Prolog

3 1 0
                                    

5 januari 2008

Hari ini Rivana sedang berjalan jalan di taman dengan Alex kekasihnya. Mereka sudah menjalin kasih selama 1 Tahun, dalam 1 Tahun ini tidak ada masalah dalam hubungan mereka, mereka sama seperti pasutri pada umumnya.

"Alex, kamu tau gak? Kamu itu adalah laki laki yang aku sayangi setelah ayah aku" Ungkapan Rivana kepada Alex dengan senyum gembiranya.

"Oh ya? Hahaha kamu bisa saja" balas Alex dengan mengacak rambut Rivana.

Sekilas percakapan mereka berlangsung. Memang benar Rivana sagat menyayangi Alex, tapi Rivana juga tidak akan bodoh hanya karna cinta dan sayang.

***////***

Malam hari tiba. Rivana dan Alex memutuskan untuk pulang karna sudah sangat larut malam.

Alex membawa Rivana dengan motornya, lalu Alex mulai melajukan motornya. Tetapi bukan arah rumah yang Alex tuju, dia malah melajukan motornya ke lembah yang gelap dan sepi. Rivana sudah tidak nyaman di duduknya karna disana sangat minim pencahayaan, hanya cahaya dari lampu motor Alex saja yang menerangi.

Alex menjalankan motornya ke sebuah rumah yang sepertinya sudah tidak di pakai? Oh itu adalah tempat tongkrongannya dengan temannya, tetapi mengapa Alex membawa Rivana ke sini dan bukannya ke rumah? Entahlah Rivana juga tidak tahu.

Alex berhenti dan membantu Rivana turun dari motornya, lalu melepas helm yang di pakainya. Alex menggenggam tangan Rivana dan mulai melangkahkan kakinya ke rumah kecil tersebut.

"Alex? Kita mau ngapain kesini? Ini udah malem, mending kita pulang. Aku takut Alex" ujar Rivana ketakutan sambil mengencangkan genggaman Alex

"Udah gapapa, ikutin aku aja ayo" Alex menarik tangan Rivana

Sesudah di dalam rumah itu Alex langsung melepas jaket yang ia kenakan, dan itu membuat Rivana kebingungan

"Alex kamu mau apa?" tanya nya

Alex membalik badannya dan menatap Rivana dalam, dengan mata yang sudah sayu dan mengerikan

"Sayang...kamu cinta kan sama aku? Kamu sayang kan sama aku? Jadi, kamu mau kan  jadi milik aku?" ucapnya dengan senyuman menyeramkan

"Apa maksud kamu Alex? Aku emang cinta dan sayang sama kamu, tapi aku gak bodoh! Alex sadar, kamu kalo kayak gini namanya kamu bukan cinta! Kamu obsesi sama aku" ujar Rivana dengan pandangan kecewa

"Aku cinta sama kamu! Aku bukan obsesi, aku gak mau kamu di milikin sama orang lain Rivana! Aku mau hidup kamu jadi milik aku seutuhnya, termasuk tubuh kamu" balas Alex dengan nada tajam

"Jangan gila kamu! Aku sayang sama kamu bukan berarti aku mau kasih kamu segalanya Alex, mahkota yang udah aku pertahanin selama ini gak akan pernah aku kasih kepada siapapun selain suami aku" Rivana berujar

"Tapi aku calon suami kamu sayang, jangan buat aku marah ya sayang" perkataan Alex dengan lembut tapi penuh penekanan

"Gak! Aku gaakan kasih mahkota aku" Setelah mengatakan itu Rivana keluar dan berlari tak tentu arah

Alex mendesis dan pergi menyusul Rivana dengan membawa pisau tajam di tangannya, entah apa yang akan lelaki gila itu lakukan

"DASAR GILA, SUMPAH GAK NYANGKA GUE DIA BISA SE BRUTAL ITU. KALO KAYAK GINI BERASA DI KEJAR PSIKOPAT GUE ANJIRT" Teriak Rivana sambil berlri tak tentu arah

"SAYANG"

"GILA"

"SAYANG KAMU DIMANA, UDAH YA JANGAN LARI LAGI, TENANG AJA GAK BAKAL SAKIT KOK"

"ASTAGHFIRULLAH YA ALLAH JAUHKAN HAMBA DARI SETAN GILA ITU YA ALLAH" Teriak Rivana dengan nafas menderu

"SAYANG"

Tidak memperdulikan panggilan Alex, Rivana berlari semakin kencang, karna minim pencahayaan dan tanpa ia sadari Alex sudah di depan nya dengan mengacungkan pisau tajam

Jleb

Rivana terkejut saat benda tajam menembus perutnya, ia mengalihkan pandnagan dan deg...

Di depannya sudah ada Alex dengan seringai mengerikan nya, Alex semakin mendorong pisau tajam itu di dalam perut Rivana hingga Rivana memuntahkan darah

"Aku udah kasih pilihan sama kamu sayang, tapi kamu malah memilih ini. Dengan kayak gini kamu tidak akan ada yang memiliki" ucapnya dengan mengelus pipi Rivana yang sudah pucat

"Aku benci sama kamu Alex" Rivana berkata dengan terbata bata.

"Iya sayang, i love you too" senyumnya Alex tanpa dosa

Sebelum Rivana benar benar menghembuskan nafas terakhirnya ia berbicara untuk terakhir kalinya

"Jika aku di beri kesempatan ke dua oleh Tuhan, maka aku tidak akan percaya lagi dengan cinta." lalu kegelapan mulai mendatanginya

"hahaha iya sayang berkata sesuka hatimu." ujar Alex, lalu pergi meninggalkan jasad Rivan yang terbawa arus sungai yang mengalir tenang

Love storyWhere stories live. Discover now