18

7.7K 1.2K 45
                                    

Membuat kesepakatan dengan para pebisnis lain tidaklah sulit. Jaemin bahkan bisa langsung membuat kontrak resminya. Jumlah produk atau uang yang akan mereka berikan, juga keuntungan lain yang bisa mereka berikan untuk balai pendidikan. Untuk mereka, Jaemin menjanjikan eksposur lebih di beberapa media sekaligus memperkenalkan produk buatan mereka pada para bangsawan. Selama berkualitas, tak sulit untuk mendapatkan banyak pelanggan. Oleh karena itu, Jaemin juga cukup selektif dalam memilih sponsor. Selain itu, Jaemin juga memberikan beberapa slot jika mereka ingin merekomendasikan orang untuk mendapatkan pendidikan yang mereka inginkan. Dan terakhir, mereka bisa memilih para lulusan dan memberikan penawaran kerja untuk mereka.

Saat ini Jaemin bersama Seungmin sedang dalam perjalanan menuju butik. Sejak tadi Seungmin terus menceritakan hal-hal yang terlewat oleh Jaemin. Walaupun terlihat mendengarkan, tapi sebenarnya pikiran Jaemin sedang melanglang buana. Ia mengingat perjanjiannya bersama Jeno. Jika dipikir-pikir, walaupun saat itu ia menolak, bisa jadi Jeno akan terus berusaha membuat perjanjian dengannya. Jeno seolah mengetahui banyak hal mengenai Jaemin, terutama hal-hal yang sengaja ia rahasiakan. Pertanyaannya, darimana pangeran itu tahu mengenai dirinya? Apa salah satu bawahannya? Rekan bisnisnya?

Bahkan tak banyak dari bawahannya yang mengetahui rahasianya. Dulu kakeknya sempat mengajarinya cara mendapatkan kesetiaan orang-orang. Dengan kesenangan, rasa takut, perasaan bersalah, balas budi atau mengikatnya dengan perjanjian. Kesenangan, itu terlalu lemah. Rasa takut, itu kuat tapi merepotkan karena harus benar-benar memegang kelemahan lawan. Perasaan bersalah, itu kuat tapi tidak berlaku kepada semua orang. Balas budi, itu juga kuat dan memiliki sedikit kemungkinan berkhianat. Lalu perjanjian, akan sangat kuat jika melakukan perjanjian sihir. Jika tidak, itu hanya akan menjadi hubungan timbal balik tanpa perasaan dan bisa berkhianat kalau ada kesempatan. Cukup beresiko.

Begitulah cara Jaemin mengumpulkan dan mengelompokkan orang-orangnya. Informasi, tugas dan berbagai macam kepentingan ia bedakan berdasarkan hal-hal seperti itu. Artinya Jaemin tak akan sembarangan mengumbar informasi pribadinya pada orangnya sekalipun. Ia melirik pada Seungmin. Diantara mereka, Seungmin adalah orang yang paling ia percayai kesetiaannya. Ini membawanya kepada masa-masa saat ia bertemu dan menempatkan anak itu ke sisinya. Ucapan sang kakek terngiang di telinganya.

"Jika kau sudah menyerap penjelasanku dengan baik, maka carilah seseorang yang setia untuk kau tempatkan ke sisimu. Seseorang yang rela menggigit lidahnya untukmu dan seseorang yang tak akan meragukanmu walau kau membunuh manusia didepan matanya. Anggap ini ujian untukmu..."

Seungmin Dominiq, keturunan bangsawan yang bangkrut dan menelan kepahitan hidup di sudut wilayah tempat Jaemin tinggal dulu. Mau tidak mau, Seungmin merasakan betapa kerasnya kehidupan dunia ini. Anak yang sejak kecil terpaksa mencuri demi bertahan hidup. Satu roti, dua roti, lama kelamaan ia berhasil mencuri perhiasan murah yang dijual pedagang pasar. Awal-awal ia mendapat makian dan pukulan saat ketahunan. Selanjutnya ia terbisa pulang ke kontrakan kecilnya dalam kondisi babak belur.

Lama-lama ia menjadi pencopet handal. Usianya sama dengan Jaemin, mungkin itulah yang membuat Jaemin melirik anak itu untuk pertama kalinya. Menurut informasi yang beredar, Seungmin yang terbiasa mencopet memiliki seorang ibu penyakitan yang harus ia urus. Itu bukan latar belakang yang jarang. Banyak anak-anak yang memiliki nasib sama seperti Seungmin. Bahkan ada yang lebih parah. Di lingkungan kumuh tempat Seungmin tinggal, mungkin ada sekitar tujuh anak yang juga memiliki nasib serupa.

Yang membedakannya dengan anak lain adalah sorot mata yang tak lagi mengenal rasa takut. Biar saja ia dipukiuli jika ketahuan. Biar saja ia baku hantam dengan anak lain demi mempertahankan hasil curiannya. Ia kuat dan tidak takut walau harus dibunuh sekalipun. Alasannya hanya satu. Karena hanya itulah pilihan yang ia punya. Mau tak mau, walau ia akan mati sekalipun, ia tetap harus berjuang untuk hidup. Hukum rimba berlaku juga baginya. Ia tak segan-segan mengambil hasil curian anak lain jika memiliki kesempatan. Bagi Seungmin, saling menggigit adalah hal yang lumrah.

{JGN DIBACA LAGI, UDAH AKAN DI-UNPUB} Perjanjian Dengan Pangeran (nomin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang