Jadi perempuan itu susah.

Mereka yang hatinya lembut dan gampang tersentuh karena hal-hal sederhana sering ditipu laki-laki tangkas yang menyalahgunakan kelembutan hati itu dengan kata-kata manis. Dan pada akhirnya setelah mendapatkan apa yang mereka mau, para laki-laki tangkas itu akan berkata, "Salah sendiri jadi cewek baperan."

Mereka yang hatinya lembut akan dituntut untuk jadi realistis.

Sedangkan mereka yang berkeras hati karena ingin menjaga diri malah ditunjuk kanan-kiri untuk diingatkan supaya gak merasa tinggi diri. Semakin dewasa, ketika yang mereka lakukan cuma berhati-hati, mereka malah diejek dengan perkataan, "Jelas aja sampai umur segini gak ada yang mau.. Terlalu mandiri sih."

Mereka yang realistis dan mampu menjaga dirinya, dituntut untuk melembutkan hatinya.

Iya, jadi perempuan itu susah.

Dan karena jadi perempuan susah, gue gak ingin semakin menyusahkan diri gue sendiri untuk hidup dalam angan-angan.

Dirga di mata gue adalah angan-angan.

Bahkan sejak pertama kali gue melihatnya.

Dirga terlalu terang... Untuk gue yang terlalu gelap.

"Itu yang namanya Kak Dirga?"

"He eh."

"Dia gak salah masuk jurusan? Muka kayak gitu kasihan amat masuk Teknik Mesin. Harusnya langsung jadi pengusaha sukses aja."

"Jadi pemain film deh.. Atau jadi jodoh gue aja boleh."

Gue akan selalu menggelak tawa setiap mengingat komentar-komentar teman-teman gue saat itu.

Walaupun Dirga dari jurusan Mesin dan gue dari jurusan Minyak, semua teman seangkatan gue pasti membicarakan dia.

Walaupun Dirga dari jurusan Mesin dan gue dari jurusan Minyak, semua teman seangkatan gue pasti membicarakan dia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dirga terpaut satu tahun di atas gue. Ke mana dia pergi, dia akan selalu terlihat menyilaukan buat gue. Laki-laki bertubuh tegap setinggi 184 sentimeter berkulit putih dengan wajah oval. Gak heran Milly dan Ambar dulu selalu kasih pujian panjang setiap melihatnya mengenakan kaus putih polos. Katanya, Dirga yang biasanya selalu terlihat stylist jadi ekstra ganteng kalau pakai kaus putih karena punggungnya lebar banget. Alisnya hitam tebal, rambutnya berwarna cokelat dengan model undercut yang hampir cepak, hidung lancip, bibir tipis, dan kedua matanya menatap tajam tapi tetap berbinar, terutama saat dia tersenyum. Seingat gue, dia nggak pernah terlihat jelek.

Dan itu yang bikin semuanya jadi wajar.

Wajar kagum dan suka sama cowok kayak dia karena semua cewek akan merasakan hal yang sama juga.

Dan wajar untuk menganggap keberadaannya angin lalu karena bintang memang akan selalu indah ketika dilihat di tengah kegelapan. Tapi bintang bukan sesuatu yang bisa diambil, apalagi dimiliki.

Makanya di dunia ini hanya ada lagu Ambilkan Bulan Bu. Gak ada yang pernah membuat lagu Ambilkan Bintang Bu.

Gak ada yang mampu memiliki sebuah bintang.

LoversationWhere stories live. Discover now