Mo guanshan

102 6 0
                                    

Mo guanshan dan teman-temannya sedang berada di club malam. Mereka bersama-sama melunangkan waktu bersama, setelah tidak bertemu tiga tahun lamanya. Li shu memanggil tiga wanita untuk menemani mereka.

Semua teman mo guanshan tau, bila mo guanshan tidak akan bertahan lama bila meminum tequila. Ya li shu suka meminum ini, dia akan menghindari duduk di samping mo guanshan bila ingin meminumnya. Padahal mo guanshan menyukai wisky, yang membut aneh temannya dia tak tahan dengan tequila.

Pukul sebelas malam, mo guanshan mendapat kabar bila seseorang yang dia kenal akan datang kembali dari luar negeri, dari jian yi. Untuk sesaat mo guanshan merasa sedikit terlupakan akan sesuatu, ya seseorang....

Lelah menunggu, dia sadar akan hal ini selama waktu ini. Bertahun-tahun dirinya tak melihat orang itu. Norwegia, mo guanshan bisa saja kesana. Tapi bagaimana bila saat itu nomornya tak dapat di hubungi? Atau bahkan keluarganya menutup kabar untuknya. Siapa yang harus dia cari bila ingin tau.

Mo guanshan tak ingin bertemu saudara orang itu, sangat menyebalkan menurutnya.

Hanya karna waktu itu, orang itu menolongnya hingga kaki kananya patah. Dan saudara yang penuh kasih dan keras kepala itu marah. Mo guanshan bertengkar dengannya dan sekarang tak ingin melihatnya lagi.

Sedikit ling lung, mo guanshan pergi ke toilet mencuci wajahnya. Tak lama kemudian kembali dan tak melihat bila dia duduk di tempat yang salah. Mengulurkan tanganya dan meminum gelas yang di depannya. Saat li shu sadar itu terlambat.

"Shit... guanshan... jangan..."
"Huh? Apa?"
"Kau... tak apa kan?"
"Hah? Oh.... kau kenapa duduk disini... emm... shhuuu~...."
""Aaaghh... sialan.. maafkan aku guanshan." Li shu meremas kepalanya yang sekarang bingung harus bagaimana dengan mo guanshan. Yang lain pun linglung dengan apa yang terjadi awalnya. Namun saat li shu memegang pundak mo guanshan, mereka tau bila masalah akan terjadi. Siapa yang di salahkan kenapa dia minum tequila? Tentu li shu yang duduk di dekatnya telat menyadari.

Yang lain membiarkan para wanita pergi setelah memberikan tip.

Saat li shu dan yang lain akan bersiap membawa mo guanshan kembali. Seseorang datang ke meja mereka dengan memakai masker hitam, Kemeja hitam dan celana hitam. Namun siapa pun bisa melihatnya, bila orang ini tampan. Terlihat dari tinggi badanya yang proposional, jam tangan mewah di tangan kirinya, rambutnya tertatap rapi serta alis yang sesuai dengan bentuk wajahnya. Namun lihat mata itu, sorot matanya tajam. Orang harus tau bila terlihat begitu, sudah pasti jangan berurusan denganya.

Li shu dan yang lainnya terdiam melihat orang yang berdiri diam di depan mereka.

"Tuan. Maaf bisakah kau menyingkir dulu. Aku harus membawa teman ku kembali." Kata li shu.

Orang itu masih diam dan masih menatap pada mo guanshan yang di pegang li shu.

"Berikan dia padaku." Katanya.
"Hah??" Terlambat tau. Mo guanshan yang di tanganya sudah hilang.

"Kau. Sialan. Berikan teman ku kembali." Li shu mengejarnya dan yang lain pun ikut serta.

"Aku mengenalnya. Lepaskan tanganmu." Katanya.

Li shu yang memegang tangan orang tersebut terkejut akan sorot matanya lebih tajam dan suara dinginnya.

"Ka.. kau membawa teman ku. Kembalikan." Li shu.
"He tian."
"He tian? Hah? Tunggu... kau.. di...dia..kau.... kembali? Baiklah tolong jaga dia. Tapi...."

"Um.." he tian pergi berlalu.

"Sial. Hei.. aku belum selesai bicara.." li shu.
"Hei.. bagaimana kalau guanshan bangun nanti?" Kata
"Benar. Guanshan akan marah nanti."
"Aku tak tau. Biarkan saja mereka. Itu salahnya juga dan kalian juga tau bagaimana guanshan selama ini kan."
"Ya... benar."
"Baiklah. Ayo kembali."

He tian membawa mo guanshan ke hotel di dekat sana. Namun sampai di dalam kamar, he tian tidak tau bila mo guanshan akan seperti itu.

Mo guanshan menaiki kursi dan bernyanyi dengan keras tak beraturan. Setelah itu menaiki tempat tidur dan menari disana. He tian yang terkejut menyesal membawanya ke sini. Mo guanshan menjatuhnkan televisi yang tidak sengaja dia sengol karna tariannya.

Setelah meminta maaf pada pihak hotel dan memberikan kompensasi. He tian membawa mo guanshan dengan membungkusnya erat dengan mantelnya, membawa ke apartemen. Setidaknya lebih luas dan tidak banyak barang. Biarkan mo guanshan berputar-putar.

"Little mo... merindukanmu.." he tian mendekap mo guanshan yang masih mabuk.

Pukul tiga pagi he tian baru bisa memejamkan mata, setelah melihat mo guanshan kesana kemari. Membawannya tidur di dekapannya.

"Ungh..." mo guanshan bangun pukul sembilan karna sinar mtahari yang samar-samar masuk dari celah jendela.

"Little mo. Kau bangun.."
"Sudah. .....? Kau..."
"Aku kembali."
".... menyingkir dari ku." Mo guanshan melepaskan diri dadi pelukan he tian.

"Jangan marah. Apa kau tidak lelah huh.."
"Apa. Kau. Lepaskan."
"Ahg... ihss.... baik. Baik.. little mo itu sakit.. baiklah, sesuka mu..."

Mo guanshan mengigit tulang belikat he tian hingga memerah dan berdarah, terdapat tanda gigi yang tajam mo guanshan.

Mo guanshan terdiam sesaat melihatnya.

"...aku...akan menghilang bila kau datang lebih lama lagi."
"Ya. Aku tau, aku tidak akan pergi." Kata he tian.

He tian di kirim pergi jauh oleh ayahnya yang maha kuasa dalam keluarganya. Kakanya sendiri harus mematuhi apa kata ayahnya. He tian tidak ingin mo guanshan menghadapi ayahnya waktu itu. Hingga membuat kesepakatan dengan ayahnya, dia bisa pergi asalkan itu delapan tahun sudah cukup baginya. Ayahnya meminta sepuluh tahun pada he tian. He tian yang terus bertengkar dengannya akhirnya memberi kan waktu sesuai keinginan he tian.

Selama waktu itu, he tian tidak hanya menjalankan perusahan He di luar negeri. Tapi diam-diam juga memulai usaha membangun perusahaan kecil miliknya sendiri. Menjauh dari mata-mata yang dikirim ayahnya. He tian tentu saja bisa melakukan itu dengan susah payah. Kebocoran kecil terjadi saat he tian pertama kali memulai. Dengan bantuan alex teman kerja sama perusahaanya, informasi itu tidak sampai ke tangan ayahnya. Alex banyak membantunya disana. Sesekali alex juga mengirim kabar tentang mo guanshan untuknya.

"Apa kau lapar?"
"Ya. Kurasa." Saat mo guanshan bangun da melihat aparteman yang sudah di kenalnya menjadi kapal pecah dia terkejut.

"Itu yang kau lakukan semalam little mo..."
"Aku? Tidak. Itu kau harusnya."
"Apa kau hilang ingatan dan ingin aku mengingatkan? Sayang."
"Shit. .. " mo guanshan lari ke kamar mandi. Dan dia juga melihat kamar mandi berantakan. Peralatan mandi berantakan. Handuk basah di lantai dan air tercecer. Ya sepertinya sedikit-sedikit mo guanshan ingat. Dia tidak ingin mandi dan he tian tetap memaksanya yang berakhir kamar mandi seperti ini.

Mo guanshan tersenyum lebut saat mengingat apa yang dia lakukan semalam dan dia bersyukur, he tian nya kembali.

.
.
.
.

Terimaksih yang sudah nunggu dan juga para dear readers yang setia 😊😍🙇
🌻🌻semoga sehat selalu dan bahagia dear readers~

090822
Fortunaars

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 09, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

He tian [Oneshot Story ]Where stories live. Discover now