tanganmu karena terkesima dengan kuku cantikmu itu?"

Demi Tuhan, itu hanya celotehan asal Jinan. Namun Dam Hee yang besar kepala telanjur mencernanya sebagai sebuah gagasan yang menarik. Mungkin juga karena ia terlalu banyak dicekoki picisan bergenre fluffy yang belakangan begitu digemari. Berdampak pada otaknya jadi mudah terkontaminasi. Berpikir mungkin ia akan memikat lelaki dengan cara tersebut.

DessertTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon