SECOND SPELL PART 2

Start from the beginning
                                    

Buah tomatpun pecah. Tangan kirinya belepotan. Anna membuang tomat itu ke sembarang tempat, namun pisau masih ia pegang di tangan kanannya. Anna keluar dari dapur, meninggalkan Dhandy yang memegang perutnya yang sedikit sakit, akibat tonjokan Anna.

“Di luar pintu masuk dapur, Margaret dan Robert menyapa Anna dengan senyuman. Namun karna ketakutan dan cemas, Anna menodongkan pisau yang dibawanya ke arah mereka berdua.

“Minggir.., minggir…, jangan halangi aku! Bentak Anna yang membuat kedua orang tuanya ketakutan setengah mati. Apalagi wajahnya yang sangat marah dan berlinangan air mata. Anna segera berlari menuju lantai atas dan mengunci dirinya di dalam kamar sambil menangis terisak-isak.

“Kenapa tingkah laku Anna menjadi seperti itu?? Margaret tak percaya.
Terdengar balasan dari arah dapur. Mereka berdua melihat sosok Dhandy yang berjalan tertatih-tatih dengan memegang perutnya yang masih kesakitan. “Aku juga tidak tahu. Anna baru saja…”

“Aaaawwwkkkkkkhhhhhhhh……!!!  Margaret berteriak histeris dan pingsan di tempat, namun Robert dengan sigap menangkapnya sebelum tubuh istrinya membentur lantai.

“Kenapa ibu pingsan?? Dhandy kebingungan.
“Apa kau habis di tusuk oleh Anna?? ucap Robert balik bertanya dengan cemas.

“Oh.., tadi Anna menonjok perutku dengan tangan kirinya yang masih memegang potongan tomat. Anak itu membuat perutku kesakitan dan mengotori kaos putihku. Entah film sikopat apa yang dia telah tonton…” ucap Dhandy sambil mendesah saking kesalnya.

“Baiklah.., bantu aku untuk menidurkan ibumu di sofa ruang tamu! Robert memberi kode pada Anaknya, untuk membawa ibunya ke ruang tamu.

DI DALAM KAMAR ANNA.

“Mereka semua selalu menyembunyikan sesuatu dariku. Dan sekarang semuanya terbongkar. Aku bukanlah anak mereka. Dan hari ini, kedutaan sihir akan membawaku entah pergi kemana. Weekend yang sangat menyenangkan…” dumel Anna sambil memilih-milih barang yang akan dibawanya dan yang akan dia tinggalkan sebagai kenang-kenangan di rumah ini.

“Oh tunggu.., aku punya ide bagus! pikirannya menangkap sebuah ide unik yang mungkin bisa memecahkan teka-teki kemana kedutaan sihir akan membawanya sekarang. Anna membuka sebuah laci kecil dan mencari sesuatu disana.

“Dapat…” jawabnya, ketika ia berhasil menemukan sebuah bingkai foto keluarga, dimana usia Dhandy masih tiga tahun. Dan dirinya belum ada di dalam foto itu.

“Ibu bilang.., foto ini dulunya di letakan di dekat ruang tamu. Aku yakin foto ini merekam memori kejadian dimana pengawal kedutaan sihir, pernah datang dan mengambil seseorang dari keluarga ini. Mungkin anak pungut yang lain…” ucapnya sangat percaya diri.
Anna kemudian merogoh tas selendangnya dan mengambil sebuah buku catatan, yang mana buku catatan itu adalah buku rangkuman yang selalu ia bawa ketika mengikuti khusus sihir keluarga yang di ajarkan oleh ayahnya sendiri. Mata dan tangannya membaca dan mencari setiap judul spell yang mungkin bisa membantunya sekarang.
“Dapat…” Pencariannya terhenti pada spell vision, untuk melakukan Clairvoyance.

“Dengan ini.., maka kebenaran akan bisa terungkap! Anna menyemangati dirinya sendiri.

“Vision…” sambungnya membaca catatan itu.  “Adalah spell untuk melakukan penglihatan pada waktu sebelumnya ataupun sesudahnya, tanpa ada kontak kesadaran yang melompati garis dunia. Spell vision disebut juga dengan Clairvoyance. Dimana kita tau, bahwa setiap object hidup ataupun mati, mampu merekam memori dari lingkungan sekitar mereka dan menyimpannya pada gelembung-gelembung memori yang bermuatan tak terbatas…” Tiba-tiba Anna behenti membaca.
“Untuk apa aku membaca rangkuman ini. Langsung saja ke bagian prakteknya! Sambungnya karna malas membaca catatannya sendiri.

WitchCraft the Svinc FamilyWhere stories live. Discover now