Pengantin Sandera

Part 2

Sebuah helicopter tampak melakukan pendaratan di sebuah heliped di atas bangunan pencakar langit. Beberapa bodyguard yang mengetahui siapa yang datang langsung mendekat dan memasang tangga di bawa helicopter. Setelahnya Noe Erlangga turun dari helicopter dengan membopong tubuh Allura yang masih berbalut gaun pengantin, yang masih belum sadarkan diri sejak 12 jam lalu.

Noe Erlangga kemudian masuk ke sebuah lift khusus yang akan membawanya ke sebuah penthouse. Di dalam lift tersebut laki-laki yang merupakan seorang tentara bayaran itu tidak berhenti memandangi wajah ayu yang tampak pulas dalam gendongannya. Namun, hanya ada dua kemungkinan nasib perempuan tersebut jika sudah berada dalam sanderanya-Jika terbukti seorang pemakai, maka akan ditangkap dan dieksekusi oleh organisasinya.

Pintu lift terbuka dan langsung membawa Noe ke sebuah ruangan besar yang megah oleh interior-interior mahal. Lalu membawa perempuan dalam gendongannya itu ke ruangan tengah yang dihuni oleh sofa panjang. Namun, bukan di sofa panjang itu Allura ditempatkan.

Noe meletakkan tubuh Allura di sebuah kursi kayu dan mengikatnya selayaknya seorang sandera. Setelahnya menunggu perempuan itu sampai sadar.

Noe melepaskan jas hitamnya dan meletakkannya di atas sofa. Setelah itu menggeser pintu kaca besar bertirai putih yang membawanya ke balkon yang memperlihatkan pemandangan kota yang penuh dengan gedung-gedung tinggi. Di sana dia menyalakan vape dan menikmati sejenak waktu senggangnya. Sampai kemudian sebuah deringan ponsel di saku celananya membuyarkan kesendiriannya.

"Ya?"

"Apa target sudah bangun?"

"Belum. Kayaknya dia lagi menikmati mimpi indah." Noe menatap Allura seraya mengisap vape dan mengembuskan asap beraroma mint.

"Kejar dia sampai membuka mulut. Aaron kayaknya cukup serius berhubungan dengan Allura. Kita gunakan perempuan itu untuk memancing Aaron masuk ke dalam perangkap."