[ Gadis pengkritik ]

13 1 0
                                    

Aku sama sekali tidak mengerti. Kenapa orang-orang bersusah payah untuk mengejar nilai tinggi di kertas yang bahkan diperoleh dengan cara curang.


Apa faedahnya itu? Walau hasil bagus tapi kalau didapat dari cara seperti itu sama saja dengan orang bodoh?


Aku juga tidak mengerti, Kenapa orang-orang begitu mendambakan perasaan yang disebut dengan 'cinta'.


Padahal kerap kali ada berita yang menayangkan tindak kriminal yang beralibi cinta. Walau kesannya manis seperti madu, tapi jika tidak diperoleh atau menghilang secara tiba-tiba stress akan muncul. Cinta itu seperti narkoba. Memabukkan sekaligus menggelikan.


Bagiku, kedua hal itu tidaklah penting. Walau sebenarnya kedua hal itulah yang membangun karakterku sekarang.


Aku tidak terlalu pintar juga bodoh. Otak rata-rata diantara manusia bodoh. Iya, aku mengakui hal itu setelah melihat keluargaku selama ini selalu berpikir dangkal.


Aku juga keras terhadap diriku sendiri. Karena aku tidak ingin dilukai lagi oleh para manusia hina yag hanya mementingkan keinginan mereka saja.


Cih. Cinta katanya. Padahal semua janji yang dilantunkan diawal kisah saja hanyalah kebohongan.


Aku tidak suka pembohong. Ironisnya aku sering kali berbohong, bahkan tanpa aku sadari.


Ya ini kisahku. 


Kisah Aku yang tidak bernama ini, aku mungkin akan kembali lagi keesokan harinya. Bahkan jika tidak, aku akan berkunjung keesokan harinya lagi. Seterusnya begitu hingga semua pemikiran soal dunia ini keluar dari kepalaku.

Karena semua orang berhak tau, bagaimana dunia yang busuk ini bekerja.

Drabble : About OCsWhere stories live. Discover now