THE MASK 01

441 123 21
                                    

Cerita ini masih memiliki begitu banyak kekurangan, entah dari kepenulisan maupun aspek lainnya. Saya harap bantuan dari teman-teman untuk mengoreksi agar karya ini bisa lebih baik kedepannya❤️

.
.
.
.

Gadis itu terus menerus tersenyum ke arah pelanggan yang tak henti-hentinya berdatangan. Ia menyapa pelanggan dengan ramah meski pelanggan tersebut hanya bersikap cuek padanya.

“Lica!” panggil rekan kerjanya.

Mendengar namanya dipanggil, Lica segera berjalan cepat menuju Neta—sang rekan kerja. Sesaat setelah sampai dihadapan Neta, Lica kembali tersenyum namun Neta justru menatapnya muak.

“Lo pikir, lo itu cantik kalo senyum terus gitu?” sarkasnya.

Senyum Lica seketika luntur, dadanya berdenyut sakit saat mendengar ucapan Neta, padahal hinaan seperti ini sudah menjadi makanan sehari-harinya, namun ia masih belum terbiasa.

Nalica namanya, gadis berkacamata, bertubuh gempal dengan wajah yang dipenuhi jerawat batu. Kulitnya terlihat berminyak, pori-porinya pun besar, sedangkan rambutnya tampak lepek.

Neta menghela napas kesal kemudian menyerahkan amplop pada Lica, yang dibalas dengan tatapan bingung oleh gadis itu. “Didalam situ ada gaji lo, sekaligus surat pemecatan dari Bos.”

“A-Aku ... dipecat?”

Berdecak sebal, Neta melempar amplop itu hingga mengenai wajah Lica. “Tuh, ambil! Jelas lah lo dipecat, lo itu cuman bikin pelanggan risih tau gak? Lo gak tau cara ngerawat diri, ya? Ini bukan soal bentuk badan lo, tapi muka lo. Seenggaknya cuci muka kek kalo mau berangkat kerja. Sana lo, lagian lo udah dipecat juga.”

Neta berjalan meninggalkan Lica. Gadis itu berjalan mendekati pelanggan sembari menampilkan senyum terbaiknya. Sementara Lica kini menatap lamat amplop yang diterimanya.

“Kalau aku berhenti kerja, darimana aku dapetin uang buat Nathan?” monolognya.

Nathaneo Alazkar, kekasihnya hampir dua tahun belakangan ini. Ia menjalin hubungan dengan Nathan—Kakak kelas idolanya—sejak awal masuk SMP hingga sekarang menjelang ujian kenaikan kelas untuk Lica. Meski Nathan selalu memperlakukannya dengan buruk, namun Lica tak pernah sekalipun memiliki niat untuk putus, sebab ia sangat mencintai cowok itu.

Dengan lesu, Lica melepas celemek yang dipakainya, meletakkannya diatas meja kemudian berjalan keluar dari area cafe. Secepatnya, ia akan mencari kerja agar selalu bisa memberikan uang kepada Nathan.

Rencananya saat ini, ia akan berkunjung ke apartemen Nathan untuk menceritakan kejadian pemecatannya hari ini serta memberikan uang gajinya kepada cowok tersebut.

****

Lica berjalan memasuki area gedung apartemen sembari menenteng sebuah kotak yang berisi kue dengan selai strawberry yang merupakan kue kesukaan Nathan. Gadis itu terus menerus memancarkan senyum, tak sabar untuk bertemu dengan kekasihnya.

Dengan langkah yang sedikit cepat, gadis itu segera berjalan menuju apartemen Nathan. Sesampainya didepan apartemen cowok tersebut, Lica segera menekan sandi untuk membuka pintu Apartemen. Lica memang sudah sering melihat Nathan membuka pintu apartemen setiap Nathan meminta bantuannya untuk membersihkan isi apartemennya.

Cklek!

“Nath, aku bawain kamu—”

Bruk!

THE MASKUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum