Fuck The World 2 🔞

9.3K 320 50
                                    

Vote dan comment dulu sebelum baca. 20 votes dan 10 comment di part ini. Aku langsung up lanjutannya

***

"Cup", sebuah kecupan mendarat di pipi Bara.

Haikal menatap Bara sendu. Matanya seolah memasrahkan dirinya pada Bara. Bara kemudian memperhatikan bibir Haikal yang merah muda dan basah. Lalu mendaratkan sebuah kecupan kilat di sana. Haikal merasakan sebentar bibir Bara yang kasar dan dikelilingi kumis dan brewok. Ia kecewa karena hanya menyesap sedikit rasa nikotin dan manis dari mulut Bara.

Beberapa saat mereka saling bertatapan. Bara sudah dipenuhi gairah, tapi sebagian dari dirinya masih sadar kalau apa yang mereka lakukan sekarang saat salah. Kedua tangannya yang ada di pantat Haikal terdiam. Bongkahan pantat Haikal sekarang telanjang dibawah rengkuhan tangan Bara yang kasar. Bara sudah dari tadi melepas celana pendek dan celana dalam Haikal. Sementara itu kontol Bara semakim sesak dibalik celana dalamnya yang sudah kuyup oleh keringat dan lelehan precum yang sedark tadi mengucir dari lubang kencingnya.

Kedua tangan Haikal kini merengkuh leher Bara. Anak itu menatap Bara penuh damba. Otak Haikal saat ini hanya dipenuhi oleh Bara, Bara dan Bara. Tak sedikitpun terbersit di pikirannya kalau ia tengah melakukan dosa besar. Ia hanya ingin selamanya begini bersama Bara. Kalau bisa ingin mengurung Bara selamanya di kamarnya ini. Haikal menginginkan bibir Bara lagi, tapi ia terlalu takut untuk memulai. Ini bukan ciuman pertama Haikal. Selain dengan Lila, Haikal juga pernah melakukan cipokan dengan beberapa gadis lain. Tapi tak ada yang membuat Haikal sampai tak seberdaya ini.

Bara masih menimang-nimang soal benar salah. Pertarungan antara nafsu dan nuraninya masih tak berkesudahan ketika Haikal mengambil langkah. Ia menarik leher Bara mendekat dan mendaratkan ciuman di bibir Bara. Bara bisa merasakan mulut Haikal yang berasa mint. Sejenak bibir mereka hanya menempel. Denyut jantung mereka berdetak kencang. Nafsu Bara mengalahkan Nuraninya. Ia menggerakkan bibirnya, mengeluarkan lidahnya. Menjilati bibir Haikal atas bawah. Lalu sesekali menggigitnya. Haikal masih menutup rapat mulutnya. Matanya terpejam menikmati perlakuan Bara. Apalagi ia merasakan tangan Bara kembali bekerja di bongkahan bokongnya.

"Plak!! Plak!!! ", dua kali tamparan mendarat di bokong Haikal.

" Ahhh", Haikal berteriak kecil. Momen itu digunakan Bara untuk memasukkan lidahnya ke dalam mulut Haikal. Haikal membalas pagutan lidahnya. Ciuman mereka menjadi makin intens. Saling sedot, saling gigit, saling hisap. Haikal menyobek t shirt Haikal lalu melepasnya paksa. Ia lalu membalikkan tubuh Haikal. Posisinya sekarang Bara duduk mengangkang, lalu Haikal duduk di kangkangannya. Bara memeluk Haikal dari belakang. Tangan kiri Bara mengocok pelan kontol Haikal, sementara itu tangan kanannya meremas dada Haikal yang bidang. Kontol Haikal tidak sebesar punya Bara. Bara bisa menggenggamnya dengan satu tangan.

Sementara itu kontol Bara yang masih dibalut celana menempel di celah pantat Haikal. Haikal menggelinjang keenakan. Ia sebenarnya ingin Bara melepaskan celana dalamnya. Tapi ia terlalu takut untuk memintanya. Bulu dada Bara sudah kuyup dari tadi. Sekarang dadanya menempel pada punggung Haikal yang juga berkeringat.

Kedua tangan Bara sekarang meremas dada Haikal kiri kanan. Sesekali ia memilin puting Haikal. Sementara itu mulutnya asik menjolat dan sesekali menggigit leher Haikal. Keduanya tak peduli kalau tindakan mereka bisa meninggalkan bekas di leher Haikal. Hanya suara lenguhan Haikal dan suara jilatan Bara yang terdengar.

Bara kemudian membekap mulut Haikal. Perlahan-lahan ia memasukkan tiga jarinya ke mulut Haikal. Haikal yang mengerti lalu mengulum dan menghisap jari Bara. Bara kemudian memasukkan satu jarinya lagi. Pelan-pelan ia memasukkan jarinya makin dalam. Awalnya Haikal sering tersedak dan ingin muntah. Lalu ia terbiasa.

"Kamu sudah siap kal?"

Haikal mengangguk. Bara kemudian telentang. Kedua tangannya dilipat di belakang kepala.

Ayah Pacarku Yang PerkasaWhere stories live. Discover now