1. Awan Gelap Bagai Firasat

18 4 5
                                    

Halo!
Salam kenal!
Yuk ramaikan!
Kalau suka jangan lupa follow, vote, dan komentar ya!

Tayang juga di Dreame/Innovel dengan p
Nama pena Riandra_27 hehe penulisnya sama, hanya mau ganti nama pena aja🤭

Maaf kalau masih banyak kekurangannya.🙏

Cuz baca!

Cerita ini hanya fiktif belaka, Kerajaan yang ada dalam kisah ini pun hanya fiktif belaka. Untuk memudahkan pembaca mendapat gambaran situasi dalam cerita, maka cerita ini disetting pada zaman kejayaan kerajaan Majapahit.

***

Awan gelap tiba-tiba menyelimuti wilayah kerajaan Arundapati. Burung-burung beterbangan kembali ke sarang sebelum waktunya. Angin berembus membawa hawa dingin yang menyelusup tajam ke dalam sanubari yang mampu membekukan tulang-belulang. Seakan menjadi suatu pertanda buruk yang akan menimpa Arundapati.

Seorang pria gagah sedang mengepalkan telapak tangannya sembari menyipitkan matanya melirik tajam ke satu arah. Dialah Raja Ganendra Wilantika, raja yang berjaya di kerajaan Arundapati. Namun, sikapnya benar-benar tidak mencerminkan seorang pemimpin yang mengayomi rakyat. Raja Ganendra sangat semena-mena kepada rakyat yang tidak bisa membayar upeti. Bahkan ia tidak memiliki empati, serakah, dan arogan.

Raja Ganendra merasa sangat gusar. Hatinya dipenuhi kemarahan dan rasa penuh dendam. Itulah yang menyebabkan dirinya menjadi raja yang sangat kejam. Namun, di luar sana, kabar yang beredar hanya kebaikan yang secuil, yang seakan sengaja dibesar-besarkan dari sikap seorang Ganendra Wilantika.

Siang itu, Raja Ganendra merasa sangat emosional. Ketika salah satu punggawa kerajaan memberikan kabar bahwa salah satu selirnya akan segera melahirkan.

“Yang Mulia, Selir Puspa Kencana akan segera melahirkan.” Sang punggawa memberikan informasi dengan tergopoh-gopoh.

“Dia akan melahirkan bayi yang bukan keturunanku. Lenyapkan bayi itu setelah Dinda Puspa Kencana melahirkan!” perintah Raja Arundapati itu terdengar sangat kejam.

“Baik, Yang Mulia!” sang punggawa kembali memberikan informasi kepada prajurit bawahannya.

Semua prajurit berkumpul mengelilingi istana Selir Puspa Kencana. Di dalam istana selir itu, seorang wanita berparas ayu sedang berjuang antara hidup dan mati. Puspa Kencana sedang berjuang untuk melahirkan anak pertamanya.

Kontraksi yang semakin kuat membuat Puspa Kencana meronta menahan rasa kram dan mulas yang teramat dahsyat. Rasa ingin mengejan sangat kuat. Peluh bercucuran menjadi saksi perjuangan Puspa Kencana. Rambutnya yang berantakan tak ia hiraukan. Saat itu yang ada di dalam benak seorang Puspa Kencana adalah melahirkan sang bayi dengan selamat. Lalu menyelamatkan bayi itu dari kekejaman Ganendra.

Di dalam kamar itu, Puspa Kencana hanya ditemani satu dukun bayi yang membantu persalinan dan seorang dayang pribadi kepercayaan Puspa Kencana yang bernama Dayang Arum. Satu orang pengawal pribadi Puspa Kencana yang bernama Patra yang tak lain adalah kekasih dari Dayang Arum, berjaga di luar kamar Puspa Kencana.

Patra melihat istana Selir Puspa Kencana dikepung oleh prajurit Raja Ganendra. Mereka mengetahui bahwa Selir Puspa Kencana sedang melahirkan.

‘Celaka! Bala tentara Yang Mulia Ganendra mengepung istana Yang Mulia Puspa Kencana. Aku yakin mereka mengincar bayi Yang Mulia Puspa Kencana.’ Patra bersiaga bersama beberapa prajuritnya. Namun jika memang terjadi pertumpahan darah demi melindungi bayi itu, tidak masalah, walau Patra dan prajuritnya kalah jumlah.

Di dalam kamar, Puspa Kencana hampir menyerah karena bayi yang ia kandung belum juga bisa keluar. Namun, kegigihannya yang didukung sang dukun beranak itu, membuat Puspa Kencana kembali bersemangat.

Kemelut Arundapati Where stories live. Discover now