dua puluh empat.

Mulai dari awal
                                    

Guanlin mendengus ia kemudian ikut memeluk Renjun membuat Ayden semakin memberontak.

"Papaaa nanaaaa, ni pi nyaa kakakkk!" (Papa sana, papinya kakak)

"Gak, Papi punya Papa"

Renjun hanya bisa pasrah ketika tubuhnya terombang ambing karena Ayden dan Guanlin memperebutkan dirinya.

"Papaaaa! Argh!"

"Aduh kak!" Guanlin mengaduh ketika dengan cepat Ayden tiba tiba menggigit tangannya

"Kak, gak boleh gitu sama papa" tegur Renjun

"Papa akalll" (Papa nakal)

Renjun menghela nafas pelan. "Iya, tapi kakak gak boleh gitu. Kakak kalau di gigit gimana? Sakit ngga?"

"Eum.. kit"

"Nah. Papa juga sakit"

"Pwaaa" Ayden menatap Guanlin dengan wajah yang sudah merah dan hendak menangis

"Kakak kalau salah minta apa?"

"ntaa maap paaa"

Guanlin terkekeh. "Kiss papa dulu, baru papa maafin"

Ayden mendekat dan memberikan satu kecupan kepada Guanlin. "Mwah"

"Nah, kalau gini kan sakitnya udah ilang. Jangan di ulangi lagi ya kak? Itu jelek, gak baik" ucap Guanlin yang kemudian di angguki Ayden.

"Ya udah ayo siap siap, kakak udah mandi kan?"

"Udah, tadi gue yang mandiin"

"Ya udah, siap siap sana gih. Gue mau nyelesaiin ini dulu"

Guanlin mengangguk. "Ayo kak pakai baju. Kamu kalau keliaran pakai pampers gini doang nanti dikira papa pelihara tuyul"

"Yul tu pa?" (Tuyul itu apa?)

"Nih, tuyul tuh kamu"

"Heh! Sembarangan lu ya, anak gue di bilang tuyul"

Guanlin tekekeh kemudian mengangkat Ayden dan berlari. "Larii kak, ada induknya tuyul"

"GUANLINNNNN!!!"

*
*
*

Siang harinya, Guanlin beserta keluarga kecilnya kini sudah berada di kantor milik papanya, dimana dirinya bekerja. Hari ini adalah hari kenaikan jabatan Guanlin. Lelaki yang tingkahnya di luar nalar bagi Renjun itu sebentar lagi akan mendapat gelar baru yaitu, CEO.

"Yang, gue udah cakep belum?" tanya Guanlin saat Renjun membantu membenarkan jas yang Guanlin pakai

"Biasa aja sih. Gak ada cakep cakepnya lo"

Guanlin mencebik dan memanyunkan bibirnya, Renjun melirik sejenak. "Gak usha manyun gitu. Lo bukan kakak yang bakal terlihat seratus persen menggemaskan pas manyun"

"Dih? Siapa juga yang mau di bilang menggemaskan"

"Terus itu apa? Maksud lo manyun manyun gitu?"

"Orang gue mau nyium lo" Guanlin mendekat hendak memberikan ciuman kepada Renjun

Ceklekk

Pintu ruangan terbuka.

"Mau ngapain lin?" tanya Papa Guanlin yang melihat anak semata wayangnya itu hendak menyosor menantunya

"Ah Papa datang di waktu yang tidak tepat nih. Ganggu anaknya lagi bermesraan aja" ucap Guanlin membuat Papanya terkekeh, sedangkan Renjun hanya mendengus kesal.

"Ayden mana pa?"

"Sama Mama di bawah. Anak kamu itu ramah banget ya Ren. Semua orang di sapa sama dia"

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang