"Kok Guanlin gak nyusulin kamu?"

"Iya, soalnya Renjun yang gak mau"

"Oh ya udah kalau gitu. Bunda jadi tenang"

Renjun hanya tersenyum dan kembali memotong beberapa sayuran. Dirinya juga sebenarnya bingung kenapa Guanlin seperti tidak mencarinya kali ini. Tapi dia juga sadar, kemarin dia terlalu membesarkan egonya, hingga langsung meninggalkan Guanlin tanpa menjelaskan apa masalahnya.

Siang harinya, Renjun benar benar pulang. Ia membawa beberapa masakan yang Bundanya telah masak tadi. Renjun memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya dan berjalan masuk.

"Bi Ani?" panggil Renjun yang melihat asisten rumah tangganya tengah membersihkan ruang tengah

"Eh Mas Renjun"

Bi Ani menghentikan aktifitasnya dan membantu Renjun membawa barang bawaannya.

"Kak, duduk situ dulu ya. Papi taruh ini dulu di belakang"

Ayden menurut dan mendudukan dirinya di karpet, ia sebenarnya sudah mengantuk karena ini sudah masuk ke jam tidur siangnya.

"Bibi baru aja datang apa udah dari pagi?" tanya Renjun

"Baru kok Mas. Kemarin mas Alin nyuruh saya kesini siang"

"Ketemu Alin, bi?"

"Enggak, Mas. Tadi kuncinya di taruh bawa karpet"

Renjun hanya mengangguk pelan. "Alin nyuruh masak gak bi hari ini?"

"Enggak. Kan Mas Alin di Surabaya. Terus kata mas Alin, mas Renjun di rumah ibu. Jadi katanya saya Cuma bersih bersih aja"

Renjun tentunya kaget mengetahui fakta bahwa suaminya itu kini berada di luar kota. Guanlin benar benar mengabaikan dirinya kali ini, bahkan dia tidak meminta ijin dulu untuk ke luar kota.

Renjun memijat keningnya sejenak, dan mendudukan dirinya di meja makan. "Mas? Mas Renjun gapapa?" tanya bibi

"Gapapa bi, Cuma pusing sedikit. Bibi nanti tolong bersihin lantai bawah aja ya. Kamar biar saya bersihin"

"Iya, Mas"

Renjun mencari ponselnya, ia mencari nama sekertaris Guanlin dan menelfonnya. Tiga kali Renjun memanggil, namun tidak ada jawaban juga dari Daehwi, sekertaris Guanlin.

Karena tidak kunjung mendapat jawaban, Renjun akhirnya memilih untuk mencoba menelfon Guanlin beberapa kali dan menurunkan egonya. Namun sama, Guanlin juga tidak menjawab.

Renjun akhirnya memilih meletakan kembali ponselnya di meja. "Bi, saya nidurin Ayden dulu ya"

"Iya Mas"

Renjun kembali ke ruang tengah dan menemukan Ayden sudah tertidur dengan tenangnya di karpet sembari menghisap jempolnya. "Astaga kak, masih aja ngisep jempol" ujar Renjun sembari terkekeh dan menarik jempol Ayden

Renjun kemudian mengangkat Ayden perlahan dan membawanya menuju kamar atas.

"Huhh! Capek juga ternyata naik sambil gendong kamu kak"

Renjun menyandarkan punggungnya di kepala ranjang dan mengelus pelan perutnya yang sudah mulai membesar itu. Dan tidak lama kemudian, Renjun ikut tertidur di samping anak sulungnya itu.

"Mas, Mas Renjun"
"Mas Renjun? Tolong bangun sebentar mas"

Renjun yang merasakan lengannya di goyahkan dan mendengar suara panggilan namanya itupun membuka matanya perlahan.

"Kenapa, bi?" tanyanya sedikit berbisik karena Ayden masih tertidur

"Mas Alin telfon. Kayaknya lagi marah, makanya saya bangunin mas Alin"

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now