"Jangan berpura-pura bodoh ! Lia sudah mengatakan semuanya padaku, kalian memiliki hubungan dibelakangku kan? Kau cemburu karena Lia lebih memilihku ketimbang dirimu. karena itu kau sembunyikan dia hingga kau bisa memiliki Lia untuk dirimu sendiri !"

"Apakah kau sudah gila? Bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu tentang aku? Aku tidak mungkin melakukan hal yang sekarang sedang kau tuduhkan. Aku tak mungkin menyembunyikan Lia"

"Jika bukan kau yang menyembunyikan dia siapa lagi?! Hanya kau tersangka utama disini. Kau merusak segalanya! dan sekarang kau bahkan mengambil Lia dariku !" Yeji berteriak lagi dan lagi. Menyudutkanku tanpa henti.

"Kau yang merusak Lia, Yeji. Tapi kau justru menuduhku yang melakukannya bukankah ini sangat menggelikan?"

"Apa maksudmu?" Yeji mendekatiku, Mencengkeram lagi baju yang kupakai dengan kedua tangannya.

"Kau yang telah merusak kebahagiaan Lia. apakah kau tak tau betapa menyedihkannya Lia? Kau bahkan selalu memukulinya, meninggalkan warna kebiruan ditubuhnya. Apakah kau pikir aku tak tau? Meskipun Lia tak pernah mengatakan siapa yang selalu menyakitinya tapi aku tau itu semua ulahmu!" Suaraku sengaja kubuat tinggi. Menantang Yeji yang seperti ingin sekali membunuhku. Dia bahkan mencengkeram bajuku dengan sangat kuat hingga aku sedikit kesulitan untuk bernafas.

"Omong kosong apa yang kau katakan huh? Kau tak tau apapun tentang aku ataupun Lia karena itu lebih baik kau tutup mulutmu !"

"Aku tau segalanya. hanya karena aku diam, apakah kau pikir aku tak tau apa yang sudah kau lakukan pada Lia dan keluarganya? Kau memanfaatkan kepolosan mereka, kau bahkan merusak Lia. Menyuruhnya melayani nafsumu dan membuat masa depannya hancur karena kau selalu menutup jalan Lianuntuk bisa berdiri sendiri tanpa bantuanmu. Termasuk hari itu, hari dimana seharusnya Lia bisa pergi keseoul untuk mengikuti audisi vocal lanjutan. tapi kau justru membayar beberapa juri dan membuat Lia kehilangan kesempatan untuk mengejar mimpinya"

"Aku bilang tutup mulutmu !" Yeji kembali berteriak. Mulai memukulku dengan kepalan tangannya hingga wajahku tertoleh kesamping dengan rasa sakit yang kini terasa berdenyut wajahku.

"Hey apa yang kalian lakukan?!" Pendeta jason terlihat berlari kearah kami. Mencoba melerai pertengkaran yang berawal dari Yeji. menarik mundur Yeju agar ia tidak lagi memukulku. Namun Yeji segera menepis tangan pendeta jason kasar dan berjalan pergi dengan ekspresi wajahnya yang masih sama. Aku tau dia tetap belum puas dan akan kembali lain waktu untuk melakukan hal yang lebih gila lagi dilain hari.

"Ryujin kau baik-baik saja?" Pendeta jason menatapku khawatir. Menunjuk sudut bibirku yang ternyata robek karena pukulan Yeji tadi dan menyebabkan pendarahan ringan. "Aku mendengar suaramu dan Yeji berteriak berkali-kali ketika berdoa, karena itu aku datang...." ucap pendeta jason. Merasa iba padaku.

"Aku baik-baik saja pendeta jason, Yeji hanya salah paham dan menuduhku telah menghilangkan Lia..." kataku.

"Semua orang berduka atas menghilangnya Lia. Kita doakan yang terbaik untuknya semoga Lia kembali dalam keadaan yang baik-baik saja...." ucap pendeta jason yang kemudian kujawab dengan anggukanku.

.
#flashback

"Berpeganglah padaku...." Yeji berbisik ditelinga Lia. Memberikan lengannya pada Lia yang kini menurut dengan melingkarkan sebelah tangannya pada tangan Yeji. Berjalan berlahan menaiki anak tangga. Masuk kedalam rumah besar milik keluarga Yeji, dimana ayah, ibu serta adik lelaki Yeji sudah menunggu mereka untuk acara makan malam bersama.

"Kau tak perlu gugup, mereka pasti akan senang melihatmu. aku berjanji..." ucap Yeji sembari menunjukan senyumnya. Membawa Lia masuk kedalam ruangan dimana keluarganya berada. Ruang makan cukup luas dengan 3 pelayan yang berdiri dibelakang tempat duduk untuk menunggu arahan kapan makanan akan mulai dihidangkan.

LOSE (JINLIA & YEJISU)Where stories live. Discover now