26. the end of the story

71 14 10
                                    

Penebusan dosa itu apa?

Memangnya... dengan mati, Younghoon bisa menebus dosanya? Itukah yang Pria itu pikirkan?

Yunjin tidak habis pikir.

Bukankah yang dilakukan Younghoon hanyalah kabur dari tanggung jawab?

Bagaimana dengan hukuman? Memangnya Maestro itu tidak akan mendapat hukuman? Maksudnya... Dipenjara, bukankah harusnya Younghoon memilih penebusan dosa dengan menjebloskan diri ke Penjara alih-alih membunuh dirinya sendiri?

Pada akhirnya, dia tidak pernah sekalipun benar dimata Yunjin.

"Apa-apaan ini, kau bahkan tidak berhasil mati," Yunjin berjongkok, menjambak pelan rambutnya frustasi.

Didepannya, Kazuha sedang menutupi dada Younghoon yang ditusuk pisau tadi, mencoba untuk menahan darah yang keluar. Percuma, tentu saja. Yang gadis itu lakukan benar-benar tidak ada gunanya.

"M-maaf, sepertinya butuh beberapa menit sampai aku bisa mati," sahut Younghoon, lemas.

Kazuha berdecak, "jangan bicara, Tuan!"

"Azazel, apa kau tidak bisa melakukan sesuatu?" Tanya Isa panik.

"Tidak, aku bukan Iblis penyembuh," Azazel menggeleng. Dia juga tidak mau melihat Younghoon mati Malam ini.

"Hei, Iblis!"

Kepala Azazel menoleh, menatap Yunjin dengan kebingungan.

"Buka pintu itu, biarkan aku keluar."

"Huh? Kau mau kemana?" Ujar Kazuha.

Yunjin tidak menjawab, ia langsung pergi dari Ruangan ini begitu Azazel membukakan pintu untuknya.

"T-tidak, tunggu! Bagaimana jika ia pergi ke Kantor Polisi—"

Lengan Kazuha digenggam, membuat gadis itu mengernyit kaget.

"Biarkan saja," ucap Younghoon.

Kazuha beralih berdiri, "aku tidak bisa diam saja," dengan cekatan, ia mengacak-acak laci untuk mencari kotak P3K.

"Aku tidak punya peralatan seperti itu, Kazuha,"

"Eh?" Kazuha menoleh, sedikit terkejut saat Younghoon menyebut namanya.

"Ayo ke Rumah Sakit, Younghoon! Kau bisa kehabisan darah jika hanya diam disini,"

"Tidak apa-apa,"

"Kau bisa mati!"

"Tidak apa-apa,"

"Bodoh, kau tidak bisa bereinkarnasi!"

"Tidak apa-apa,"

"Dan kau juga tidak bisa masuk ke Surga ataupun Neraka karena telah berhubungan dengan Iblis, hanya alam kehampaan yang menjadi persinggahan terakhirmu nanti!"

"Tidak apa-apa,"

"Katakan kalimat lain selain tidak apa-apa!" Isa membentak, kesal.

"Ugh, b-benar tidak apa-apa,"

Isa berdecak, "persetan!"

Ia lalu melirik Azazel, membuat si Iblis menghela nafas pasrah, "baik, kau juga ingin meninggalkanku, Isa?"

Yang ditanya mengangguk pelan, "maafkan aku, Azazel. Dariawal, aku memang seharusnya langsung dikirim ke alam baka."

"Terserah, lakukan apa yang kau mau," balas Azazel, kakinya melangkah ke sofa, terduduk dan menyenderkan tubuh. Kepala Iblis itu mendongak, menatap lampu dengan ekspresi serius.

[i] BOOKS OF CIRCUS : The Secret Of The Charming Maestro ✔️Where stories live. Discover now