001

127 20 3
                                    

Sudut Pandang Pertama.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Aku sebenarnya bukan orang Korea asli, aku kesini karena dibawa oleh bibiku yang tinggal di Korea. Ia membawaku karena beliau memang tinggal sendiri, jadi aku juga ikut untuk menemaninya agar tidak kesepian. Dan 2 tahun lalu beliau meninggal karena kanker otak yang entah sejak kapan sudah beliau derita.

Tapi sejak itu, aku lebih memilih untuk tetap tinggal di Korea dan menempati rumah bibi yang kosong daripada pulang ke Indonesia.

Hari ini adalah hari-hari yang kujalani seperti biasa, mulai dari bangun tidur, mandi, ngerjain comission, masak, makan, tidur, bangun, makan dan ngerjain comission lagi.

Hari ini kebetulan ada yang harus aku beli di luar, karna sekarang juga kebetulan lagi musim dingin jadi aku memakai mantel yang cukup tebal. (Setidaknya tidak membuat ku kedinginan.)

Sebenarnya tidak ada yang aneh, aku pergi ke toko untuk membeli cadangan untuk isi tylus pen lalu lanjut pergi ke supermarket untuk belanja beberapa persediaan. Seperti sayur-sayuran, buah-buahan, beberapa makanan ringan, roti, susu, dan susu tinggi protein. (aku juga kadang ke gym btw)

Ketika di kasir, aku melihat karyawan yang bekerja diganti. Ya sepertinya karyawan sebelumnya diganti dengan yang ini, aku pun melihat nama tertulis di id card yang tergantung di lehernya.

Park Junghee.

Aku memerhatikan penampilannya, terlihat sempurna. Rambut hijau dengan potongan rapi, matanya yang berwarna ungu atau biru? entahlah, tapi itu terlihat sangat lembut.

 Rambut hijau dengan potongan rapi, matanya yang berwarna ungu atau biru? entahlah, tapi itu terlihat sangat lembut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

". . ."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" . . ."

Baiklah, ini cukup mengerikan karena aku memerhatikan nya dengan sangat cermat.

Aku mengalihkan pandangan ke keranjang belanjaan yang kubawa, cukup penuh dan ini mungkin cukup untuk 1-2 Minggu.

Ketika giliran ku untuk membayar, aku meletakkan keranjang belanja ku di tempat kasir dan pria itu mulai menghitung total belanja ku.

Aku sesekali mencuri-curi pandang kearah pria yang bernama Park Junghee itu, wajahnya terlihat cantik dan lembut. Tipe-tipe greenland ini. Oh dan kebetulan juga aku suka dengan pria cantik, tentu aku juga suka dengan wanita cantik. ( Hanya sebatas kagum aja sih /kayanya. ) Sekedar info, aku suka dengan pinggang pria yang kecil, aku selalu tergoda untuk meraih pinggangnya dan men- ok cukup kayanya.

Lamunanku terpecahkan oleh suara lembut dari seorang pria- tentu saja itu suara kasir di depanku ini.

"-mau bayar dengan tunai atau debit, nona?"

"Ah, dengan debit saja."

Aku lalu mengeluarkan salah satu kartu debit ku dan memberikannya pada kasir itu, memasukkan pin dan selesai.

Aku mengambil kantong belanjaanku, sambil menerima kembali kartu debit ku. Kasir itu memberikan senyum manis ketika memberikan kembali kartu debit milikku, sedangkan aku hanya memberikan senyuman kecil lalu membawa kantong belanjaanku keluar dari supermarket itu.

Ketika keluar dari supermarket, aku merasakan hembusan angin dingin menerpa wajahku dan membuat bulu kuduk ku berdiri. Aku berjalan menuju zebra cross dan berdiri dibelakang pembatas di samping lampu lalu lintas, aku meletakkan kantong belanjaanku ke trotoar dan mengecek ponselku sambil menunggu lampu menjadi hijau.
.
.
.
.
.

Sudut Pandang Kedua.
.
.
.
.
.
.

[Name] yang hanya masih berdiri di samping lampu lalu lintas, sambil menunggu ia memeriksa ponselnya. Dan ada beberapa pesan, tanda adanya comission baru lainnya yang harus dia kerjakan.

Tidak banyak orang yang berjalan kaki ketika ia melihat sekitar, mungkin karena musim dingin juga. Jadi mungkin saja beberapa orang tidak keluar dan memilih untuk memesan kebutuhan mereka secara online.

[Name] lalu menyimpan kembali ponselnya ke saku mantelnya, sebelum kembali melihat ke lampu lalu lintas di sebrang. Tapi perhatiannya teralihkan pada seorang bocah laki-laki yang sedang berdiri di tengah zebra cross, mata nya menyipit bingung. Kenapa ada bocah yang berdiam diri di tengah jalan? apalagi lampu lalu lintas masih berwarna merah untuk para pejalan kaki.

Ketika [Name] akan memanggil bocah itu, bola matanya melebar saat melihat sebuah mobil melaju dengan cepat. Pandangannya kembali beralih ke bocah yang maish berdiri di tengah jalan.

Tanpa pikir panjang, [Name] mengambil langkah cepat menghampiri bocah laki-laki itu. Dan mobil itu masih melaju dengan cepat kearah mereka. Tangan [Name] terulur meraih kerah belakang bocah itu dan menarik kearah belakang, tepat kearah tubuhnya sendiri. Mobil yang melaju dengan cepat sudah sangat dekat dengan posisi mereka.

Sampai...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

CKIIIITDRR!

BRAK!!

...

...

...

...

...

...

------------------------------------------------------------------------

gambar yang ada di atas itu buatan sendiri ya, jujurly waktu penggambaran ngga terlalu susah karna bukan full body ( art style nya pun sok-sokan nyoba art style nya bb-nim, mana acak-acakan lagi )

♪ !៹ ࣪˖ Another Universe ⊹ ᨘ໑ 「Orv x Reader」Where stories live. Discover now