Risalah Hati

1 0 0
                                    

Amara sudah mulai produktif dengan kegiatannya sebagai mahasiswa. Tidak hanya menjadi mahasiswa "kupu-kupu", Amara juga melakukan banyak kegiatan volunteer di luar kampusnya. Selain itu, Amara selalu menyempatkan untuk quality time bersama keluarganya ditengah kesibukannya sebagai mahasiswa dan sebagai seorang volunteer.

Amara kurang begitu menyukai kegiatan di kampusnya dan lebih memilih kegiatan lain ketimbang berkegiatan di kampus. Berbeda dengan Sylvia dan Niana yang temennya ada dimana-mana kalau lagi di kampus. Amara dan Gian pun memiliki beberapa kelas bersama. Namun mereka tidak dekat, bicarapun hanya seperlunya saja.

Pada akhir semester satu, Himpunan Mahasiswa jurusan Amara mengadakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa karena dari kegiatan tersebut akan diberikan sertifikat dan akan dijadikan syarat untuk sidang. Dengan berat hati, Amara mengikuti kegiatan tersebut karena diajak oleh Sylvia H-1 kegiatan tersebut dilaksanakan.

"Tadinya gue juga gaakan ikutan, Ra. Mau ikut yang tahun depan aja. Tapi kata Mami gue ikut yang tahun ini aja jangan yang tahun depan" ucap Sylvia saat menelepon Amara untuk mengajak Amara.

"Ini emang beneran ya dijadiin syarat gitu sertifikatnya?" tanya Amara memastikan.

"Iye kata kating juga gitu, Ra" jawab Sylvia memastikan.

"Aelah kaga ada blazer ih. Tau gitu kemarenan thrifting dulu" jawab Amara kesal.

"IYE KANNN tau gitu kemaren kita belanja dulu kalo sekarang udah gaakan keburu" timpal Sylvia.

"ELUUUUU YANG NGASIH TAUNYA DADAKAN"

"Iya deh gue yang salah. Tapi daripada lu ga diajak mending mana?" jawab Sylvia ngeles dan akhirnya mereka mengakhiri percakapan di telepon itu dan akhirnya Amara dengan berat hati mengikuti kegiatan tersebut.

***

Pada hari H kegiatan berlangsung, Amara dan Niana berangkat bersama. Sampai disana ternyata mereka datang paling cepat karena belum ada siapa-siapa. Sampai akhirnya Niana sampai ke tempat acara berlangsung bersama Gian. amara sudah terbiasa melihat Gian sehari-hari saat di kampus. Tapi saat itu, Amara cukup kaget karena tidak ekspektasi bahwa Gian akan berpenampilan rapi mengenakan jas yang looks good on him.

Acarapun berlangsung. Gian ternyata kebagian duduk di sebrang Amara. Mereka hanya bertegur sapa lalu tidak mengobrol lebih banyak lagi. Entah sejak kapan Amara merasa panas melihat Gian lebih dekat dengan temannya yang lain selain Amara. Ya mungkin perasaan bahwa saat ospek pernah duduk dekat dengan Gian membuat Amara merasa "gue yang duluan kenal kok jadi deket sama yang lain" terucap di batin Amara.

Tanpa sadar mood Amara saat itu langsung jelek padahal dia sudah menata hati agar tidak bad mood saat acara berlangsung karena sebenarnya Amara malas mengikuti acara tersebut.

"Udah emang lagi ga mood jadi tambah ga mood" batin Amara. Amara jadi pendiam padahal tadinya dia nimbrung aja saat ngobrol. Niana yang menyadari Amara sedikit lebih pendiam menyikutnya dan bertanya kenapa. Lalu Amara menggelengkan kepalanya dan bilang dirinya tidak apa-apa.

Makananpun datang dan Amara menyantap makanan pesanannya sampai habis. Disela-sela makan, Gian sesekali membercandai Amara lalu mood Amara kembali baik.

Puncak acara tersebut adalah mendatangkan guest star untuk bernyanyi bersama-sama. Tapi karena Amara tidak terlalu kenal dengan guest starnya, akhrinya dia tetap duduk dan sesekali berdiri menghampiri teman-temannya sambil mengambil video.

Ruangan dimana acara tersebut berlangsung sangat dingin karena full AC yang akhirnya membuat Amara kedinginan dan bulak-balik kamar mandi. Saat kembali dari kamar mandi, Amara berpapasan dengan seorang kating laki-laki yang membukakan dan menunggu Amara untuk masuk ruangan sambil menutup lagi pintunya. Emang jelek banget Amara dengan love language nya yang act of service ini.

Amara penasaran dengan sosok laki-laki ini sampai akhirnya dia menanyakan perihal sesosok laki-laki ini kepada Sylvia namun sayangnya Sylvia juga tidak tahu tentang seorang laki-laki yang membuatnya penasaran.

Keesokan harinya, Sylvia mengirimkan foto sesosok laki-laki yang membuatnya penasaran.

"Yang ini bukan, Ra?" tanya Sylvia bersama dengan foto yang ia kirimkan.

"IH IYAA" jawab Amara. Namun Amara jadi salah fokus karena foto yang Sylvia kirimkan adalah foto katingnya bersama dengan Gian.

"Aduh dua-duanya ganteng lagi. Apa bisa dimiliki? Eh inget, kalo Gian typingannya seperti jamet. Jangan mau" ucap Amara.

***

Seminggu kemudian, Amara masih penasaran tentang kating yang tidak sengaja bertemu di acara jurusannya kemarin. Sylvia dan Niana akhirnya menyuruh Amara untuk cari tahu dulu tentang kating tersebut sebelum akhirnya beneran mau nge-crush-in kating ini.

"Ya gimana ege, aku ga deket sama siapa-siapa di kampus, cuma sama kalian doang" ucap Amara kesal.

"Elah kaya ga kenal sama Gian aja. Cari tau gih dari Gian" ucap Sylvia.

"Emang kenal ya mereka?" tanya Amara.

"Ya menurut lo aja mereka foto bareng anjir" jawab Niana

"Ya siapa tau si Gian sksd doang mau foto sama kakak ganteng aku" jawab Amara yang membuat Sylvia dan Niana bergidik jijik dengan apa yang baru saja Amara ucapkan.

Sebenarnya, Amara memikirkan perkataan Sylvia dan Niana untuk bertanya tentang "kakak ganteng" nya lewat Gian. akhirnya Amara membaranikan diri untuk bertanya tentang kating itu kepada Gian. ternyata setelah Amara coba untuk chat Gian, malah slow response membuat Amara kesal sendiri.

Amara yang tiba-tiba galau itu memutuskan untuk mencari kesibukan yang lain agar tidak kepikiran kating yang gajelas. Tentu saja menggalau sembari mendengarkan Risalah Hati on repeat.

***

Seminggu kemudian Amara kebetulan bertemu dengan Gian di kantin. Lalu Amara menyapa Gian dengan omelan "Kamu mah, aku ngechat ga dibales lagi" omel Amara kepada Gian.

"Semua chat sama aku di arsip jadi lama balesnya" jawab Gian lalu tidak Amara menjawab lagi.

Tiba-tiba di kantin ada kating kesukaan Amara lewat. Lalu Sylvia, Niana dan juga Gian langsung ricuh. Apalagi Gian yang merasa dekat dengan kating itu.

"Ra, itu ada, R. aku tarik kesini ya" iseng Gian yang membuat Amara menarik tangan Gian menahan untuk tidak memanggil kating kesukaannya itu. Gian tertawa puas melihat ekspresi salah tingkahnya Amara.

Selama menunggu makanan datang mereka berbincang-bincang dan juga Gian memberikan semangat kepada Amara untuk bisa dekat dengan kating kesukaannya Amara.

"Ya coba aja deketin, Ra. Setau aku sih dia belum punya pacar" ucap Gian.

Amara hanya mengangguk-anggukan kepalanya karena sebenarnya dia sedang bingung apakah dia betulan suka atau memang dia sedang merasa kosong karena sudah lama tidak merasakan hal tersebut. Atau apakah sebenarnya, Amara tidak pernah benar-benar menyukai katingnya itu dan ternyata Amara sebenarnya menyukai Gian sejak pertama kali bertemu? Entahlah.


Author's Note

halo, readers. aku cuman mau bilang kalau ternyata konsisten dan berkomitmen adalah suatu hal yang paling dibutuhkan dalam proses pembuatan suatu karya.

ada mood yang harus aku kumpulin untuk membuat karya ini kadang kalo baca lagi kaya aneh sendiri. lol. 

tapi ini note untuk author sendiri kalo nanti lg review tulisan ini, inget kamu pasti bisa menyelesaikan cerita ini. semangat. 

untuk readers, jangan lupa vote yaaa. 

ily

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 27, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A Closure for UsWhere stories live. Discover now