7. Mengukir Luka Kekal Dalam Jiwanya

Zacznij od początku
                                    

     Hongjoong diam, dia tidak berniat membalas ucapan Yunho, dan Yunho pun tidak sebegitu inginnya mendapatkan respon. Mengetahui jika Hongjoong mendengarkan apa yang dia katakan sudah lebih dari cukup, Hongjoong akan memikirkan apa yang dia katakan, dan itu sudah pasti karena dia pemuda yang cerdas. Yunho segera melanjutkan perjalanannya untuk membawakan makanan dan minuman untuk kawannya itu.

    Saat itulah dia bertemu dengan Owen, di dalam sel penjara lain. Yunho berhenti berjalan dan menatap Owen yang juga menatapnya dengan senyum tulus di bibirnya. Senyum yang rumit diartikan, Yunho rasa banyak sekali emosi yang dituangkan dalam senyum sederhana itu.

  "Apakah ada yang ingin Anda titipkan padaku untuk Hongjoong, Owen?" Tanya Yunho.

    Owen mengangguk, senyumnya makin lebar, membuat keriputnya makin ketara.
 
 
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
    
 
 
 

  
"Just keep swimming."

 
 
 
 
 
 
 
 
 
    
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
    Pagi, pukul 09.00 waktu setempat, di hadapan masyarakat yang berkerumun di sebuah panggung kayu kecil di tengah keramaian negeri, Owen menghadap tali berbahan jerami yang akan mencekiknya hingga mati. Matanya yang sudah kabur melihat kesana sini, menikmati pemandangan dunia untuk terkahir kalinya.

     Algojo segera memasangkan simpul tali itu ke leher Owen, bersiap untuk eksekusi ini. Sebelum itu, Owen diizinkan untuk mengatakan sesuatu untuk yang terakhir kalinya. Owen tersenyum pedih lalu berucap dengan suara bergetar, "Tak peduli dirimu bangsawan ataupun nelayan, ningrat atau melarat, pada akhirnya semua manusia akan berdansa dengan malaikat pencabut nyawa."

—Ya, itulah kalimat terakhir yang Owen katakan sebelum Algojo melepaskan pijakannya dari panggung kayu itu. Eksekusi mati Owen Hamlin yang disaksikan oleh sekitar tiga ratus orang itu adalah yang pertama kalinya disebabkan oleh alasan pemberontakan dan pengkhianatan negara.

    Yunho, melepas topi di kepalanya, memberikan setitik rasa hormat kepada Owen ketika orang orang lain tidak melakukannya. Sembari memanjatkan harapan jikalau Owen nantinya akan berada di sisi terbaik Tuhan Yang Maha Esa. Mayat Owen yang mati kaku itu segera dibawa kembali ke tempat tahanan karena Owen masih harus dibedah dan diambil organ dalamnya untuk menebus denda yang dijatuhkan padanya.

    Yunho sendiri tidak mau mengetahui lebih banyak soal hal itu, dia memilih untuk pulang. Ada bagian dari hatinya yang harus ditenangkan setelah kematian Owen.

    Rumah besar yang jadi tempat tinggal Yunho selama enam belas tahun terkahir kini tampak sedikit menjengkelkan untuknya. Mungkin karena Yunho mengetahui jika ayahnya baru saja menuntut salah satu orang yang mendidik masa kecilnya.

    Hari harinya bersama Owen tidak bisa dikatakan sepele. Owen adalah figur paman yang baik untuk Yunho. Pria itu selalu memberikan apa yang dia punya jika Yunho menginginkannya. Owen juga mengajarinya berenang, walau pada akhirnya Yunho tak bisa melakukannya sebaik Hongjoong, itu adalah salah satu bekal bertahan hidup yang Yunho syukuri. Owen selalu tersenyum padanya, membantunya bersembunyi ketika sang ayah menjadwalkan pertemuan dengan para bangsawan lain.

 
  "Yunho." Suara lembut sang ibu mengejutkannya, Yunho menoleh ke arah wanita yang paling dia cintai itu dan berjalan cepat ke arahnya.

  "Bagaimana Hongjoong?" Tanya Ibunya.

     Yunho tersenyum, "Saya tak bisa pastikan bahwa dia baik baik saja saat ini, namun satu hal yang pasti, dia sedang berpikir sekarang. Memikirkan apa yang akan dia lakukan setelah ini."

[✔] Klub 513 | Long Journey | Ep.1 : Desire (Departure)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz