Astray Conduction

Start from the beginning
                                    

“Hei, matamu berwarna merah. Apa kau seorang vampir?”

Akasa terdiam. Mungkinkah ia ketahuan? Ia mencoba menyelusuri isi hati gadis yang sekarang tengah ketakutan itu. Ia menarik kesimpulan bahwa rupanya itu hanya sebuah dugaan kosong saja. Gadis itu tak bisa membuktikan kalau dirinya seorang vampire—salah, ia cuma setengah.

Ia tatap gadis itu. Dia juga punya sepasang mata merah.Mungkinkah dia juga vampir?

Ah....rupanya cuma albino. Sepertinya situasi ini bisa dimamfaatkan.

“Aku albino. Sama sepertimu,” kata pemuda itu dengan sedikit berbohong. Tiba-tiba ia menemukan ide bagus buat selamat.

"Kita harus sembunyi. Para angel tengah memburu albino seperti kita. Kau punya persembunyian yang bagus?" pintanya mendesak gadis itu. Ia harus bisa memanfaatkan gadis itu demi hidupnya. Tapi kalau seandainya tak bisa, ia tak punya pilihan lain selain mengancamnya dengan identitasnya.

•••
[FLYA]
Malam ini sinar bulan tertutupi awan. Itu sesuatu yang menyebalkan, karena membuat seorang Flya sulit berubah. Kalung kupunya harus terkenal cahaya agar dirinya berubah menjadi fairy angel. Flya menghela napasnya pasrah, ia mendapat tugas untuk membawa pulang atau membunuh sesosok mahluk yang telah kabur dari penjara rahasia para Fairy. Sebagai Fairy Angel dirinya harus melakukan tugas ekstra ini.

Ini menyebalkan, gumam Flya.

Bulan yang sepertinya tidak mendukung kali ini. Sehingga dirinya masih berada dalam wujud manusia. Pastinya harus kesulitan dalam tugasnya kali ini. Flya berjalan perlahan. Menatap sekitar, mungkin dengan keberuntungannya dirinya bisa bertemu Akasa. Hanya saja dirinya harus berhati-hati.

Apakah dia bisa membaca aku ketika berwujud manusia? batin Flya. 

Flya mengelilingi sebuah kompleks perumahan yang sangat sunyi. Konon katanya, ada mahluk misterius yang berada di sini. Tidak menutup kemungkinan kalau dia bersembunyi di sini, bukan?

Langkah Flya terhenti. Mata kupunya merasakan adanya sesuatu yang ganjal pada suatu rumah. Kaki Flya melangkah takut ke sana.

Menyamar menjadi manusia pasti bisa mempermudah, batin Flya.

•••
[SHEMHAZAI]
"Fuuh, malam yang indah di tempat ini," ucap Shemz tanpa peduli beberapa orang yang menatapnya dengan berbagai ekspresi.

Shemz sudah terbiasa dengan tatapan para manusia yang menganggapnya seperti orang tua yang kurang waras, apalagi penampilannya memang sangat aneh dalam pandangan ‘sosial’. Hanya memakai kemeja hawaii dan celana retro selutut, tanpa alas kaki dan selalu menghisap cerutu kuba yang abu cerutu itu mengotori jenggot tebalnya.

“Hmm,” Shemz berhenti berjalan ketika menyadari ada aura aneh di sebuah area perumahan yang dilewatinya. Dengan santainya Shemz membuang cerutu kuba mahal yang masih separuh dan berjalan pelan menuju area perumahan yang sepi itu.

Angel?” gumam Shemz saat melihat seorang wanita menyelinap ke salah satu rumah yang terdapat taman bunga di halaman belakangnya.

“Sepertinya bukan hanya Angel, ada dua mahluk supranatural lain ternyata,” Shemz bicara sendiri lalu dengan cepat berjalan menuju rumah itu.

Dengan satu lompatan luwes, Shemz sudah berada di atap rumah dan melihat dua mahluk itu bertemu. Satu lagi yang tadi disebut Angel melalui sisi lain rumah.

“Hehe,” Shemz terkekeh tanpa sebab dan mengusap jenggotnya saat berpikir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

•••
[ABIGAIL]
"Para albino? Diburu? Ini bencana!" Abigail berseru dalam kepanikannya bahkan ia sampai lupa kalau pakaian bagian bawahnya sudah basah seutuhnya. "Kita bisa bersembunyi di rumahku! Ayah punya lorong-lorong yang banyak untuk menyimpan koleksi replika-replika hewannya. Jadi kita punya banyak tempat untuk bersembunyi!" Dia melanjutkan sambil menarik tangan albino yang ia temui di semak-semak rumahnya.

Astray ConductionWhere stories live. Discover now