BG 1

12 1 0
                                    

Disebuah perpustakaan pusat kota Jakarta, terdapat seorang gadis yang sedang duduk sambil menatap langit-langit perpustakaan yang  berwarnakan putih tercampur dengan warna biru muda.
Ia mengalihkan pandangannya kearah lain, matanya menelisik setiap sudut ruangan yang terkesan sepi dan kosong. Gadis itu menghela nafas berat disetiap helaan nafasnya.

"Apa yang gue lakuin disini?" Ucapnya disertai senyuman kecil.

"Ijal gak mungkin datang, percuma gue nungguin dia disini, sadar ci, lo cuma pelampiasan dia. Dia bahkan selingkuh sama sahabat lo sendiri" ucapnya lirih, "Tuhan,,, kenapa takdir uci kayak gini? Kenapa gak ada yang sayang sama uci? apa uci gak pantas buat bahagia?" Gadis itu terisak pelan tetes demi tetes cairan bening meluncur ke pipi mulusnya.

Seusai gadis itu menangis ia melihat arloji di tangan kanannya menunjukan pukul sepuluh malam. Ia segera berbenah dan bergegas untuk pulang kerumahnya, sebelum ayah angkatnya pulang mendahuluinya kerumah.

Gadis itu berlari keluar perpustakaan dan mencari taksi untuk mengantarnya ke rumah, tapi takdir tetaplah takdir, gadis itu tampaknya telat beberapa menit.
Terlihat sebuah mobil terparkir rapih didepan bangunan megah bernuansa eropa didepannya.

"Gak papa, yu pasti bisa" gumamnya kecil.

Gadis itu melangkahkan kaki kecilnya ke arah pintu, terdengar suara tawa serta candaan dari arah dapur. Ia berjalan cepat untuk menghindari keluarganya.

"Berhenti Uci Marinka Nastasia Oxana! Langkah kakinya terhenti ketika mendengar suara dingin mengintrupsinya untuk diam ditempat.

"Bagus, dasar anak tidak tau untung! saya banting tulang untukmu dan kau seenaknya pulang malam seperti ini!" Ucap seorang paruh baya yang tak lain adalah ayah angkat dari gadis itu.

"Pasti dia ngejablay pah, liat aja pergi subuh pulang malam udah kayak lonte" gadis disamping paruh baya itu menimpali.

plakkk

Sebuah tamparan dilayangkan kepada  Uci yang membuat suasana semakin panas dan mencekam.

"Uci baru pulang dari perpustakaan pah, uci gak main kemana-mana"getaran disertai isakan kecil keluar dari bibir tipis gadis itu.

"Boong pah, pasti dia ngejalang kemaren Rea liat dia jalan sama om- om ke diskotik"

Gadis itu menggeleng keras "enggak! Kemaren gue pergi kerja kelompok sama temen, gue gak pernah jalan ke diskotik!"

"Halah boong lu! Kemaren juga dia curi uang Rea di kamar pah, uangnya dipake buat beli minuman keras sama pacarnya." Ucap Rea

Andrean semakin terpancing emosi mendengar pengakuan dari anak bungsunya, ia langsung memukul uci habis habisan, ia membenturkan kepala putri angkatnya itu ke ujung meja dan membuat kulit kepala gadis itu sobek. Luka itu membuatnya kehilangan banyak darah.

"Tuhan kalo emang bener ini saatnya aku pergi, aku rela. Asalkan oppa Yang Jungwon jadi jodohku di surga.

Pukul 10.30 malam itu menjadi saksi bisu meninggalnya seorang anak yang disiksa kemudian dibunuh oleh ayah angkatnya sendiri.




You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 08, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Different PeopleWhere stories live. Discover now