dua puluh tiga. (Kilas balik)

Start from the beginning
                                    

Renjun langsung meletakan kerak telur di pangkuan Guanlin. "Lo kok ngomongin somi?!"

"Kan cuma cerita"

"Ah males ah. Udah gak mood makan gue"

"Lah? Ini masih banyak. Setengahnya aja belum"

"Gue udah gak mood. Bayar kerak telurnya, ayo pulang" ucap Renjun yang kemudian meninggalkan Guanlin

"Emang ya, lu mah aneh Ren. Lo yang mulai lo juga yang ngambek"

Renjun berbalik. "Gue gak ngambek! Gue cuma udah gak mood!"

"Ya sama aja!"

"Terserah. Cepetan bayarnya! Gue tunggu di mobil"

Guanlin terkekeh sejenak. Mau senyebelin apa kelakuan Renjun, baginya Renjun itu malah semakin menggemaskan ketika ngambek, ngomel atau marah. Setelah membayar kerak telor yang mereka makan tadi, mereka berdua pun memutuskan kembali pulang,

Sesampainya di rumah, dan bergegas untuk tidur, Renjun tiba tiba merasakan mual yang sangat menyiksa. Renjun pun buru buru ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.

Guanlin nampak kebingungan, karena Renjun bolak balik ke kamar mandi dan muntah. Guanlin sebagai suami siaga pun dengan cepat membuatkan Renjun teh hangat.

"Minum dulu yang"

Renjun mengangguk, ia bersandar di kepala ranjang dan mulai menyeruput the hangat itu. "Mual banget lin"

"Lo kenapa tiba tiba mual gini deh? Masuk angin? Atau keracunan kerak telur?"

"Gak tau. Tapi gue mual banget"

"Ya udah istirahat aja deh. Kalau besok gak mendingan kita ke rumah sakit aja"

Renjun mengangguk, ia bergerak menyamankan posisinya.

"Lin"

"Hm?"

"Matiin lampunya. Lo mah kebiasaan gak mau matiin lampu"

Guanlin yang sudah merebahkan dirinya pun sontak menghadap Renjun, "Lo aja dong. Gue udah rebahan nih"

"Lo nyuruh gue? Nah lo pikir gue sekarang lagi apa kalau gak rebahan? Lagi kayang?"

Guanlin terkekeh, "Gue kira lo lagi akrobat"

"Mata lo akrobat!"

"Husttt! Mulut lo kasar banget ya kalau ke gue. Gue liat dulu lo ke mantan lo kalem banget deh perasaan"

"Ya soalnya itu bukan suami gue"

"Emang kenapa suami lo?" tanya Guanlin setelah ia merebahkan dirinya lagi seusai mematikan lampu

"Suami gue tuh nyebelin, suka bikin emosi, absurd, terus apa lagi ya? Banyak deh. Pokoknya bawaannya pengen ngumpat kalo ada dia"

Guanlin terkekeh. "Tapi gitu gitu lo bucin banget ke suami lo"

"Kata siapa? Pembohongan publik itu"

"Nih buktinya, lo mau tidur sama suami lo"

Renjun langsung menoleh. "Ya itu kewajiban! Kalau gue tidur sama suami orang ya bisa berabe"

Guanlin terkekeh, bahkan di cahaya remang pun Guanlin masih dapat melihat raut menggemaskannya Renjun ketika kesal.

"Eh tapi gue pernah sih tidur sama suami orang. Lo jangan marah ya"

Guanlin sontak melebarkan matanya, mengubah posisinya menghadap Renjun kembali.

"Sama siapa?"

"Echan, Nana. Pas lo tinggal tiga hari kemarin"

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now