Aku Percaya Pada Valiando

153 20 3
                                    

Bab 2, Aku Percaya Pada Valiando

[ Prillyza Gavinda Averraroes.]

Aku menghembuskan nafas lelah karena tidak kunjung bisa tidur. Ini sudah hampir tengah malam tapi aku sama sekali tidak bisa tidur. Aku masih terpikir perkataan Jessi tadi siang, walaupun aku berusaha menyangkal itu semua tapi entah mengapa aku tetap saja kepikiran.

Padahal aku yakin jika perkataan Jessi tadi siang tidak ada yang benar. Valiando pergi pagi dan pulang larut itu kan karena memang ia sedang sibuk, apalagi saat ini Valiando sedang membangun sebuah proyek baru.

Aku percaya bahwa Valiando mencintaiku, seperti aku yang sangat mencintainya.

Clek!

Aku memiringkan kepalaku saat mendengar pintu kamarku terbuka, itu Valiando baru saja pulang.

"Kau belum tidur sayang?" tanyanya lembut dengan tersenyum manis berjalan menghampiriku yang masih terdiam memperhatikannya dari atas ranjang.

"Belum," balasku sambil menggelengkan kepalaku pelan.

"Kenapa?" tanyanya.

"Tidak apa-apa kok,"

"Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" tanya Valiando kembali, terlihat sekali bahwa wajahnya mengisyaratkan kekhawatirannya padaku.

Aku kembali menggelengkan kepalaku pelan. Bagaimana Jessi bisa berbicara seperti itu? Sikap Valiando saja sangat manis padaku. Apa mungkin Jessi menyukai Valiando makanya dia berbicara yang tidak tidak tentang Valiando agar aku meninggalkan Valiando dan Jessi bisa bersama Valiando?

"Sayang," panggil Valiando membuatku menatap ke sampingku. Entah sejak kapan Valiando sudah merebahkan dirinya di atas kasur sebelah kananku. Mungkin aku terlalu banyak melamun sehingga tidak menyadari itu semua.

"Ini sudah larut malam, sebaiknya kita tidur," kata Valiando, tangannya menangkup ke dua pipiku.

Seperti biasa sebelum tidur ia pasti akan mencium bibirku terlebih dahulu. Perlakuannya yang lembut dan penuh kasih sayang selama kami menikah membuatku tak begitu memikirkannya yang jarang di rumah.

Karena sekarang aku sepenuhnya percaya bahwa Valindo memang sedang sibuk saja. Aku yakin suatu saat ia pasti punya waktu untukku.

***

[ Valiando Fint Averrors ]

Pagi ini aku terbangun lebih awal dari pada istriku, ya walaupun sebenarnya aku memang sering bangun lebih dulu dari pada dia. Jam baru saja menunjukkan pukul 4.50 wib, aku memutuskan untuk mandi.

Setelah mandi, shalat dan berpakaian rapi untuk pergi ke kantor. Aku menghela nafas berat melihat Prillyza masih nyenyak tidur di atas kasur bergulung dengan selimut. Padahal ini sudah jam 6.00 tapi sepertinya Prillyza masih enggan untuk bangun.

Prillyza adalah wanita yang aku nikahi enam bulan yang lalu. Cantik, tapi manjanya minta ampun. Prillyza sering sekali minta ini dan itu padaku, bahkan dalam sehari ia bisa menghabiskan puluhan juta hanya untuk berbelanja.

Dari awal memang aku sudah tau jika ia memintaku untuk menikahinya karena ia ingin hartaku saja.

Tapi aku tidak peduli dengan semua itu. Selama ia tidak aneh aneh, aku akan tetap menjadi suami yang baik. Dengan melakukan kewajibanku untuk membahagiakannya.

Walaupun aku tidak mencintainya, tapi aku tidak pernah berbuat buruk padanya. Seperti yang tadi aku bilang, selama ia menjadi istri yang baik maka aku juga akan menjadi suami yang baik pula.

"Selamat pagi," sapaku seraya tersenyum manis saat melihatnya mulai terbangun dari tidurnya.

"Pagi," balasnya dengan suara serak khas bangun tidur.

Bukan Istri PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang