"Bukanlah!" jawab wanita itu sembari menutup kembali buku yang tadi ia baca.

Pria itu langsung mengambil buku yang tadi wanita itu baca, dan membaca sebuah nama yang tertera di sampul halaman utama buku itu.

"Bayu Gatra pradana, " ucapnya membaca sebait nama yang merupakan pemilik buku itu.

"Punya temen lo. Dia yang bikin puisi itu," ujar sang wanita memberitahu.

"Wah gak beres lo, ko bisa buku Bayu ada di bangku lo?"

"Heh tanyain temen lo, suruh siapa dia naro buku nya di bangku gue. Gue gabut jadi gue baca" Wanita itu melipat kedua tangan nya.

"Alah modus kan lu?"

"Lu emang ngeselin supri," jawab si wanita sembari berdecak pinggang.

"Nama gue Gavin, bukan supri!" Bela pria yang ternyata bernama Gavin itu, tak Terima.

"Serah gue lah, mulut mulut gue ko lo yang repot?" Wanita itu menatap Gavin dengan wajah menyebalkan nya.

"Repot lah, orang lo ganti nama gue,"

Di tengah tengah perdebatan mereka yang tak ada habisnya, tak lama dua orang pria masuk ke dalam kelas Gavin dengan pakaian yang sudah basah kuyup. Dua pria itu berjalan menghampiri Gavin yang masih berdebat dengan wanita si pembaca puisi tadi.

"Buset dah, berantem mulu lo berdua berjodoh aja baru tau rasa"

Timpal salah satu pria yang kini sudah berada di samping Gavin.

Gavin menoleh ke arah dua makhluk yang kini sudah berada di samping nya dengan tatapan terkejut.

"MasyaAllah. Tio, Bayu! Abis kecemplung got sebelah mana si?"

Gavin heran saat melihat kedua temannya kini sudah basah kuyup dengan celana sekolah mereka yang juga sangat kotor.

"Si Tio tuh pake ngajak gue ujan ujanan, mana gue di suruh ngepel lantai depan kelas 11 karna ni bocah"

Bayu menatap Tio yang berdiri di samping nya dengan tatapan tajam.

Tio hanya terkekeh melihat penderitaan teman nya itu, ia begitu menikmati jika Bayu menderita.

"Masa kecil lo pasti suram ya?" celetuk Wanita yang tadi berdebat dengan Gavin, masih berdiri menatap Bayu dan Tio secara bergantian.

Sontak ketiga pria tampan yang kini berdiri di hadapan wanita itu pun melihat ke arah nya secara bersamaan.

"Ahh gak atuh cantik, masa kecil Aa mah di penuhi dengan bunga bunga jadi indah. Kayak kamu, indah untuk di pandang," jawab Tio mengukir senyum termanis nya.

Gavin dan Bayu hanya terdiam menatap nya Julid.

"Temen lo tuh," gumam Bayu menyenggol Bahu Gavin sembari terkekeh kecil

"Gak kenal gue"

Gavin juga terkekeh melihat teman nya yang memang selalu mengeluarkan kata kata buaya nya.

"Ngomong apa si? ngomong sama tembok aja sono!"

Wanita itu kemudian mengambil tasnya dan segera memilih untuk meninggalkan Gavin dan juga kedua teman anehnya itu.

PANGGUNG SANDIWARA [TERBIT]Where stories live. Discover now