Bab 05

21 2 4
                                    

"Setelah Zeta ada Eta," ucap Ashura sembari menunjuk huruf (Η), "Lalu berikutnya adalah Theta," tambah Ashura sembari menunjuk huruf(Θ).

Felicia kemudian mengangguk dan berkata, "Eta dan Theta, lalu bagaimana dengan ini?" tanya Felicia yang mulai tertarik dengan huruf-huruf kerajaan mereka dan ia nampak menunjuk (Ι).

"Itu adalah Iota, sama seperti Alpha dan Epsilon huruf Iota juga huruf vocal," ungkap Ashura, "Lalu berikutnya ada Kappa," ucap Ashura lagi sambil menunjuk huruf (Κ)

Felicia hanya mengangguk sembari mengingat-ingat nama huruf-huruf kerajaannya Ashura hanya tersenyum saja dan menunjuk huruf setelah Kappa. (Λ), "Ini namanya Lamda dan berikutnya adalah Mu(Μ) setelahnya ada Nu(Ν), lalu huruf ini (Ξ) adalah Xi, lalu ini (Ο) Omicron, setelah itu ini (Π) adalah Pi, lalu ini (Ρ) Rho, berikutnya ini(Σ) dibaca Sigma, lalu setelah Sigma ada (Τ) yang dibaca Tau. Setelah tau ada(Υ) yang dibaca Upsilon, berikutnya(Φ) huruf itu dibaca Phi, lalu setelah itu masih ada (Χ) yang dibaca Chi, dan yang ini (Ψ) namanya adalah Psi terakhir (Ω) ini dibaca Omega."

"Wah nama-nama huruf yang unik," gumam pelan Felicia.

"Ya ini adalah pelajaran pertama, kamu harus mengingat nama dan belajar menulis huruf-huruf itu di papan tulis ini, besok aku akan menilai secepat apa kau memahaminya, jadi aku pergi dulu," gumam pelan Ashura meninggalkan Felicia untuk belajar sendirian.

Felicia hanya mengangguk dan membiarkan dari kamar, Felicia pun menatap tulisan Ashura, mengenai huruf-huruf kerajaan. Felicia hanya diam mengamati mengingat namanya dan mengimajinasikan bagaimana tangannya harus bergerak untuk menulis huruf-huruf itu. Beberapa memang ada yang mirip Alphabet, tapi sisanya itu agak berbeda dan lebih ke simbol rumus matematika dan fisika.

'Sepertinya besok akan sangat-sangat merepotkan,' batin Felicia, "Namun, sebelum itu, aku harus menemui Rose sore nanti," gumam pelan Felicia.

Felicia yang sudah sedikit hafal bentuk-bentuk huruf besar dari kerajaannya langsung menghapus papan tulis itu dan mulai melakukan apa yang biasa ia lakukan saat sedang bosan, ya ia menggambar, meski dulu ia menggambar dengan menggunakan kayu yang ia toreh ke tanah yang lunak, sekarang ia menggunakan kapur tulis pada papan tulis mini, dan karena kapur itu hanya punya satu jenis warna yaitu putih, maka ia hanya menggambar hal sederhana.

Lalu dengan nilai Int dan Dex yang tanpa ia sadari sudah ia tingkatkan hingga level lima ratus, membuat Felicia mampu menggambar sesuatu dengan sangat detail meski hanya satu warna. Ia membuat gambar Ashura yang tengah mengenalkannya pada huruf baca resmi di kerajaan dan tanpa siapapun sadari Felicia tersenyum, hal ini karena yang ia alami saat ini adalah pengalaman terbaik sekaligus kenangan terindah yang ia miliki semasa ia hidup di dunia baru.

'Ah apa barusan aku tersenyum? Ah sudahlah, aku tidak mau terlalu memikirkannya,' batin Felicia sembari memejamkan matanya, "Ibu, apakah kau bisa menerima keadaan ini? Jika saja aku lebih kuat, aku akan membawa ibu pergi dari tanah ini dan memastikanmu tidak menderita,' gumam pelan Felicia saat itu, air matanya menetes ketika teringat saat-saat Raja Iblis membunuh ibunya di depan matanya.

'Jika saat itu aku berani hal semacam ini pasti tidak akan terjadi jika saja aku jauh lebih berani untuk membantumu. Namun, aku takut dan aku juga tidak mau mati, maafkan aku," gumam pelan Felicia sembari membersihkan air matanya.

Felicia kemudian meninggalkan lukisannya begitu saja di meja kerjanya, 'Maaf sepertinya aku tidak bisa memenuhi harapan dari Anda putra Mahkota, saya ada janji untuk melakukan sebuah tugas yang sangat berbahaya, mungkin saya tidak akan kembali dengan selamat, jadi sebagai ucapan terima kasihku karena sudah mengajariku cara menulis huruf, aku tinggalkan lukisan kenangan terindahku di istana ini,' batin Felicia sembari berjalan pergi meninggalkan istana di sore hari dan menuju lembah kematian untuk bertemu dengan Centaur yang menjadi satu-satunya temannya selama ini.

"Yo, apa kau sudah lama menunggu di sini?" tanya Felicia pada sosok Centaur wanita di hadapannya.

"Hem, apa kau, benar-benar sudah yakin bisa mengerjakan tugas saat ini?" tanya Rose Merdian sang Centaur wanita yang merupakan mantan kepala ksatria wanita dari pasukan Raja iblis.

"Ya lebih dari yakin malahan," jawab Felicia dengan wajah santai, ia nampak tidak begitu memperdulikan situasinya sendiri.

"Kalau begitu pilihlah peralatan yang bisa kau gunakan untuk bertahan hidup," ucap Rose sembari memperlihatkan, item-item dan senjata koleksi miliknya berserta tas empat dimensi sebagai penyimpanannya.

Felicia yang melihat semua benda yang sudah di siapkan, langsung mengambil sekitar seribu jarum, 40 botol racun, 20 potion pemulihan luka, 25 potion pemulihan magis, kompas, peta dan beberapa botol minuman serta bumbu-bumbu dapur, wajan dan tungku batu. Lalu untuk senjata ia memilih sabit besar bergagang panjang sebagai senjatanya.

"Kau yakin dengan itu?" tanya Rose karena benda-benda yang dibawa oleh Felicia terhitung sedikit.

"Aku sangat yakin," jawab Felicia sembari meningkatkan stat levelnya, mulai dari Agi yang ditingkatkan sampai level 500, lalu sisanya hanya ditingkatkan sampai tingkat 300.

"Kalau begitu semoga beruntung," ucap Rose sembari memberikan toples kosong yang nantinya akan diisi dengan madu dari lebah iblis.

Felicia pun mengangguk, "Feli akan mencoba untuk bisa kembali secepatnya," gumam pelan Felicia yang langsung melompat turun ke dalam lembah dan berlari kencang dengan kecepatan suara.

Bersambung

Half Demon PrincessWhere stories live. Discover now