"Tapi kau dekat dengan semua orang, bisa saja salah satu dari mereka menyukaimu dan kau juga berbalik menyukainya..." lia menduga-duga. tak ingin menyerah dan terus memaksa ryujin untuk tetap membuat janji.

"Lalu kenapa jika diantara mereka menyukaiku? Selama kau masih milikku dan aku tidak menerima mereka semua akan baik-baik saja kan?"

"Tapi bagaimana jika kau juga menyukainya..."

"Itu tidak mungkin, sekarang aku memilikmu. Aku tak mungkin berpaling pada orang lain selagi aku masih memilikimu..."

"Kalau begitu berjanjilah...." lia kembali menunjukkan jari kelingkingnya pada ryujin.

Ryujin memejamkan matanya untuk beberapa saat ketika melihat lia yang tak juga mau menyerah dan tak mempercayai dirinya setelah semua yang sudah ia katakan untuk menyakinkan Lia.

Ryujin bukannya tidak mau berjanji hanya saja ini terlalu rumit. Kenapa hanya dirinya yang lia biarkan berjanji sedangkan Lia sendiri tidak? Bukankah mereka sama-sama saling mencintai? Tapi kenapa Ryujin merasa hanya dia yang mencintai Lia seorang diri.

"Kau tak ingin melakukannya?" Suara Lia kembali terdengar.

Ryujin arahkan lagi pandangannya kepada Lia. Menatap kelereng kembar Lia dengan segala pemikiran rumit dikepalanya. "...........aku berjanji" akhirnya kata-kata itu lolos dari bibir Ryujin. Memilih mengalah, tak ingin memperpanjang percakapan dan ingin menghentikannya sekarang juga.

"Kau belum menyentuh kelingkingku..." Lia menggerakan jari kelingkingnya didepan wajah Ryujin.

"Lia ayolah, aku sudah berjanji....apakah kau masih tidak percaya?" Dahi Ryujin berkerut.

"Kau hanya harus mengaitkan kelingkingmu apa susahnya?"

"Tapi aku tidak suka, dengan kau melakukan hal ini kau seperti tidak mempercayaiku...."

"Apakah artinya kau tak mau?"

"Lia kau harus belajar mempercayaiku tanpa melakukan hal ini..." Ryujin menurunkan kelingking Lia. Tak ingin menuruti kehendak Lia dengan mengaitkan kelingking mereka. Tanpa melakukan hal itu Ryujin tetap akan memegang janjinya tak peduli meskipun itu akan menyakitinya lagi dan lagi.

Lia tertunduk kecewa. menuruni tubuh Ryujin seperti belum puas dengan pernyataan Ryujin yang tak sejalan dengan apa yang ia mau.

"Lia kau mau kemana?" Ryujin bangkit. Memperhatikan Lia yang kini berjalan keluar basechamp seorang diri tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Lia...." panggil ryujin. Mendirikan tubuhnya, mengikuti Lia yang sama sekali tak menjawab dirinya dan terus saja berjalan pergi.

"Lia kau mau kemana?" Ryujin kembali berucap Masih mengikuti lia yang tiba-tiba berubah aneh.

"Lia...." ryujin tarik tangan Lia. Menahannya untuk tidak lagi berjalan pergi dan merespon ucapannya. Menatap wajah Lia yang ternyata sudah basah dengan air mata.

Kenapa dia mudah sekali menangis?

"Kenapa kau menangis? Apakah aku menyakitimu?" Tanya Ryujin. Mengusap air mata yang mengalir dipipi Lia.

Hanya melihat Lia menangis seperti ini saja benar-benar membuatnya merasa sangat bersalah. Ryujin bahkan tak tau apa salahnya tapi entah kenapa rasa bersalah itu tetap ada. Seharusnya yang pantas marah disini adalah Ryujin namun Lia seperti membalikan itu dan membuat Ryujin menjadi seperti satu-satunya penjahat didalam kisah mereka.

"Kau tidak mencintaiku...." isak Lia lirih. Menempatkan kedua tangannya didepan mata.

"Kenapa kau berkata seperti itu? Itu tidak benar, aku sangat mencintaimu Lia... kenapa kau tidak mempercayaiku?" Ucap Ryujin. Melembutkan suaranya selembut lembutnya agar Lia tak lagi menangis.

LOSE (JINLIA & YEJISU)Where stories live. Discover now