(30) Apa yang Terjadi?

Start from the beginning
                                    

"Maaf Tommy, Mas Al-nya masih tidur." Sahut Andin.

"Oh, maaf, saya sedang berbicara dengan siapa?"

"Saya Andin."

"Oh, Bu Andin. Maaf, bu."

"Iya. Ada apa, Tommy? Ada hal penting yang mau kamu sampaikan ke Mas Al? Kalau iya, nanti saya coba sampaikan."

"Saya hanya mau mengingatkan Pak Aldebaran kalau hari ini jam satu siang beliau ada jadwal kontrol gudang pabrik pusat. Selebihnya, hanya pekerjaan kantor seperti biasa."

"Oh, begitu. Iya, nanti saya sampaikan ya kalau dia sudah bangun."

"Baik, Bu, terima kasih."

"Sama-sama, Tommy."

Andin menjauhkan ponsel itu dari telinganya saat sambungan keduanya sudah berakhir. Namun ia terpekur saat tak sengaja melihat salah satu notifikasi yang muncul pada handphone Aldebaran. Ada nama seorang perempuan yang tempo hari sempat membuatnya cemburu. Perempuan itu sepertinya mengirimkan pesan untuk Aldebaran.

"Al, aku upload foto kita berdua yang tadi, ya."

"Oiya, sekali lagi makasih buat bunganya *emotikon hati*."

Tanpa membuka pesan itu secara detail, Andin bisa membaca isinya dengan melihat layar notifikasi yang muncul otomatis saat layar menyala. Pesan itu tampaknya telah dikirim tadi malam, namun belum dibuka oleh Aldebaran. Satu pesan terakhir yang diakhiri dengan emotikon hati sukses membuat perasaan Andin mencelos.

Ia mematung beberapa saat. Apa maksud pesan perempuan itu kepada kekasihnya? Foto berdua? Bunga? Apakah di gala premier semalam Aldebaran bertemu dengan Aurel, lalu pria itu memberikan bunga sebagai ucapan selamat.

Ingatan gadis itu mundur ke belakang, saat kemarin ia mendapatkan hadiah bunga justru dari Rossa, bukan dari Aldebaran. Lalu, kenapa dengan perempuan lain pria itu malah bersikap lebih manis? Apa selama ini Aldebaran juga menaruh hati pada Aurel?

Tak ingin gegabah, Andin mengambil handphone-nya dan membuka akun instagram miliknya. Ia mengetikkan nama perempuan tersebut hingga akun yang ia cari ditemukannya. Dan ternyata benar, Andin menemukan foto yang dimaksud. Pada feed terakhir yang diposting oleh Aurel terlihat sosok pria yang tersenyum tipis ke arah kamera dengan salah satu lengan yang digandeng oleh wanita di sebelahnya. Wanita itu adalah Aurel.

Andin menatap Aldebaran dengan tatapan kekecewaan. Ia tidak menyangka rasanya akan sesakit itu melihat Aldebaran bersanding dengan wanita lain meski hanya di dalam sebuah foto. Andin menarik nafasnya, berusaha mengontrol perasaan kecewanya dan menahan matanya yang tampak mulai memanas.

Jarinya dengan iseng menekan salah satu fitur penanda foto pada halaman akun milik Aurel. Andin menemukan beberapa foto hasil jepretan kamera yang buram, namun Andin masih bisa melihat siapa yang ada di foto tersebut. Seorang pria yang memberikan sebuah buket bunga kepada seorang perempuan di antara kerumunan orang. Dan foto itu pertama kali diposting oleh sebuah akun gosip yang seringkali terbukti kevalidannya.

-Wow wow!! Mba Aurel dikasih bunga sama capa tuh? Ganteng banget si masnya. Mirip bos brand shopping ternama itu bukan? Lagi pdkt atau sudah jadian ini?? Co cwiitt."-

Begitulah caption yang tertulis pada postingan foto tersebut. Membaca tulisan itu membuat hati Andin semakin panas. Ia mendengus, kesal. Ponsel pria itu ia letakkan di atas nakas, sementara ponselnya ia bawa pergi ke dalam kamar mandi dengan perasaan marah dan kecewa secara bersamaan.

__________________________________

Aldebaran menggeliat dan perlahan membuka matanya. Ia melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi lewat beberapa menit. Dengan posisi setengah bangun sambil menyandarkan punggungnya, Aldebaran sedikit demi sedikit mengumpulkan nyawanya sambil mengedarkan pandangan ke seluruh kamar tersebut.

Forever AfterWhere stories live. Discover now