"Iya." Jawabnya, singkat.

Mereka kini memasuki area outdoor rumah tersebut. Tanahnya ditumbuhi rerumputan hijau jepang yang menjalar dan beberapa sudutnya terdapat aneka tumbuhan hias serta pepohonan kecil yang menambah suasana asri. Terdapat beberapa gazebo kecil untuk bersantai yang mana di tengah-tengahnya ada kolam kecil yang berisi ikan-ikan hias.

"Itu Oma." Aldebaran mengarahkan pandangannya pada salah satu gazebo kecil itu yang mana terdapat seorang perempuan yang tengah duduk membelakangi mereka dan terlihat sedang mengerjakan sesuatu.

"Namanya Oma Diana."

"Ayo saya kenalkan." Andin tampak mengangguk, kikuk. Tiba-tiba perasannya menjadi gugup saat melihat sosok wanita tua yang sedang menyendiri itu. Namun Aldebaran terus menggandeng tangannya hingga mereka tiba di dekat sang Oma.

"Lagi sibuk banget, Oma?" Tegur Aldebaran membuat Andin melirik kekasihnya itu sesaat.

Wanita tua berkacamata yang sedang asik merajut itu pun menjeda aktivitasnya. Ia sedikit menoleh ke belakang dimana kedua sejoli itu tengah berdiri. Wanita itu sedikit menyipitkan matanya, berusaha memperjelas pandangannya pada sosok yang baru saja memanggilnya. Sedangkan Aldebaran masih berdiri dengan tersenyum lebar.

"Aa?" Sang Oma bertanya. Aldebaran terkekeh, kemudian mengangguk.

"Iya, Oma. Ini Aldebaran." Wanita yang dipanggil oma itu bergegas bangkit dari tempat duduknya, mengenakan kembali alas kaki yang dilepas dengan bantuan Aldebaran. Tanpa disadari, Andin tersenyum melihat perhatian kecil yang diberikan pria itu pada sang oma.

"Kenapa nggak bilang mau kesini?"

"Oma nggak mau peluk aku dulu?" Protes Aldebaran sambil membuka kedua tangannya agar dipeluk oleh omanya. Wanita itu tersenyum, lalu langsung memeluk cucunya tersebut.

"I miss you, Oma." Tutur Aldebaran. Mendengar ucapan Aldebaran, wanita tua itu lantas melepas pelukan mereka dan menepuk salah satu lengannya.

"Aduh!" Aldebaran meringis.

"Bohong kamu. Bilangnya kangen tapi nggak pernah nengokin oma disini." Omel wanita itu membuat Aldebaran melirik Andin sesaat.

"Loh, pas pulang dari Amerika kemarin aku kan kesini, Oma."

"Iya, setelah itu nggak pernah kesini lagi. Adik kamu juga. Mama papamu apalagi. Sesekali pas libur datang kesini dong. Oma kangen kumpul-kumpul sama kalian."

"Iya, Oma. Kita minta maaf ya. Nanti deh Al akan sampaikan ke yang lain biar kita bisa merencanakan liburan bareng kesini lagi."

"Harus!"

"Baik, Oma." Aldebaran menyahut sambil terkekeh.

Wanita tua berkacamata itu beralih menatap sosok perempuan yang datang bersama cucunya. Andin mengangguk sopan sebagai bentuk sapaannya sambil memamerkan senyuman hangat pada wanita itu.

"Pacar kamu, A?" Tanya sang oma, tanpa basa-basi. Masih sedikit salah tingkah, Aldebaran tetap mencoba memperkenalkan Andin pada Omanya.

"Namanya Andin, Oma." Ucap Aldebaran. Andin mengulurkan tangannya, bersalaman dengan wanita itu dengan penuh rasa hormat.

"Salam kenal, Oma." Ujar Andin. Sang oma masih tak beralih dari wajah gadis itu. Dengan senyuman tipisnya, ia mengangguk-angguk kecil.

"Salam kenal, Nak. Kamu cantik sekali." Puji wanita tua itu membuat Andin tersipu.

"Terima kasih, Oma."

"Pantas saja Al langsung kepincut." Gumam Oma namun masih didengar oleh Aldebaran dan Andin. Andin terkekeh sambil melirik kekasihnya itu dengan usil.

Forever AfterWhere stories live. Discover now