sekarang jadi jarang up ya
maapin paboss:/happy reading yah
jangan lupa kasi bintang✓~oOo~
"Jadi prediksi lo bener? Ada portal lain?" Neon menanyakan prakiraan. Kalau dipikir-pikir, omongan Liona masuk logika juga.
Liona tampak yakin dengan pemikirannya, pasalnya dia sendiri yang mengalami kejadian portal itu, jadi wajar jika ada orang yang berpendapat beda. "Aku rasa gitu ... portal dunia nyata sama negeri Factory."
Neon memikir, menyandarkan kedua tangannya di setir mobil. Satu portal saja masih belum dia percaya malah orang ini punya pikiran ada dua.
"Gimana?" Liona menanyakan gegara pendapatnya tidak dijawab balik.
Lelaki fiksi itu melirik ke Liona, mengusap alis. "Gue pengin cari tau soal ini, tapi gimana caranya kalo gue aja nggak pernah liat portal itu."
"Cukup percaya aja." Liona meyakinkan, lelaki seperti Neon ini harus lihat bukti langsung baru percaya.
"Siapa yang dapat gue percaya?" Kali ini Neon mengusap kening, bingung harus bagaimana.
"Ya ... aku-lah?" Liona menunjuk diri sendiri. "Udah deh, besok aja ke perumahan bareng."
Neon yang tahu maksud dari kalimatnya menceletuk, "Kalo bolpennya nggak ada?"
"Cari tau dulu." Liona berpikir positif.
Neon bersedekap, meminta penjelasan, "Seberapa yakin yang harus gue percaya kalo cuma bolpen aja, bisa buktiin kalo lo beneran dari dunia nyata?"
Ada jeda sebentar untuk Liona memikirkan sesuatu, lalu mengatakan, "Aku tanya balik, apa bolpen itu ada di negeri ini? Bukannya cuma ada di dunia nyata? Di Cina?"
"Bisa aja diduplikat." Neon beranggapan.
"Maksudnya?"
"Ya kayak gue, tokoh fiksi duplikat dari dunia nyata. Orang aja bisa diduplikat, masa benda kayak bolpen nggak bisa?" Ada saja jawaban dari lelaki fiksi ini yang sepertinya sungguh-sungguh ingin tahu apakah manusia di sebelahnya ini asli atau bukan. Hanya dengan ucapan belum cukup membuatnya percaya, tetapi bukankah semua orang juga akan berbuat demikian? Tidak langsung percaya apa kata orang sebelum ada bukti, dan meskipun ada bukti, bisa jadi itu juga kurang tepat.
Liona memejamkan matanya dan menaruh tangan di kening seperti orang pintar yang berpikir keras, lalu ia menyapu rambut, menoleh ke Neon karena ia menemukan jawaban, "Kalo misal gini ya ..., bolpenku beneran masih ada di sana dan kamu berpendapat yang bolpen aja bisa diduplikat, pertanyaannya ... emang ada satu bolpen langka yang sengaja ditaruh di situ atau ketinggalan di sana? Di perumahan?"
Logika dijalankan oleh Liona dan itu langsung membuat kening Neon mengerut.
"Kok lo malah jadi nyolot, sih?" celetuk Neon, padahal dia hanya kasih pendapatnya saja yang bisa saja terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dimensions
Fantasy"Dia datang, manusia pertama pembuka gerbang fiksi dan akan menghancurkan dinding dimensi." ••• Liona, gadis berhalusinasi stadium akhir. Hobinya mengoleksi semua yang berhubungan dengan idolanya, pengin dapetin cowok fiksi, dan bercita-cita menikah...