Prolog

42 4 0
                                        




Hyunsuk duduk di bangku pojok kelas. Dalam satu ruangan dengan banyaknya jenis manusia. Dari yang ekstrovert, ambivert, bahkan introvert seperti dirinya. Dia bukan salah satu dari mereka. Walaupun Hyunsuk bukan kutu buku atau orang yang anti sosial. Tapi, ia suka ketika seseorang menceritakan cerita random ke pada dirinya. Tapi sayangnya tidak ada yang melakukannya. Siswa di sekolah ini terlalu sibuk dengan harta dan uang mereka, mereka hanya berteman dengan sumber uang yang bisa di kelabui dengan mudah. Itu alasan Hyunsuk tidak memiliki teman, ia tidak terpengaruh dengan perkataan orang lain.

Hal itu membuatnya sangat susah untuk di manfaatkan.

Hyunsuk menelungkupkan kedua tangannya. Mendengar kebisingan kelasnya yang sudah tingkat akut. Tahun ajaran baru baru saja dimulai, dan hari ini ia resmi menjadi anak tahun terakhir di tingkat SMA. Ia merasa sedikit bosan.

Suara kebisingan kelasnya tiba-tiba reda. Hyunsuk bisa menebak jika wali kelasnya sedang berjalan ke arah kelas. Dan benar saja wali datang di ikuti seorang siswa laki-laki yang berjalan di belakangnya. Seluruh siswa kelas menatap dengan beragam wajah ke siswa itu. Bagaimana tidak, penampilannya sungguh jauh berbeda dengan siswa pada lainnya. Seragamnya yang lusuh, sepatu yang sedikit menganga.

"Perkenalkan aku Park Jihoon, pindahan dari SMA Busan!"

Suasana kelas hening. Tidak ada yang mengindahkan perkenalan dari siswa bernama Park Jihoon itu. Ini SMA Jeil, sekolah swasta yang di bangunan di atas lahan seluas 5 hektar, dan tentu saja hanya orang kaya saja yang bisa masuk ke dalam sekolah ini. Kecuali siswa yang mendapatkan beasiswa dari yayasan jeil.

"Pekerjaan ayah lo apa?" Tanya Junghwan, siswa yang duduk di tengah kelas.

"Aa ayahku, ia bekerja sebagai buruh rekonstruksi!" Jawab Jihoon tanpa ragu.
"Saat ini ia sedang bekerja di pembangunan ulang distrik Jeil residence!!"

Seluruh kelas tertawa. Sebenarnya tidak ada yang lucu dari yang Jihoo dan katakan barusan. Mungkin itu selera humor orang kaya, mendengar cerita menyedihkan dari orang miskin.

"Baiklah Park Jihoon, kamu bisa duduk di samping Choi Hyunsuk!!"

"Bu.., kenapa ibu begitu berani menyuruhnya duduk di samping Hyunsuk?" Jeongwoo yang tadi hanya diam tiba-tiba membuka suaranya.

Hyunsuk yang di sebut namanya menghela nafasnya. Dengan terpaksa ia berdiri dan menatap ke arah Park Jihoon.

"Tidak apa-apa, duduklah di sebelahku!" Jawab Hyunsuk.

Perlahan Jihoon berjalan ke arah bangku Hyunsuk. Hyunsuk hanya diam ketika Jihoon duduk di sampingnya. Ia tidak terlalu peduli dengan penampilan Jihoon, tapi jujur saja ia sedikit terganggu dengan keadaan rambut Jihoon yang tak tertata rapi.

"Permisi, bisakah kamu merapikan rambutmu?" Ujar Hyunsuk.

"Rambutku? Apa itu mengganggu aktivitas belajarmu?"

Hyunsuk diam ia tidak membalas perkataan Jihoon. Baginya dia benar-benar siswa yang sedikit menyebalkan.

"Sangat, jika kamu tidak bisa berpenampilan rapi sebaiknya besok kamu mencari bangku sendiri!!" Ucap Hyunsuk sebelum berdiri meninggalkan Jihoon.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 08, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

High ClassWhere stories live. Discover now