15. Yearn

623 87 32
                                    

Niel tersentak dari tidur ketika merasakan sentuhan lembut di pipinya. Ketika ia membuka mata, wajah khawatir Victor adalah hal pertama yang ia lihat. Mereka berada di sebuah ruangan yang begitu luas. Beberapa lilin dinyalakan di dekat jendela yang tertutup gorden panjang, membuat gelapnya malam menjadi sedikit temaram. Niel tidak mengenal ruangan ini, terlihat asing.

"Victor" Niel tidak bisa mencegah dirinya untuk memanggil nama itu. Mata rusanya berkedip linglung, menunggu Victor mengatakan sesuatu.

"Victor" Niel mengulang panggilan lirihnya karena Victor tidak merespon dirinya. Pria itu bahkan tidak memandangnya sama sekali, hanya tertunduk dalam diam.

Niel mengerutkan dahi, ini aneh.

"Victor, ada apa?" Niel bertanya dengan bingung karena melihat raut wajah Victor yang terlihat berantakan. "Victor?"

Benar-benar aneh. Niel mulai berpikir bahwa Victor tidak bisa mendengar suaranya. Itu jelas membuat Niel panik, ia kemudian berusaha bangun dan mengambil atensi Victor dengan sentuhannya.

"Apa yang—" suara Niel terputus ketika ia  melihat tangannya sendiri, melihat bagaimana sentuhannya menembus tubuh Victor selayaknya hanya bayangan.

Detik itu, Niel terkejut telak.

"Tidak... Victor!!" Niel mulai panik, ia terus meneriakkan panggilannya dan berusaha menyentuh Victor, namun semua tetap tidak berhasil.

Ia begitu bingung, matanya yang ketakutan memandangi jemari kecilnya, bertanya-tanya apa yang salah dengan dirinya.

Apa dia sudah mati?

Niel tidak bisa mencegah dirinya untuk menangis. Air mata menggenang di ujung matanya. Suara isakan mulai terdengar lirih seiring Niel meringkuk mundur, memeluk dirinya sendiri dengan takut.

Saat itulah Niel tersadar bahwa di ranjang tempatnya berada terdapat sosok dirinya yang lain, terbujur kaku.

Itu berhasil membenturkan Niel pada ingatannya.

Iamengingat apa yang terjadi. Ia ingat liontin emeraldnya, bagaimana ia berusaha mengambilnya dan bagaimana ia jatuh. Semua ingatan itu berakhir dengan gelapnya dasar danau dan bagaimana ia hanya bisa menunggu kematiannya seorang diri dalam dingin.

Niel akhirnya sadar bahwa sekarang ia hanyalah sosok arwah. Victor tidak bisa mendengar maupun merasakan sentuhannya.

Namun, seolah tidak bisa menerima kenyataan, Niel tidak mau menyerah, ia terus membisikkan nama Victor dalam heningnya malam dan berusaha membuat Victor menyadari keberadaannya.

Victor jelas tetap bergeming. Cahaya emerald di mata pria itu telah padam.

Niel merasakan dadanya sakit ketika melihat Victor terus menjaga tubuh matinya sepanjang malam. Pria itu sesekali menciumi wajahnya dan membisikkan pujian. Bersikap seolah dirinya hanya tertidur.

Sudah berapa lama Victor seperti ini? Sudah berapa lama dirinya mati?

Niel tidak tahu.

Ketika tengah malam tiba, Niel melihat Victor berbaring di sisi jasadnya dengan hati-hati, lalu menutup matanya untuk tidur.

Niel tahu Victor tidak terlelap. Pria itu hanya berpura-pura tidur seolah semua yang ia lakukan normal.

Arwah Niel terduduk diantara Victor dan raganya yang terbaring di ranjang. Ia terdiam begitu lama, larut dalam keheningan.

Niel berpikir begitu lama, namun ia tidak menemukan cara untuk masuk kembali ke raganya.

Pada akhirnya, ia hanya bisa berbaring dan mencoba meringkuk mendekat ke pelukan Victor, lalu berpura-pura menyandarkan kepalanya ke dada Victor.

Perseverance (BoyxBoy)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora