7 - Matahari dan Sayap Pelindung

Začít od začátku
                                    

“Mau aku pukul lagi? Kali ini pukulanku bisa sampai Bojong Gede. Mau?” Haidar memukulkan kepalan tangannya ke udara. Mengancam anak-anak nakal itu. Karena takut dipukul lagi oleh Haidar akhirnya mereka lari terbirit-birit.

Haidar membantu Renza berdiri kemudian mengeluarkan semua sampah yang ada di dalam loker. Memungutnya satu per satu lalu membersihkan seragam Renza yang terkena noda saus dan remahan sisa makanan.

“Kurang bersih, tapi setidaknya masih bisa di pakai.” Haidar menyodorkan seragam itu pada Renza.

“Terimakasih, Haidar. Kamu lagi-lagi menolongku.”

“Aku akan selalu ada buat kamu, Ren. Kalau mereka kurang ajar lagi kamu harus kasih tau aku ya. Aku akan mengeluarkan jurus ular andalanku. Yihaaa!” Renza terkekeh saat melihat Haidar memasang kuda-kuda dan membentuk kedua tangannya seperti ular kobra.

Ternyata selain menjadi matahari, Haidar ini juga sudah menjadi sayap pelindung untuk Renza. Setiap kali Renza kesulitan, Haidar pasti ada. Haidar sering kali tidak memikirkan dirinya sendiri saat sedang membantunya. Jika adegan Haidar memukul  anak itu dilihat oleh guru maka tamat sudah riwayat Haidar. Sudah pasti akan dihukum atau lebih parahnya lagi bisa di skors.

Sekali lagi, terima kasih Haidar.

Sekali lagi, terima kasih Haidar

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Ayah marah lagi karena Renza. Padahal Renza sudah menjelaskan bahwa seragamnya kotor karena ia dibuli di sekolah. Tapi ayah tetap tidak percaya.

“Kamu selalu saja membuat Saya malu, Renza!” Dion yang selalu dengan nada tingginya.

“Ma-af, Yah.” Renza sesenggukan.

“Diam! Nangis terus, bisanya cuma nangis!”

“Kamu lihat Juan sekarang! Lihat dia, Renza!” Dion memegang wajah Renza, mengarahkannya pada Juan yang sedang memandanginya dari atas tangga.

“Juan belum pernah sekalipun membuat Saya malu. Dia selalu bisa membuat Saya bahagia atas prestasinya. Tapi kamu?” Dion menghela napas. Amarahnya sedikit menurun.

“Jangan bikin Saya malu lagi. Kamu ini tinggal bersama pengusaha sukses. Pakailah baju yang bersih, yang bagus, yang tidak bau seperti ini.”

“Sekarang kamu mandi dan belajar yang giat agar bisa seperti kakakmu.” Final Dion.

Renza berjalan lunglai menaiki tangga. Melewati Juan yang bahkan tidak meliriknya sama sekali. Juan selalu diam setiap Renza dimarahi oleh ayah dan mama. Meski kadang Juan tahu kebenarannya, Juan tidak pernah sekalipun membelanya. Juan hanya diam dan melihat.

Dalam hati Renza, ingin sekali dirinya dibantu oleh Juan. Ia ingin sekali bisa merasakan kasih sayang dari seorang kakak. Ingin dibela, ingin ditenangkan, ingin mendengar  kalimat “tidak apa-apa, ada kakak di sini.

Tapi mungkin, itu tidak akan pernah terjadi. Walau begitu, Renza tetap menyayanginya karena dia satu-satunya saudara yang Renza punya.

_________________
_________________

"Terima kasih sudah menjadikanku teman tanpa perlu aku memintanya

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"Terima kasih sudah menjadikanku teman tanpa perlu aku memintanya. Dan terima kasih selalu melindungi ku layaknya seorang kakak."

- Renza -

Dear Renza [TERBIT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat