20

14.7K 1.5K 67
                                    

"Apa-apaan itu?"

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Apa-apaan itu?"

Baru saja Jeffry akan duduk tapi terhenti saat johnny berucap kasar entah pada dirinya atau orang lain.

"Kenapa?" Tanya jeffry kebingungan.

"Jendral, apa yang sedang anak mu lakukan sebenarnya."

Jeffry menaikan satu alisnya, "kenapa dengan jendral?" Johnny menghela nafasnya.

"Dia tadi disini duduk tepat dibelakang mu, dan bertemu dengan dua perempuan." Jeffry mulai menatap serius kearah johnny.

"Lalu?"

"Perempuan yang satu nya meminta kejelasan hubungan dengan jendral, dan kau tahu ternyata mereka sama sekali belum mengakhiri hubungannya."

Jeffry terkejut, "lalu sekarang mereka kemana?" Johnny mendecih sesaat.

"Aku tidak tau jendral pergi kemana, mereka pergi berpencar- dan yang paling membuat ku marah adalah, jendral masih menyayangi perempuan yang bernama Kirana itu."

Jeffry terdiam membisu ditempat duduknya.

"Aku baru mengetahui rahasia tentang jendral belum dengan jarrel." Ucap johnny menyenderkan punggungnya.

"Aku juga baru mengetahui nya." Ungkap Jeffry.

"Kalau begini jadinya, aku menyesal telah merestui kembar bersama anakku." Jeffry menatap lurus kearah johnny.

"Tidak ingin mendengar penjelasan dari anakku John?" Johnny lantas menggeleng.

"Itu sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa jendral telah bermain-main dengan anakku."

Jeffry menghela nafasnya, "aku angkat tangan, terserah kepadamu aku tidak akan melarang mu jika ingin membawa haikal kembali pulang kepadamu."

"Aku memang sudah berniat membawa haikal pergi dari kedua anak mu."

"Jarrel? Kau juga akan memisahkan jarrel dengan Haikal??" Johnny mengangguk.

"Bila perlu seperti itu, karena mereka berdua kembar pasti sifatnya tidak jauh berbeda."

Jeffry menganga tidak percaya, "kamu belum mengenal kedua putraku dengan benar Johnny."

"Apa maksudmu?"

Jeffry tertawa lalu menggelengkan kepalanya, "nope." Johnny dibuat kebingungan akan ekspresi wajah yang Jeffry tunjukan.

"Apa kau tega membawa haikal yang sedang mengandung anak dari putraku itu menjauh?"

"Kutanya sekali lagi, apa kamu yakin ingin membawa haikal pergi dari kedua putraku Johnny pradipta?"

Senyum miring Jeffry perlihatkan membuat johnny terdiam menatap tajam kearah sahabatnya itu.

"son and father are not much different, you devil."

↬♡↫

Jarrel tertawa melihat wajah haikal yang banyak sekali bedak bayi karena dia selalu kalah bermain game.

"Arrel curang~"

Haikal memukul-mukul jarrel menggunakan bantal sofa dengan wajah cemberut nya.

"Mana ada." Elak jarrel yang sudah menahan tangan haikal agar tidak memukulinya, masih dengan tawanya jarrel membawa haikal masuk kedalam pelukannya.

"Bibir nya biasa aja, mau aku cium?"

Haikal langsung melipat bibirnya dengan menatap garang kearah jarrel, yang dimana sudah mendaratkan sebuah ciuman diseluruh wajah haikal.

Dan mengakibatkan wajahnya ikut terkena bedak bayi, senyum haikal merekah. "Yes! Wajah arrel juga kena bedak wuuhh." Jarrel tersenyum.

Dia memang sengaja supaya Haikal tidak cemberut lagi.

Jendral baru saja masuk kedalam rumah membuat kedua orang yang sedang berpelukan dibawah sofa menoleh secara kompak kearah jendral.

"Gimana?" Tanya jarrel setelah sekian lama terdiam.

"Lancar." Ucap jendral singkat.

"Bagus, memang seharusnya begini." Jarrel mengangguk-angguk kepalanya sembari membenarkan rambutnya Haikal.

Jendral merentangkan tangannya, "sini peluk." Jendral tersenyum tipis, Haikal melirik kearah jarrel sebentar lalu jarrel mengangguk kecil.

Haikal berdiri dan berjalan pelan kearah jendral, "tunggu sebentar." Jendral melepaskan Hoodie yang ia pakai menyisakan kaos oblong nya.

Haikal memiringkan kepalanya bingung, jendral tertawa pelan, "banyak kuman, nanti kamu sakit lagi." Haikal tertawa kecil lalu masuk kedalam pelukan jendral.

Jarrel memungut Hoodie yang jendral lempar sembarangan, lalu berdecih sinis. "Gue ngerti saat lo bilang banyak kuman, habis pelukan kan Lo sama Kirana." Jendral mengacungkan jari tengahnya kearah jarrel.

"Gak usah kompor jadi orang." Ucap jendral menutup kedua telinga Haikal.

Jarrel melempar Hoodie jendral dan mengenai punggung lelaki itu, "bakar Hoodie nya sekarang, gue gak mau rumah gue banyak kuman."

"Ikal, ikal mau bakar." Ucap haikal semangat, menyembulkan kepalanya dipundak jendral dengan menjinjit.

"Dear.."

"Babe..."

Masih mau koar-koar g?

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Masih mau koar-koar g?

twin's boys are my boyfriend!Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin